Selasa, 15 September 2015

motif bahan lunak



A.   UNSUR ESTETIKA DAN UNSUR ERGONOMIS PRODUK KERAJINAN BAHAN LUNAK
1.      Unsur estetika
Unsur estetika atau keindahan adalah  nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni, sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika  mencerap objek seni.
Prinsip unsur estetika seperti  kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

2.      Unsur ergonomis
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan.
Unsur ergonomis karya kerajinan :
a.       Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
b.       Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak  digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang  tinggi.
c.       Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan. Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau  terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi  kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai  tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

B.   MOTIF RAGAM HIAS PADA KERAJINAN BAHAN LUNAK
Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing. Di samping perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaan-persamaannya, misalnya jenis, bentuk, motif hias, pola susunan, pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya.

1)      Motif realis
Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.







realis.jpg

2)      Motif geometris


geometris.jpg

Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur  dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi  empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder. Motif geometris merupakan motif tertua yang sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Awalnya berupa titk, dan bidang. Namun seiring perkembangannya menjadi seperti meander, pilin, lereng, banji, kawung, jlamprang, dan tumpal.


3)      Motif dekoratif
Dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang  tidak terlalu ditonjolkan. Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan deformasi atau penstiliran alami. Bentuk-bentuk objek di alam  disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk  aslinya. Misalnya, bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan.  Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada pada motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.






dekoratif.jpg

4)      Motif abstrak


abstrak.jpg

Motif abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali objek asal yang digambarkan atau memang benar-benar  abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan geometris.




C.    TEKNIK PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK
a.      Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.
Ø  Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
Ø  Teknik Putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci.
Ø  Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.

b.      Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.

c.       Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa.

d.      Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.

e.       Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.

bahan lunak kwu



A.  Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak

Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak.
1.      Bahan Lunak Alami
Bahan lunak alamia dan bahan lunak yang diperoleh dari alam sekitar dan pengolahannya juga secara alami, tidak dicampur maupun dikombinasikan dengan bahan buatan.
Contoh : tanahliat, seratalam, dankulit.
2.      Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah menja dilunak.
Conoh : buburkertas, gips, fiberglass, lilin, spons, dansebgainya.

B. Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Produk dari kerajinan bahan lunak sangat beragam. Mulai dari karya kerajinan yang digunakan untuk kebutuhan fungsi pakai dan karya kerajinan untuk hiasan.
Contoh produk kerajinan :
a.      Tanah Liat
Kerajinan yang terbuat dari tanah liat sering dikenal dengan kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalaui proses yang sedemikian rupa (dipijat, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah.
Contoh : gerabah dan keramik.
b.      Kerajinan Serat Alam
Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat dengan cara menganyam.
Contoh : tas, dompet, topi, alas meja, tempat lampu.
c.       Kerajinan Kulit
Kerajinan ini menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah disamak, kulit mentah dan kulit sintetis. Kulit hewan yang sering digunakan adalah kulit sapi, kerbau dan buaya.
Contoh:tas, sepatu, wayang, dompet sdanjaket.
d.      Kerajinan Gips
Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air dalam waktu yang lama jika sudah menjadi padat. Pada saat proses pengerasan gips akan terasa panas. Proses pembuatannya, dicairkan dahulu, jika ingin bentuk sesuai yang diinginkan maka diperlukan cetakan. Cetakan ini biasanya terbuat dari silicon rubber, tetapi paling mudah menggunakan platisin atau tanah liat. Fungsi kerajinan gips biasanya dapat berupa hiasan dinding, mainan, dll.
e.       Kerajinan Lilin
Jika ingin membuat kerajinan ini dengan bentuk yang unik, maka lilin harus dicairkan dengan proses pemanaan diatas api atau kompor.
f.       Kerajinan Sabun
Kerajinan ini dibuat dengan bahan sabun batangan. Sabun diolah dengan dua cara, yaitu :
1)      Mengukir sabun
Contoh : binatang, buah, dan flora ukiran.
2)      Membentuk sabun
Yaitu sabun diparut hingga menjadi bubuk, dicampur sagu dan sedikit air, lalu dibuat adonan baru seperti membuat bentuk plastisin.
g.      Kerajinan Bubur Kertas
Sisa kertas dapat dimanfaatkan untuk beraneka ragam kerajinan. Salah satunya bubur kertas. Kertas yang dapat digunakan untuk kerajinan ini berupa kertas bekas, tisu, Koran dll.

C. Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

a)      Karya Kerajinan Sebagai Benda Pakai
Karya kerajinan sebagai benda pakai meliputi segala bentuk kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah atau dikenakan sebagai pelengkap busana. Sebagai benda pakai. Produk karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, unsure keindahan hanya sebagai pendukung.
b)     Karya Kerajinan Sebagai Benda Hias
Karya kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen estetis. Jenis ini lebih menonolkan aspek keindahan dari pada aspek kegunaan.