BIOGRAFI
LENGKAP PAHLAWAN INDONESIA
Biografi Ir Soekarno Presiden Pertama
Indonesia
Ir
Soekarno adalah
Presiden pertama Republik Indonesia. Ia mempunyai peranan yang sangat besar
dalam proses kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945,
dengan melewati perjuangan hingga akhirnya dapat merdekakan bangsa Indonesia
dari penjajahan Belanda. Ia juga dikenal sebagai bapak Proklamator Kemerdekaan
Indonesia.
Soekarno
lahir di Blitar, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau
merupakan anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah) dan Ida Ayu
Nyoman Rai (ibu). Ibunya merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama
Hindu, sedangkan ayahnya sendiri beragama Islam.
Soekarno
mempunyai nama asli Kusno saat lahir, namun karena sering mengalami sakit, saat
ia berusia lima tahun namanya diubah menjadi Sukarno oleh orangtuanya. Beliau
merupakan anak ke-dua dari dua bersaudara. yang pertama kakaknya bernama
Sukarmini.
Soekarno
pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya pindah ke Mojokerto,
karena mengikuti orangtuanya yang pada saat itu ditugaskan di kota tersebut. Di
Mojokerto, Soekarno bersekolah di Erste
Inlandse School. Namun pada bulan Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).
Pada
tahun 1915, Seokarno telah lulus dari ELS dan berhasil melanjutkan
pendidikannya ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia diterima di HBS karena bantuan
seorang teman ayahnya yang bernama H.O.S Tjokroaminoto. Saat di Surabaya, ia
tinggal di pondokan kediaman Tjokroaminoto yang telah memberinya tempat
tinggal.
Di
Surabaya, Soekarno bertemu denan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang
dipimpin oleh Tjokroaminoto pada saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono,
Hj.Agus Salim, dan Abdul Muis.
Soekarno
aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo sebuah organisasi
kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada
tanggal 7 Maret 1915. Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman
Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan
anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman.
Setelah
lulus dari HBS Soerabaja bulan Juli 1921, Soekarno melanjutkan ke
Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil
jurusan teknik sipil pada tahun 1921. Ia dinyatakan lulus ujian insinyur pada
tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926
dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya.
Saat
di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota
Sarekat Islam. Di sana ia berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto
Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin
organisasi National Indische Partij.
Pada
tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan
hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Pada tanggal 4
Juli 1927, beliau mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia), dengan tujuan
Indonesia Merdeka. Aktivitasnya di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada
tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan besoknya dipindahkan ke Bandung,
untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke
Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia
Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada
bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang
merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933,
dan diasingkan ke Pulau Flores. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 ia diasingkan
ke Provinsi Bengkulu. Beliau baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang
pada tahun 1942.
Penjajahan Jepang
Pada
masa penjajahan Jepang (1942-1945) pemerintahan Jepang memanfaatkan tokoh-tokoh
Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap
organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang mereka buat untuk menarik hati
dari penduduk Indonesia.
Beberapa
organisasi bentukan Jepang antara lain : Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat
(Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh penting seperti Soekarno, Moh. Hatta, Ki
Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lain aktif dalam organisasi
tersebut. Dan tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan
Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun tidak semua tokoh-tokoh
nasional yang setuju bekerja sama dengan Jepang, bahkan ada gerakan bawah tanah
dan gerakan pemberontakan lainnya karena menganggap Jepang adalah fasis yang
berbahaya.
Soekarno
aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah
merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk
merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Ruang sidang BPUPKI - Image courtesy of operator.web.id
Soekarno
bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang
(resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang
menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI,
Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Peristiwa Rengasdengklok
Terjadinya
perbedaan antara golongan tua dengan golongan muda pada saat itu. Perbedaan
tersebut mengenai hal kemerdekaan, ke-dua golongan tersebut sama-sama
menginginkan kemerdekaan, namun golongan tua ingin proklamasi melalui PPKI,
sedangkan golongan muda tidak ingin proklamasi melalui PPKI karena organisasi
tersebut merupakan bentukan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar
Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda
khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan
bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Rengasdengklok - Image courtesy of
smansax1-edu.com
Akhirnya
pada tanggal 16 Juli 1945, peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah
pemuda antara lain Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan
"Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta yang dibawa ke
Rengasdengklok, untuk didesak agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan
Indonesia karena kekalahan Jepang pada saat itu dengan pasukan Amerika. Namun
Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan
mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno
menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya
tanggal 17 Agustus 1945.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno bersama Moh. Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia yang salah satunya disebarkan melalui media
Radio untuk rakyat di seluruh Indonesia.
Menjadi Presiden Republik Indonesia Dan Akhir
Jabatan
Pada
tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada tanggal 29
Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh
KNIP. Ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada periode 1945-1966.
Pada
saat menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi
Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah. Ia
tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan
tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang tidak boleh diubah.
Pada
tahun 1960 terjadi pergolakan politik yang hebat di Indonesia, penyebab
utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia)
yang dikenal dengan sebutan G30-S/PKI dimana dari peristiwa ini kemudian
membuat pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir ditandai
dengan adanya "Supersemar" atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun
1966 yang ditandatangani oleh Soekarno. Surat tersebut berisi perintah kepada
Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga
keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu
digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat
untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.
MPRS
pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan
Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan kepada
Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila
presiden berhalangan.
Pada
tanggal 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan
Kekuasaan di Istana Merdeka. Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka
Soeharto menjadi kepala pemerintahan Indonesia. Setelah melakukan Sidang
Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar
Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik
IndonesiaI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.
Istri dari Soekarno
Kami
membaca beberapa referensi ada 2 pendapat yang berbeda mengenai istri dari
Soekarno, ada yang menyebutkan mempunyai 3 istri dan ada yang menyebutkan
beliau memiliki 9 istri. Kami lebih memilih 9 orang istri, karena kami membaca
dari situs wikipedia yang kami anggap dapat dipercaya akan kebenarannya. Jika
ada kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Anda.
1.
Oetari
(1921-1923)
2.
Inggit
Garnasih (1923-1943)
3.
Fatmawati
(1943-1956)
4.
Hartini
(1952-1970)
5.
Kartini
Manoppo (1959-1968)
6.
Ratna
Sari Dewi (1962-1970)
7.
Haryati
(1963-1966)
8.
Yurike
Sanger (1964-1968)
9.
Heldy
Djafar (1966-1969)
Akhir Hayat Soekarno
Soekarno
telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di
Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas
Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat
tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.
Soekarno
masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21
Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta
dengan status sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari
RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan
wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar
Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan.
Penghargaan
Soekarno
mendapatkan gelar Doktor
Honoris Causa dari 26
universitas di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang
memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain Universitas Gajah Mada
(19 September 1951), Institut Teknologi Bandung (13 September 1962),
Universitas Indonesia (2 Februari 1963), Universitas Hasanuddin (25 April
1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Universitas
Padjadjaran (23 Desember 1964), dan Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965).
Mendapatkan
penghargaan bintang kelas satu The
Order of the Supreme Companions of OR Tambo dari Presiden Afrika Selatan Thabo
Mbeki. Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena telah mengembangkan
solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah
menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan
membebaskan diri dari apartheid.
Profil Mohammad Hatta
Nama : Dr. Drs. H. Mohammad Hatta
Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902
Meninggal : Jakarta, 14 Maret 1980 (umur 77)
Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902
Meninggal : Jakarta, 14 Maret 1980 (umur 77)
Makam
: Taman Makam Proklamator
Bung Hatta
Zodiac : Leo
Hobby : Membaca | Menulis
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim
Anak : 3
Agama : Islam
Zodiac : Leo
Hobby : Membaca | Menulis
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim
Anak : 3
Agama : Islam
Biografi
Mohammad Hatta
Siapa yang
tidak kenal dengan Bung hatta. Beliau adalah wakil presiden pertama republik Indonesia.
Bung hatta atau Mohammad hatta lahir di bukit tinggi pada tanggal 12 Agustus
1902. Beliau mulai kenal dengan berbagai pergerakan sejak tinggal di MULO kota
padang. Selain itu beliau juga masuk di organisasi Jong Sumatranen Bond. Beliau
juga pernah menempuh sekolah di Belanda yaitu di sekolah Handels Hoge School
Roterdam pada tahun 1921. Dalam beberapa buku biografi Mohammad Hatta,
beliau juga pernah ikut bergabung dalam organisasi pergerakan yaitu Indische
Vereniging. Organisasi tersebut merupakan organisasi yang menolak kerjasama
dengan Belanda.
Mohammad
Hatta lulus dari handles economis atau bisa disebut dengan ekonomi perdagangan
pada tahun 1923. Awalnya beliau akan menempuh pendidikan doctor di bidang
ekonomi tetapi pada tahun tersebut juga dibuka jurusan baru yaitu hukum Negara
dan hukum administrasi. Akhirnya beliau lebih memilih untuk melanjutkan ke
jurusan tersebut dibandingkan ke jurusan doctoral. Karena masalah perpajangan
studinya ini, beliau akhirnya menjadi ketua PI (perhimpunan Indonesia). Beliau
juga pernah menyampaikan pidato tentang struktur ekonomi dunia dan juga tentang
pertentangan kekuasaan. Pidato ini banyak sekali diceritakan di berbagai buku
biografi Mohammad Hatta.
Dari tahun
1926 sampai tahun 1930, Mohammad hatta selalu menjadi ketua di perhimpunan
Indonesia. Sampai beberapa waktu akhirnya Perhimpunan Indonesia berbuah menjadi
sebuah organisasi politik. PI awalnya Cuma perhimpunan mahasiswa Indonesia.
Perhimpunan Indonesia dapat mempengaruhi pergerakan politik di Indonesia pada
waktu itu. Sampai akhirnya pemufakatan perhimpunan politik Indonesia mengakui
PI sebagai salah satu gerakan pergerakan politik Indonesia yang berasal dari
Eropa. Dalam buku Biografi Mohammad hatta diceritakan
bahwa Pi melakukan berbagai propaganda di luar Belanda. Setiap melakukan
perkumpulan di eropa, selalu Mohammad hatta sendiri yang menjadi delegasi dari
PI.
Pada tahun
1923, Mohammad hatta pulang ke tanah air Indonesia. Pada saat di Indonesia
beliau lebih banyak disibukkan dengan menulis artikel politik yang di muat di
surat kabar daulat ra'jat. Selain itu beliau juga mengadakan berbagai kegiatan
politik dan juga melatih kader-kader politik dari partai Pendidikan nasional
Indonesia. Pada saat penahanSoekarono di
ende flores, Mohammad hatta banyak menuliskan artikel pertentangan keras
terhadap penahannya tersebut. Pada bulan februari, pemeritahan Belanda akhirnya
menahan semua pemimpin dari partai pendidikan nasional Indonesia. Ada 7 orang
anggota partai yang ditahan di daerah Boven Digoel. Pada biografi Mohammad
Hatta, dituliskan ketika beliau dipenjara beliau sempat menulis buku yang
berjudul krisis ekonomi dan kapitalisme.
Beliau dan
teman-temannya mengalami pembuangan ke berbagai hal. Tetapi selama mengalami
masa tersebut Mohammad Hatta tetap menulis berbagai artikel tentang politik dan
juga ekonomi. Pada masa pemerintahan Jepang, Mohammad Hatta sempat ditawarin
untuk menjadi penasehat pemerintahan Belanda. Pada masa pambacaan teks
proklamasi, beliau diminta oleh Soekarno untuk
menyusun teks proklamasi. Sebenarnya masih banyak sekali cerita tentang biografi Mohamamad Hatta. Untuk pemuda Indonesia harus
mengetahui tentang seluruh sejarah beliau.
“Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena
penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas,
tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu.”
“Memang benar pepatah Jerman: ‘Der Mensch ist, war es
iszt’, artinya: ‘sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan.”
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal
namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.”
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari
bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah
sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa
lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama
saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”
Pendidikan
Mohammad Hatta
§
Nederland
Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)
§
Sekolah
Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia (1921)
§
Meer
Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang (1919)
§
Europeesche
Lagere School (ELS), Padang, 1916
§
Sekolah
Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau (1913-1916)
Karir
Mohammad Hatta
§
Ketua
Panitia Lima (1975)
§
Penasihat
Presiden dan Penasehat Komisi IV (1969)
§
Dosen
Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1954-1959)
§
Dosen Sesko
Angkatan darat, Bandung (1951-1961)
§
Wakil
Presiden, Perdana menteri, dan Menteri Luar Negeri NKRIS (1949-1950)
§
Ketua
delegasi Indonesia Konferensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
§
Wakil
Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (1948-1949)
§
Wakil
Presiden RI pertama (1945)
§
Proklamator
Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
§
Wakil Ketua
Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (1945)
§
Anggota
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (1945)
§
Kepala
Kantor Penasehat Bala Tentara Jepang (1942)
§
Ketua
Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
§
Wakil
Delegasi Indonesia Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927- 1931)
§
Ketua
Perhimpunan Indonesia, Belanda (1925-1930)
§
Bendahara
Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
§
Bendahara
Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
§
Partai
Nasional Indonesia
Organisasi
Mohammad Hatta
§
Club
pendidikan Nasional Indonesia
§
Liga
menentang Imperialisme
§
Perhimpunan
Hindia
§
Jong
Sumatranen Bond
Penghargaan
Mohammad Hatta
§
Pahlawan
Nasional
§
Bapak
koperasi Indonesia
§
Doctor
Honoris Causa, Universitas Gadjah Mada, 1965
§
Proklamator
Indonesia
§
The Founding
Father's of Indonesia
Nama : Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Zodiac : Virgo
Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)
Makam : Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Zodiac : Virgo
Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)
Makam : Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
Agama : Islam
Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib
Ibu: Siti Saadah
Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib
Ibu: Siti Saadah
Profil
Mohammad Yamin
Mohammad
Yamin merupakan pahlawan yang memperjuangakan persatuan dan kesatuan pemuda
melalui Sumpah Pemuda tahun 28 Oktober 1928. Beliau adalah seorang sastrawan,
politikus dan ahli hukum yang disegani sebagai Pahlawan nasional Indonesia.
Beliau Lahir di Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Biografi Mohammad Yamin dimulai dari Riwayat
pendidikan Mohammad Yamin di awali dengan pendidikan dasar d Palembang,
kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta yaitu Sekolah AMS. Disana ia
juga mempelajari sejarah purbakala dan beberapa bahasa di dunia seperti latin,
kael dan Yunani. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Ia
memperoleh gelar Messter in de Rechten/Sarjana Hukum dari Rechtshoogeschool te
Batavia.
Kisah hidup
Mohammad Yamin pada masa penjajahan pemerintahan Belanda, di isi dengan
bergabung dengan beberapa organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi yang ia
ikuti saat beliau masih kuliah adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama
organisasinya ini Beliau terlibat dalam panitia Sumpah pemuda. Setelah
mendapatkan gelar S 1 nya ia juga bergabung menjadi anggota PARTINDO yang tidak
bertahan lama. Biografi Mohammad Yamin dilanjutkan keikutsertaan Mohammad
Yamin mengikuti organisasi Gerinda bersama kapau Gani, Amir Syarifuddin dan
Adenan. Pada saat pemerintahan penjajah jepan Mohammad Yamin masih tetap
bergerak untuk mencapai kemerdekaan melalui Pusat Tenaga Rakyat bentukan
Jepang. Selain itu ia juga terpilih sebagai anggota dalam badan bentukan
pemerintahan jepang yaitu badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
Setelah
Indonesia mendapatkan kemerdekaan dan kekuasaan negara dipimpin olehSoekarno Hatta, beliau
diangkat sebagai pemangku jabatan penting dalam sebuah negara.Biografi Mohammad yamin mencatat beliau pernah
menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 1950. Cerita hidup Mohammad Yamin
dilanjutkan dengan menjadi menteri kehakiman pada tahun 1952 hingga 1952.
Dilanjutkan dari tahun 1953 hingga 1955 Beliau menjadi menteri Pengajaran,
Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau juga sempat menjabat ketua Dewan perancang
Nasional pada tahun 1962. Beliau juga menjadi pengawas IKBN Antara (1961-1962)
dan menjadi menteri penerangan (1962-1963).
Terlepas
dari biografi Mohammad Yamin yang mencatat keberhasilan karier nya di bidang
politik, beliau juga merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan. Beliau juga
dikenal sebagai perintis puisi Modern di Indonesia. Beliau sering menulis dan
menerbitkan tulisan-tulisannya dalam journal berbahasa belanda maupun berbahasa
melayu. Karyanya yang telah diterbitkan adalah puisi Tanah Air dan Tumpah Darahku.
Karyanya tersebut sebagian besar berbentuk sonata. Tidak hanya terbatas pada
puisi, beliau juga menerbitkan esai, drama dan terjemahan karya Shakespeare dan
Rabindranath Tagore.
Pahlawan
Nasional Indonesia ini mengakhiri Biografi Mohammad Yamin dengan
tutup usia di Jakarta pada tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun.
Berdasarkan perjuangan hidup Mohammad Yamin kepada Indonesia, beliau mendapat
penghargaan Bintang Mahaputra RI dari Presiden, Penghargaan Corps Polisi
Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada dan Panca Darma
corps, dan penghargaan panglima Kostrad.
Pendidikan
Mohammad Yamin
§
Hollands
Indlandsche School (HIS)
§
Sekolah guru
§
Sekolah
Menengah Pertanian Bogor
§
Sekolah
Dokter Hewan Bogor
§
AMS
§
Sekolah
kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta
Karir
Mohammad Yamin
§
Ketua Jong
Sumatera Bond (1926-1928)
§
Anggota
Partai Indonesia (1931)
§
Pendiri
partai Gerakan Rakyat Indonesia
§
Anggota
BPUPKI
§
Anggota
panitia Sembilan
§
anggota
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
§
Menteri
Pendidikan
§
Menteri
Kebudayaan
§
Menteri
Penerangan
§
Ketua Dewan
Perancang Nasional (1962)
§
Ketua Dewan
Pengawas IKBN Antara (1961–1962)
Penghargaan
Mohammad Yamin
§
Gelar
pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973
§
Bintang
Mahaputra RI
§
Tanda
penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan
Panca Darma Corps
§
Tanda
penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Petaka Komando Strategi
Angkatan Darat
BIOGRAFI SOEPOMO
Nama Lengkap
: Soepomo
Tanggal Lahir : 22 Januari 1903
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Zodiac : Aquarius
Meninggal : Jakarta, 12 September 1958 (umur 55)
Tanggal Lahir : 22 Januari 1903
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Zodiac : Aquarius
Meninggal : Jakarta, 12 September 1958 (umur 55)
Makam : Pemakaman keluarga di kampung
Yosoroto, Sala
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Profil
Soepomo
Pahlawan
nasional yang merupakan pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 ini dikenal dengan
nama Prof. Mr. Soepomo. Ia adalah seorang ahli hukum pada generasi pertama yang
sudah ada ketika Indonesia merdeka. Dalam biografi Soepomo, semasa hidupnya
hingga akhir hayatnya ia juga berturut serta berperan dalam pembentukan adanya
sistem nasional. Nama Soepomo sering terdengar saat menempuh pendidikan di
sekolah dasar maupun menengah. Berikut akan diulas kembali sejarah dari beliau,
agar anda bisa mengetahui secara jelas dan mengingat kembali perjalanan hidup
Soepomo saat memerdekakan Indonesia.
Prof. Mr.
Soepomo lahir di kota Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 22 Januari 1903.
Dalam biorafi soepomo disebutkan bahwa ia terlahir dari kalangan keluarga
ningrat aristocrat jawa. Kakek dari pihak ibunya adalah Raden Tumenggung
Wirjodirodjo, bupati Nayak dari Sragen. Sedangkan Kakek dari pihak ayahnya
adalah raden Tumenggung Reksowardono, bupati Anom Sukaharjo pada masa
kejayaannya dulu. Pada tahun 1917 pahlawan Soepomo beruntung memiliki keluarga
dari keluarga priyayi, sehingga ia memiliki kesempatan untuk bisa menjajaki
pendidikan di ELS yaitu sekolah yang setingkat dengan sekolah dasar di daerah
Boyolali. Kemudian di tahun 1920 Soepomo melanjutkan pendidikannya di MULO di
kota Solo. Setelah itu meneruskan pendidikan hukumnya di Bataviasche
Rechtsschool di Batavia dan lulus pada tahun 1923. Kemudian ia ditunjuk oleh
kolonial Belanda sebagai pegawai negeri pemerintahannya yang di bantu oleh
ketua dari pengadilan negeri Sragen tahun 1977. Kemudian di antara tahun 1924
hingga 1927, beliau mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke
Rijksuniversiteit Leiden di Belanda yang dibimbing oleh Cornelis van
Vollenhoven. Ia adalah seorang professor hukum arsitek yang dikenal sebagai
tokoh ilmu hukum adat Indonesia dan seorang ahli hukum di bidang hukum
internasional, yaitu salah satu konseptor Liga Bangsa Indonesia.
Pada tahun
1927 dalam biografi Soepomo juga dijelaskan bahwa ia pernah menyandang gelar
sebagai doctor dengan judul disertasinya yaitu Reorganisatie van het Agrarisch
Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi Sistem Agraria di Wilayah
Surakarta). Dalam disertasinya, Soepomo bukan hanya mengupas adanya sistem
agraria tradisional saja akan tetapi juga meneliti hukum-hukum kolonial yang
terkait dengan pertahanan di daerah Surakarta. Dengan menggunakan bahasa
belanda yang ditulis secara halus dan tidak langsung dan menggunakan argument
kolonialnya, kritik Soepomo atas wacana-wacana kolonial yaitu tentang proses
transisi agrarian di letakkan dalam disertasinya tersebut.
Pada buku
biografi soepomo tentang bahasa belanda yang terkait dengan krtikan-kritikan
tersebut yang pada dasarnya saat menyatakan kritikan kolonialnya, Soepomo
meletakkan etika jawanya saat melakukan penulisan subjeytivitas pada
argumentnya tersebut. Ini bisa dilihat di buku Frans Magnis-Suseno tentang
etika jawa dan buku Ben Anderson tentang Language and Power, sebagai patokan
tentang etika jawa untuk memahami strategi dan cara pandang agensi
Soepomo.
Hampir tidak
ditemukan di biografi Soepomo, kecuali satu karangan Soegito (1977) yang
menyatakan bahwa berdasarkan departemen pendidikan dan kebudayaan, Marsilam
Simanjutak mengatakan bahwa Soepomo adalah sumber munculnya fasisme di Negara
Indonesia karena adanya kekaguman Soepomo terhadap sistem pemerintahan jepang
dan jerman. Simanjuntak menilai bahwa Negara orde baru pada jendral Soeharto
adalah bentuk Negara yang sistem pemerintahannya paling dekat dengan Soepomo.
Akan tetapi ini perlu di pertimbangkan dan diperdebatkan lagi. Soepomo
meninggal di usia muda akibat sakit serangan jantung yang dideritanya. Ia
meninggal pada tanggal 12 September 1959 di Jakarta dan dimakamkan di daerah
Solo. Semoga informasi di atas dapat memberikan gambaran serta wacana bagi
pembaca.
Pendidikan
Soepomo
§ ELS (Europeesche Lagere School) di
Boyolali (1917)
§ MULO (Meer Uitgebreid Lagere
Onderwijs) di Solo (1920)
§ Bataviasche Rechtsschool di Batavia
(lulus tahun 1923)
§ Rijksuniversiteit Leiden/Leiden
University (1924)
Karir
Soepomo
§ Pegawai yang diperbantukan pada
Pengadilan Negeri Yogyakarta
§ Anggota Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
§ Anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
§ Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
§ Menteri Kehakiman
§ Rektor Universitas Indonesia
(1951-1954)
Penghargaan
Soepomo
§ Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional
(1965)
Seperti
itulah ulasan Biografi Soepomo tokoh pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 bersama Mohammad Yamin dan Soekarno yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi diatas dapat
membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Soepomo.
Biodata Lengkap Syafruddin Prawiranegara
Syafruddin Prawiranegara, atau juga ditulis Sjafruddin
Prawiranegara lahir di Banten, 28 Februari 1911. Beliau adalah pejuang pada
masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai
Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan
Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer
Belanda II 19 Desember 1948.
Di masa kecilnya akrab dengan panggilan “Kuding”, dalam tubuh Syafruddin mengalir darah campuran Banten dan Minang. Buyutnya, Sutan Alam Intan, masih keturunan Raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Menikah dengan putri bangsawan Banten, lahirlah kakeknya yang kemudian memiliki anak bernama R. Arsyad Prawiraatmadja. Itulah ayah Kuding yang, walaupun bekerja sebagai jaksa, cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang Belanda ke Jawa Timur.
Di masa kecilnya akrab dengan panggilan “Kuding”, dalam tubuh Syafruddin mengalir darah campuran Banten dan Minang. Buyutnya, Sutan Alam Intan, masih keturunan Raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Menikah dengan putri bangsawan Banten, lahirlah kakeknya yang kemudian memiliki anak bernama R. Arsyad Prawiraatmadja. Itulah ayah Kuding yang, walaupun bekerja sebagai jaksa, cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang Belanda ke Jawa Timur.
Kuding, yang
gemar membaca kisah petualangan sejenis Robinson Crusoe, memiliki cita-cita
tinggi — “Ingin menjadi orang besar,” katanya. Itulah sebabnya ia masuk Sekolah
Tinggi Hukum (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia) di Jakarta
(Batavia).
Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia. kami menguasakan kepada Mr Sjafruddin
Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di
Sumatra
Ketika Belanda melakukan agresi militernya yang kedua di Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949, Soekarno-Hatta sempat mengirimkan telegram yang berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu-Kota Jogyakarta. Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.
Ketika Belanda melakukan agresi militernya yang kedua di Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949, Soekarno-Hatta sempat mengirimkan telegram yang berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu-Kota Jogyakarta. Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.
Telegram
tersebut tidak sampai ke Bukittinggi di karenakan sulitnya sistem komunikasi pada
saat itu, namun ternyata pada saat bersamaan ketika mendengar berita bahwa
tentara Belanda telah menduduki Ibukota Yogyakarta dan menangkap sebagian besar
pimpinan Pemerintahan Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari,
Sjafruddin Prawiranegara segera mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di
sebuah rumah dekat Ngarai Sianok, Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan
pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra
Mr TM Hasan menyetujui usul itu “demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia
yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi
syarat internasional untuk diakui sebagai negara”.

Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dijuluki “penyelamat Republik”. Dengan mengambil lokasi di suatu tempat di daerah Sumatera Barat, pemerintahan Republik Indonesia masih tetap eksis meskipun para pemimpin Indonesia seperti Soekarno-Hatta telah ditangkap Belanda di Yogyakarta. Sjafruddin Prawiranegara menjadi Ketua PDRI dan kabinetnya yang terdiri dari beberapa orang menteri. Meskipun istilah yang digunakan waktu itu “ketua”, namun kedudukannya sama dengan presiden. Sjafruddin menyerahkan mandatnya kemudian kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia sebagai negara bangsa yang sedang mempertaankan kemerdekaan dari agresor Belanda yang ingin kembali berkuasa.
Setelah menyerahkan mandatnya kembali kepada presiden Soekarno, Syafruddin Prawiranegara tetap terlibat dalam pemerintahan dengan menjadi menteri keuangan. Pada Maret 1950, selaku Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta, ia melaksanakan pengguntingan uang dari nilai Rp 5 ke atas, sehingga nilainya tinggal separuh. Kebijaksanaan moneter yang banyak dikritik itu dikenal dengan julukan Gunting Syafruddin.
PRRI . Akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat karena ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi dan juga pengaruh komunis (terutama PKI) yang semakin menguat, pada awal tahun 1958, Syafruddin Prawiranegara dan beberapa tokoh lainnya mendirikan PRRI yang berbasis di sumatera tengah dan ia di tunjuk sebagai Presidennya.
Dakwah. Setelah
bertahun-tahun berkarir di dunia politik, Syafrudin Prawiranegara akhirnya
memilih lapangan dakwah sebagai kesibukan masa tuanya. Dan, ternyata, tidak
mudah. Berkali-kali bekas tokoh Partai Masyumi ini dilarang naik mimbar. Juni
1985, ia diperiksa lagi sehubungan dengan isi khotbahnya pada hari raya Idul
Fitri 1404 H di masjid Al-A’raf, Tanjung Priok, Jakarta.
“Saya ingin mati di dalam Islam. Dan ingin menyadarkan, bahwa kita tidak perlu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada Allah,” ujar ketua Korp Mubalig Indonesia (KMI) itu tentang aktivitasnya itu.
Di tengah kesibukannya sebagai mubalig, bekas gubernur Bank Sentral 1951 ini masih sempat menyusun buku Sejarah Moneter, dengan bantuan Oei Beng To, direktur utama Lembaga Keuangan Indonesia. Syafruddin Prawiranegara meninggal pada 15 Februari 1989 di makamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan.
“Saya ingin mati di dalam Islam. Dan ingin menyadarkan, bahwa kita tidak perlu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada Allah,” ujar ketua Korp Mubalig Indonesia (KMI) itu tentang aktivitasnya itu.
Di tengah kesibukannya sebagai mubalig, bekas gubernur Bank Sentral 1951 ini masih sempat menyusun buku Sejarah Moneter, dengan bantuan Oei Beng To, direktur utama Lembaga Keuangan Indonesia. Syafruddin Prawiranegara meninggal pada 15 Februari 1989 di makamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan.
Biodata Syafruddin Prawiranegara
- Ketua
Pemerintah Darurat Republik Indonesia
- Masa
jabatan : 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949
- Pendahulu
: Soekarno
- Pengganti
: Soekarno
- Lahir
: 28 Februari 1911
- Meninggal
: 15 Februari 1989 (umur 77)
- Istri
: T. Halimah Syehabuddin Prawiranegara
- Agama
: Islam
Pendidikan:
- ELS
(1925)
- MULO,Madiun
(1928)
- AMS,
Bandung (1931)
- Rechtshogeschool,
Jakarta (1939)
Karir:
- Pegawai
Siaran Radio Swasta (1939-1940)
- Petugas
Departemen Keuangan Belanda (1940-1942)
- Pegawai
Departemen Keuangan Jepang
- Anggota
Badan Pekerja KNIP (1945)
- Wakil
Menteri Keuangan (1946)
- Menteri
Keuangan (1946)
- Menteri
Kemakmuran (1947)
- Perdana
Menteri RI (1948)
- Presiden
Pemerintah Darurat RI (1948)
- Wakil
Perdana Menteri RI (1949)
- Menteri
Keuangan (1949-1950)
- Gubernur
Bank Sentral/Bank Indonesia (1951)
- Anggota
Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan & Pembangunan Manajemen (PPM) (1958)
- Pimpinan
Masyumi (1960)
- Anggota
Pengurus Yayasan Al Azhar/Yayasan Pesantren Islam (1978)
- Ketua
Korps Mubalig Indonesia (1984 – 1989 ).
BIOGRAFI LENGKAP SUTAN SYAHRIR
Nama : Sutan Syahrir
Tanggal Lahir: 5 Maret 1909
Tempat Lahir : Padang Panjang, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal: 7 November 1966, Zürich, Swiss
Makam : TMP Kalibata, Jakarta
Warga Negara : Indonesia
Anak: Kriya Arsyah Sjahrir, Siti Rabyah Parvati Sjahrir
Istri : Maria Duchateau & Siti Wahyunah
Agama : Islam
Tanggal Lahir: 5 Maret 1909
Tempat Lahir : Padang Panjang, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal: 7 November 1966, Zürich, Swiss
Makam : TMP Kalibata, Jakarta
Warga Negara : Indonesia
Anak: Kriya Arsyah Sjahrir, Siti Rabyah Parvati Sjahrir
Istri : Maria Duchateau & Siti Wahyunah
Agama : Islam
Biografi
Sutan Syahrir
Sutan
syahrir tentu saja sebuah nama yang tak asing di telinga rakyat Indonesia.
Sutan Syahrir ini sempat mencapai karier tertingginya pada saat mencapai
perdana menteri pertama Indonesia. Untuk lebih lengkapnya mengenai sang perdana
Menteri pertama ini, anda bisa menyimak mengenai biografi Sutan Syahrir yang telah membantu dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kekuatan penjajahan jepang pada waktu
itu.
Salah satu
penulis biografi Sutan Syahrir adalah Rosihan Anwar dengan judul biografi tokoh
Nasional Kemerdekaan ini yaitu Sutan Sjahrir: Negarawan Humanis, Demokrat
Sejati yang Mendahului Zamannya. Sutan Syahrir ini dilahirkan di Padang Panjang
Sumatera Barat, 5 Maret 1909. Kedua orang tuanya bernama Mohammad rasad Gelar
Maharaja Soetan bin Soetan leman gelar Soetan palindih dan ibunya bernama Putri
Siti Rabiah. Riwayat pendidikannya di mulai di sekolah dasar ELS dan SMP di
MULO Medan yang merupakan sekolah terbaik di Medan. Selanjutnya Sutan Syahrir
melanjutkan pendidikannya pada sekolah menengah atas di AMS di Bandung.
Sekolahan tersebut merupakan sekolahan termahal yang ada di Hindia Belanda saat
itu. Setelah menamatkan sekolah menengah atasnya Sutan Syahrir melanjutkan
pendidikannya di Belanda, di Universitas Amsterdam di fakultas Hukum.
Berdasarkan biografi Sutan Syahrir yang
ditulis Rosihan Anwar, saat masih mengenyam pendidikan, Syutan syahrir sudah
mulai tertarik dengan dunia politik. Cerita hidup Sutan syahrir ini juga
mengisahkan dirinya yang sudah mulai menjadi penggagas terbentuknya organisasi
Jong Indonesie. Tidak hanya itu Sutan Syahrir juga menjadi penggerak
tercetusnya Sumpah Pemuda. Pada tahun 1930 Sutan syahrir juga bergabung dengan
organisasi Perhimpunan Indonesia (PI). Selanjutnya Sutan Syahrir juga bergabung
dengan PNI baru yang sebelumnya sempat dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Selanjutnya PNI dianggap semakin Radikal sehingga Sutan Syahrir dan Moh Hatta di asingkan di Boven Digoel selama
setahun dan selanjutnya dipindahkan ke banda Neira untuk masa pembuangan 6
tahun.
Semangat
perjuangan menentang penjajah tidak hanya saat pemerintahan belanda, dalamBiografi Sutan Syahrir, ia masih tetap berjuang pada
saat penjajahan Jepang. PNI yang semakin berkembang ia jadikan roda pergerakan
kekuatan bawah tanah. Hingga akhirnya Sutan Syahrir beserta pemuda-pemuda
Indonesia mendesak Soekarno Hatta untuk
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Biografi Sutan Syahrir masih berlanjut.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Sutan Syahrir juga berperan
dalam mempertahankan kemerdekaan. Yaitu dengan membentuk cabinet Syahrir I
hingga Kabinet Syahrir ke III, dan mempertahankan Indonesia melalui jalur
diplomasi.
Setelah
tidak memimpin kabinet, Sutan Syahrir menjadi Duta besar keliling dan penasihat
Presiden Soekarno. Bersamaan itu pula biografi Sutan Syahrir menambah cerita
mengenai Partai Sosialis Indonesia PSI yang merupakan partai bentukan Sutan
Syahrir. Karena bergerak dalam arah komunis dan Sutan Syahrir terkait dengan
kasus PRRI, Presiden membubarkan PSI pada Tahun 1960. Selama 3 tahun Sutan
Syahrir dipenjara kemudian tanpa diadili sehingga menderita sakit. Atas izin
yang didapat, ia boleh berobat di Swiss dan akhirnya meninggal di Swiss. Sutan
Syahrir meninggal pada tanggal 9 April 1966 dan dikebumikan di TMP Kalibata dan
mengakhiri kisah hidup Sutan Syahrir.
Karya
Sutan Syahrir
§
Pikiran dan
Perjuangan, tahun 1950 (kumpulan karangan dari Majalah ”Daulat Rakyat” dan
majalah-majalah lain, tahun 1931 – 1940)
§
Pergerakan
Sekerja, tahun 1933
§
Perjuangan
Kita, tahun 1945
§
Indonesische
Overpeinzingen, tahun 1946 (kumpulan surat-surat dan karangan-karangan dari
penjara Cipinang dan tempat pembuangan di Digul dan Banda-Neira, dari tahun
1934 sampau 1938).
§
Renungan
Indonesia, tahun 1951 (diterjemahkan dari Bahasa Belanda: Indonesische Overpeinzingen
oleh HB Yassin)
§
Out of
Exile, tahun 1949 (terjemahan dari ”Indonesische Overpeinzingen” oleh Charles
Wolf Jr. dengan dibubuhi bagian ke-2 karangan Sutan Sjahrir)
§
Renungan dan
Perjuangan, tahun 1990 (terjemahan HB Yassin dari Indonesische Overpeinzingen
dan Bagian II Out of Exile)
§
Sosialisme
dan Marxisme, tahun 1967 (kumpulan karangan dari majalah “Suara Sosialis” tahun
1952 – 1953)
§
Nasionalisme
dan Internasionalisme, tahun 1953 (pidato yang diucapkan pada Asian Socialist
Conference di Rangoon, tahun 1953)
§
Karangan–karangan
dalam "Sikap", "Suara Sosialis" dan majalah–majalah lain
§
Sosialisme
Indonesia Pembangunan, tahun 1983 (kumpulan tulisan Sutan Sjahrir diterbitkan
oleh Leppenas)
Karir
Sutan Syahrir
§
Perdana
Menteri pertama Republik Indonesia
§
Ketua Partai
Sosialis Indonesia (PSI)
§
Ketua
delegasi Republik Indonesia pada Perundingan Linggarjati
§
Duta Besar
Keliling (Ambassador-at-Large) Republik Indonesia
Penghargaan
Sutan Syahrir
§
Pahlawan
Nasional Indonesia berdasarkan SK Keppres nomor 76 tahun 1966
BIOGRAFI MOH. NATSIR
Nama Lengkap : Mohammad Natsir
Alias : Natsir
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Alahan Panjang, Lembah Gumanti,
Solok, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Rabu, 17 Juni 1908
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah
Gumanti, Solok, Sumatera Barat, 17 Juli 1908, dengan gelar Datuk Sinaro
Panjang. Ia adalah perdana menteri kelima Republik Indonesia. Ia juga pendiri
sekaligus pemimpin partai politik Masyumi dan salah seorang tokoh Islam
terkemuka di Indonesia.
Pada masa kecilnya Natsir belajar di HIS Solok dan di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Selanjutnya pada tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di MULO, dan kemudian melanjutkan ke AMS Bandung hingga tamat pada tahun 1930.
Pada saat di Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan Syahrir. Pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan untuk memperdalam ilmu keagamaannya. Dengan keunggulan ilmu spiritualnya, ia banyak menulis soal-soal agama, kebudayaan, dan pendidikan.
Natsir juga dikenal sebagai pribadi yang aktif. Ia memiliki banyak pengalaman organisasi seperti menjadi Wakil Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), menjabat sebagai Presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress), ketua Dewan Masjid se-Dunia, serta anggota Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah, dan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Karir politik Natsir dimulai ketika pada tanggal 5 April 1950 Natsir mengajukan mosi intergral dalam sidang pleno parlemen, di mana mosi ini berhasil memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan RI (NKRI). Karena prestasi inilah Natsir diangkat menjadi perdana menteri oleh Bung Karno. Presiden RI ini menganggap Natsir mempunyai konsep untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi.
Namun posisinya sebagai Perdana menteri tidak berlangsung lama. Ia mendapat penolakan dan perlawanan dari Partai Nasional Indonesia. Terhitung dua kali anggota Partai Nasional Indonesia di parlemen memboikot sidang sehingga tak memenuhi kuorum. Akhirnya Natsir mengembalikan mandat sebagai perdana menteri.
Secara kepribadian, pria yang banyak berjasa untuk perkembangan dakwah Islam dikenal sebagai pribadi yang berbicara penuh sopan santun, rendah hati dan bersuara lembut meskipun terhadap lawan-lawan politiknya. Ia juga sangat bersahaja dan kadang-kadang gemar bercanda dengan siapa saja yang menjadi teman bicaranya. Mohammad Natsir meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada usia 84 tahun.
Pada masa kecilnya Natsir belajar di HIS Solok dan di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Selanjutnya pada tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di MULO, dan kemudian melanjutkan ke AMS Bandung hingga tamat pada tahun 1930.
Pada saat di Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan Syahrir. Pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan untuk memperdalam ilmu keagamaannya. Dengan keunggulan ilmu spiritualnya, ia banyak menulis soal-soal agama, kebudayaan, dan pendidikan.
Natsir juga dikenal sebagai pribadi yang aktif. Ia memiliki banyak pengalaman organisasi seperti menjadi Wakil Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), menjabat sebagai Presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress), ketua Dewan Masjid se-Dunia, serta anggota Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah, dan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Karir politik Natsir dimulai ketika pada tanggal 5 April 1950 Natsir mengajukan mosi intergral dalam sidang pleno parlemen, di mana mosi ini berhasil memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan RI (NKRI). Karena prestasi inilah Natsir diangkat menjadi perdana menteri oleh Bung Karno. Presiden RI ini menganggap Natsir mempunyai konsep untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi.
Namun posisinya sebagai Perdana menteri tidak berlangsung lama. Ia mendapat penolakan dan perlawanan dari Partai Nasional Indonesia. Terhitung dua kali anggota Partai Nasional Indonesia di parlemen memboikot sidang sehingga tak memenuhi kuorum. Akhirnya Natsir mengembalikan mandat sebagai perdana menteri.
Secara kepribadian, pria yang banyak berjasa untuk perkembangan dakwah Islam dikenal sebagai pribadi yang berbicara penuh sopan santun, rendah hati dan bersuara lembut meskipun terhadap lawan-lawan politiknya. Ia juga sangat bersahaja dan kadang-kadang gemar bercanda dengan siapa saja yang menjadi teman bicaranya. Mohammad Natsir meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada usia 84 tahun.
Riset Dan Analisa Oleh Dwi Zain
PENDIDIKAN
·
HIS
Solok
·
sekolah
agama Islam
·
MULO
·
AMS
Bandung
KARIR
·
Perdana
Menteri Ke-5 Indonesia
·
Wakil
Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)
·
Presiden
Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress)
·
Ketua
Dewan Masjid se-Dunia
·
Dewan
Eksekutif Rabithah Alam Islami
·
Pendiri
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
PENGHARGAAN
·
Pahlawan
nasional diberikan pada tanggal 10 November 2008
BIGRAFI
H. AGUS SALIM
Nama
Lengkap : Agus
Salim
Lahir : Sumatera Barat, 8 Oktober 1884
Meninggal : Jakarta, 4 November 1954 (70 Tahun)
Zodiac : Balance
Profesi : Jurnalis, Diplomat
Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Lahir : Sumatera Barat, 8 Oktober 1884
Meninggal : Jakarta, 4 November 1954 (70 Tahun)
Zodiac : Balance
Profesi : Jurnalis, Diplomat
Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Biografi
Agus Salim
Agus Salim terlahir sebagai anak keempat dari pasangan
Soetan Mohamad Salim dan Siti Zaenab pada tanggal 8 Oktober 1884 di Koto
Gadang, Agam Sumatera Barat. Ayahnya, seorang Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi
Riau. Mashudul Haq yang berarti ``Pembela Kebenaran`` adalah nama yang
diberikan oleh orang tuanya saat beliau lahir. Menelusuri jejak dalam biografi Agus Salim, kita mendapati kecerdasannya
sangat menonjol dibanding teman-temannya. Terlahir dari keluarga yang berada,
membuat Agus Salim dapat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Belanda tanpa
hambatan. Pada usia 19 tahun, belai lulus dari HBS (Hogere Burger School) atau
sekolah menengah atas saat ini dalam waktu 5 tahun dengan menyandang predikat
lulusan terbaik di tiga kota yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Pada usia
mudanya itu, Agus salim mampu menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda,
Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang,dan Jerman.
Semangat
belajar Agus Salim terus Menyala, dan berbekal sebagai lulusan terbaik dia
mengajukan beasiswa kepada pemerintah Belanda untuk dapat melanjutkan sekolah
Kedokteran di Belanda. Tanpa sebab yang jelas, ternyata permohonannya ditolak
yang membuatnya kecewa. Disisi lain, R.A. Kartini yang hidup sejaman dengan
Agus Salim, mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda untuk bisa belajar di
negeri Kincir Angin tersebut. Namun,karena beliau telah menikah, yang dalam
tradisi adat Jawa, tidak memperbolehkan seorang wanita yang sudah menikah jauh
dari suaminya mengurungkan niat belajarnya. Mengetahui ada anak muda yang
cerdas dan merupakan lulusan terbaik dari tiga kota sekaligus, maka kartini
berkirim surat kepada temannya, Ny. Abendanon yang merupakan istri pejabat di
negeri Belanda yang berwenang menentukan beasiswa untuk mengalihkan beasiswa
kepada Agus Salim. Pengajuan pengalihan beasiswa R.A. kartini kepada Agus Salim
disetujui oleh pemerintah Belanda. Membaca biografi
Agus Salimkita dapati, kalau dia orang yang memiliki kemerdekaan diri
yang tinggi. Beasiswa dari pemerintah Belanda justru ditolaknya, karena Ia
tahu, itu bukan murni atas prestasinya, namun karena atas permintaan seorang
bangsawan bernama Kartini. Dia justru merasa tersinggung atas perlakuan yang
tidak adil tersebut.
Dalam
biografi Agus Salim disebutkan, pada tahun 1906 bersamaan dengan gagalnya dia
melanjutkan sekolah, beliau mendapatkan tawaran kerja sebagai penerjemah di
konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi. Beliau menerima pekerjaan tersebut
dalam kurun waktu 2 tahun antara tahun 1909 sampai 1911. Disela-sela
pekerjaannya, beliau menimba ilmu lebih jauh tentang agama Islam kepada Syech
Ahmad Khatib, seorang Imam di Masjidil Haram yang juga pamannya sendiri dan
merupakan guru dari KH. Hasyim Asy`ari pendiri NU dan KH. Ahmad dahlan Pendiri
Muhammadiyah. Selain belajar agama, beliau juga belajar mengenai ilmu diplomasi
dan politik. Perpaduan ketajaman ilmu Agama, ilmu Politik, Kemampuan Bahasa
asing dan kecerdasannya yang tinggi membuatnya menjadi pribadi yang disegani. Saat
pulang ke tanah air, beliau langsung aktif dalam pergerakan nasional dan juga
mendirikan Sekolah HIS (Hollandsche Inlandesche School.
Melanjutkan
biografi Agus Salim, perjuangan politiknya diawali saat bergabung dengan
Serikat Islam pada tahun 1915 yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan Abdul
Muis. Beliau sempat menjadi anggota Volksraad ( semacam DPR/MPR) dari
perwakilan SI di pemerintah Hindia Belanda menggantikan seniornya HOS
Tjokroaminoto dan Abdul Muis. Agus Salim tidak bertahan lama dan mengalami
kekecewaan atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda sebagaimana pendahulunya
dan berkesimpulan berjuang dari dalam tidak efektif hingga memutuskan focus
berjuang melalui SI. Pada tahun 1923 SI pecah secara ideolgi menjadi SI kiri
atau SI merah yang berideologikan ke ``kiri`` yang dipimpin oleh Semaun dan
Darsono yang menjadi cikal bakal PKI dengan SI kanan atau SI Putih yang
berhaluan ideology kanan, dimana Agus Salim tergabung didalamnya dengan
Tjokroaminoto. Agus Salim sering mendapat tuduhan sebagai mata-mata Belanda,
namun ditepisnya dengan keberaniannya untuk mengkritik pemerintah Belanda
melalui pidato-pidatonya. Agus Salim menjadi pimpinan puncak SI menggantikan
HOS Tjokroaminoto yang wafat pada tahun 1934. Selain di SI, beliau mendirikan
juga organisasi Jong Islamieten Bond dan melakukan perubahan pola pikir dari
yang kaku ke Islam moderat dengan meniadakan hijab pemisah antara tempat duduk
laki-laki dan perempuan pada kongres ke 2 Jong Islamieten Bond di Yogyakarta
tahun 1927.
Membaca biografi Agus Salim lebih dalam kita menemukan
keterlibatan beliau sebagai anggota PPKI yang mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, beliau mendapat mandate sebagai
anggota Dewan Pertimbangan Agung. Pada Kabinet Syahrir I dan II, beliau di
tunjuk menjadi Menteri Muda Luar Negeri. Begitu pula pada cabinet Hatta.
Berlanjut setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh internasional, beliau
ditunjuk menjadi penasihat Menteri Luar Negeri. ``The Grand Old Man`` adalah
julukan terhadap Agus Salim, karena kepiawainnya dalam berdiplomasi yang tidak
tertandingi pada jamannya. Salah satu contoh, beliau sangat cerdik untuk
mendapatkan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia dari Negara Jerman. Negara
Jerman yang merasa keturunan bangsa Arya berlaku sombong dan menganggap rendah
Negara atau orang yang tidak bisa berbahasa Jerman. Maka, saat kunjungannya
sebagai Menteri Luar Negeri, dia menyusun naskah pidatonya dalam Bahasa Jerman
yang sangat fasih dan memukau petinggi Jerman hingga akhirnya mengakui kemerdekaan
Indonesia.
Menelaah
biografi Agus Salim, kita akan menemukannya sebagai sosok yang merdeka dalam
berpikir dan bertindak. Beliau tidak mau terkungkung dalam batasan-batasan,
termasuk mendobrak tradisi Minang yang menurutnya kolot. Walaupun seorang tokoh
yang disegani dan sangat cerdas, penampilannya sangat sederhana,sering hanya
menggunakan sarung dan peci. Beliau tidak tidak memiliki brumah tetap dan
selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Di tiap kota, beliau hanya
menyewa rumah yang kecil dan sederhana. Dalam hal pendidikan anak, beliau
mengajarnya sendiri atau home schooling kalau dalam istilah sekarang. Hanya
anaknya yang paling kecil yang disekolahkan secara formal. Beliau beranggapan,
semua keahliannya tidak diperoleh disekolah formal, namun lebih karena belajar
mandiri atau otodidak dengan ``learning by doing``. Beliau melakukan perlawanan
terhadap kekuasaan Belanda dalam hal pendidikan dengan berujar`` saya telah
melalui jalan berlumpur akibat pendidikan kolonial``. Haji Agus Salim begitu
akrab panggilannya di lintasan sejarah, wafat dalam usia 70 tahun tepatnya pada
4 November 1954 dan dimakamkan di TMP Kalibata. Atas segala jasa dan
perjuangannya, beliau mendapat anugerah sebagai salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia yang tertuang dalam Keppres nomor 657 tertanggal 27 Desember 1961.
Pendidikan Agus Salim
§ Europeesche Lagere School (ELS)
§ Hoogere Burgerschool (HBS)
Penghargaan Agus Salim
§ Pahlawan Nasional Indonesia SK
Keppres nomor 657 tahun 1961
§ pahlawan Indonesia, Mengenai
kehidupan Haji Agus Salim berikut profilnya. Haji Agus Salim lahir
dengan namaMashudul Haq yang berarti "pembela kebenaran".
Dia Lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884.
Dia menjadi anak keempat Sultan Moehammad Salim, seorang jaksa di sebuah
pengadilan negeri. Karena kedudukan ayahnya Agus Salim bisa belajar di
sekolah-sekolah Belanda dengan lancar, selain karena dia anak yang cerdas.
Dalam usia muda, dia telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda,
Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS
(Hogere Burger School) atau sekolah menengah atas 5 tahun pada usia 19 tahun
dengan predikat lulusan terbaik di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan
Jakarta.
Kehidupan Haji Agus Salim
Karena itu, Agus Salim berharap pemerintah mau mengabulkan permohonan beasiswanya untuk melanjutkan sekolah kedokteran di Belanda. Tapi, permohonan itu ternyata ditolak. Dia patah arang. Tapi, kecerdasannya menarik perhatian Kartini, anak Bupati Jepara. Sebuah cuplikan dari surat Kartinike Ny. Abendanon, istri pejabat yang menentukan pemberian beasiswa pemerintah pada Kartini: “Kami tertarik sekali kepada seorang anak muda, kami ingin melihat dia dikarunia bahagia. Anak muda itu namanya Salim, dia anak Sumatera asal Riau, yang dalam tahun ini, mengikuti ujian penghabisan sekolah menengah HBS, dan ia keluar sebagai juara. Juara pertama dari ketiga-tiga HBS! Anak muda itu ingin sekali pergi ke Negeri Belanda untuk belajar menjadi dokter. Sayang sekali, keadaan keuangannya tidak memungkinkan.”
Lalu, Kartini merekomendasikan Agus Salim untuk menggantikan dirinya berangkat ke Belanda, karena pernikahannya dan adat Jawa yang tak memungkinkan seorang puteri bersekolah tinggi. Caranya dengan mengalihkan beasiswa sebesar 4.800 gulden dari pemerintah ke Agus Salim. Pemerintah akhirnya setuju. Tapi, Agus Salim menolak. Dia beranggapan pemberian itu karena usul orang lain, bukan karena penghargaan atas kecerdasan dan jerih payahnya. Salim tersinggung dengan sikap pemerintah yang diskriminatif. Apakah karena Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan baik dan erat dengan pejabat dan tokoh pemerintah sehingga Kartini mudah memperoleh beasiswa?

Karir Politik Haji Agus Salim
Belakangan, Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia memperdalam ilmu agama Islam pada Syech Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram yang juga pamannya, serta mempelajari diplomasi. Sepulang dari Jedah, dia mendirikan sekolah HIS (Hollandsche Inlandsche School), dan kemudian masuk dunia pergerakan nasional. Karir politik Agus Salim berawal di SI, bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis pada 915. Ketika kedua tokoh itu mengundurkan diri dari Volksraad sebagai wakil SI akibat kekecewaan mereka terhadap pemerintah Belanda, Agus Salim menggantikan mereka selama empat tahun (1921-1924) di lembaga itu. Tapi, sebagaimana pendahulunya, dia merasa perjuangan “dari dalam” tak membawa manfaat. Dia keluar dari Volksraad dan berkonsentrasi di SI.
Pada 1923, benih
Kehidupan Haji Agus Salim
Karena itu, Agus Salim berharap pemerintah mau mengabulkan permohonan beasiswanya untuk melanjutkan sekolah kedokteran di Belanda. Tapi, permohonan itu ternyata ditolak. Dia patah arang. Tapi, kecerdasannya menarik perhatian Kartini, anak Bupati Jepara. Sebuah cuplikan dari surat Kartinike Ny. Abendanon, istri pejabat yang menentukan pemberian beasiswa pemerintah pada Kartini: “Kami tertarik sekali kepada seorang anak muda, kami ingin melihat dia dikarunia bahagia. Anak muda itu namanya Salim, dia anak Sumatera asal Riau, yang dalam tahun ini, mengikuti ujian penghabisan sekolah menengah HBS, dan ia keluar sebagai juara. Juara pertama dari ketiga-tiga HBS! Anak muda itu ingin sekali pergi ke Negeri Belanda untuk belajar menjadi dokter. Sayang sekali, keadaan keuangannya tidak memungkinkan.”
Lalu, Kartini merekomendasikan Agus Salim untuk menggantikan dirinya berangkat ke Belanda, karena pernikahannya dan adat Jawa yang tak memungkinkan seorang puteri bersekolah tinggi. Caranya dengan mengalihkan beasiswa sebesar 4.800 gulden dari pemerintah ke Agus Salim. Pemerintah akhirnya setuju. Tapi, Agus Salim menolak. Dia beranggapan pemberian itu karena usul orang lain, bukan karena penghargaan atas kecerdasan dan jerih payahnya. Salim tersinggung dengan sikap pemerintah yang diskriminatif. Apakah karena Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan baik dan erat dengan pejabat dan tokoh pemerintah sehingga Kartini mudah memperoleh beasiswa?

Karir Politik Haji Agus Salim
Belakangan, Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia memperdalam ilmu agama Islam pada Syech Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram yang juga pamannya, serta mempelajari diplomasi. Sepulang dari Jedah, dia mendirikan sekolah HIS (Hollandsche Inlandsche School), dan kemudian masuk dunia pergerakan nasional. Karir politik Agus Salim berawal di SI, bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis pada 915. Ketika kedua tokoh itu mengundurkan diri dari Volksraad sebagai wakil SI akibat kekecewaan mereka terhadap pemerintah Belanda, Agus Salim menggantikan mereka selama empat tahun (1921-1924) di lembaga itu. Tapi, sebagaimana pendahulunya, dia merasa perjuangan “dari dalam” tak membawa manfaat. Dia keluar dari Volksraad dan berkonsentrasi di SI.
Pada 1923, benih
perpecahan mulai timbul di SI. Semaun
dan kawan-kawan menghendaki SI menjadi organisasi yang condong ke kiri,
sedangkan Agus Salim dan Tjokroaminoto menolaknya. Buntutnya SI terbelah dua:
Semaun membentuk Sarekat Rakyat yang kemudian berubah menjadi PKI, sedangkan
Agus Salim tetap bertahan di SI. Karier politiknya sebenarnya tidak begitu
mulus. Dia pernah dicurigai rekan-rekannya sebagai mata-mata karena pernah
bekerja pada pemerintah. Apalagi, dia tak pernah ditangkap dan dipenjara
seperti Tjokroaminoto. Tapi, beberapa tulisan dan pidato Agus Salim yang
menyinggung pemerintah mematahkan tuduhan-tuduhan itu. Bahkan dia berhasil menggantikan
posisi Tjokroaminoto sebagai ketua setelah pendiri SI itu meninggal dunia pada
1934.
Peran
Haji Agus Salim
Selain
menjadi tokoh SI, Agus Salim juga merupakan salah satu pendiri Jong Islamieten
Bond. Di sini dia membuat gebrakan untuk meluluhkan doktrin keagamaan yang
kaku. Dalam kongres Jong Islamieten Bond ke-2 di Yogyakarta pada 1927, Agus
Salim dengan persetujuan pengurus Jong Islamieten Bond menyatukan tempat duduk
perempuan dan laki-laki. Ini berbeda dari kongres dua tahun sebelumnya yang dipisahkan
tabir; perempuan di belakang, laki-laki di depan. ”Ajaran dan semangat Islam
memelopori emansipasi perempuan,” ujarnya. Agus Salim pernah menjadi anggota
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada akhir kekuasaan Jepang.
Ketika Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan
Agung. Kepiawaiannya berdiplomasi membuat dia dipercaya sebagai Menteri Muda
Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri
dalam Kabinet Hatta. Sesudah pengakuan kedaulatan Agus Salim ditunjuk sebagai
penasehat Menteri Luar Negeri.
Dengan
badannya yang kecil, di kalangan diplomatik Agus Salim dikenal dengan julukan
The Grand Old Man, sebagai bentuk pengakuan atas prestasinya di bidang
diplomasi. Sebagai pribadi yang dikenal berjiwa bebas. Dia tak pernah mau
dikekang oleh batasan-batasan, bahkan dia berani mendobrak tradisi Minang yang
kuat. Tegas sebagai politisi, tapi sederhana dalam sikap dan keseharian. Dia
berpindah-pindah rumah kontrakan ketika di Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.
Di rumah sederhana itulah dia menjadi pendidik bagi anak-anaknya, kecuali si
bungsu, bukan memasukkannya ke pendidikan formal. Alasannya, selama hidupnya
Agus Salim mendapat segalanya dari luar sekolah. ”Saya telah melalui jalan
berlumpur akibat pendidikan kolonial,” ujarnya tentang penolakannya terhadap
pendidikan formal kolonial yang juga sebagai bentuk pembangkangannya terhadap
kekuasaan Belanda. Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.
Dalam
teori komunikasi, pola berpikir seseorang dipengaruhi oleh latar belakang hidup
di lingkungannya. Seorang tokoh yang berperan dalam gerakan moderen Islam di
Indonesia, Agus Salim, memiliki pola berpikir yang dipengaruhi oleh
lingkungannya dalam hal sosial-intelektual. Dia adalah anak dari pejabat
pemerintah yang juga berasal dari kalangan bangsawan dan agama. Jadi, sejak
kecil ia hidup di lingkungan yang penuh dengan nuansa-nuansa keagamaan. Setelah
menyelesaikan studi sekolah pertengahannya di Jakarta, dia bekerja untuk
konsulat Belanda di Jeddah (1906-1909). Di sini dia mempelajari kembali lebih
dalam tentang Islam, kendatipun dia memberi pengakuan: “meskipun saya terlahir
dalam sebuah keluarga Muslim yang taat dan mendapatkan pendidikan agama sejak
dari masa kanak-kanak, [setelah masuk sekolah Belanda] saya mulai merasa
kehilangan iman.”
Walaupun
demikian, tidak berarti bahwa Agus Salim adalah seorang yang anti-nasionalisme.
Perjuangannya dalam mempersiapkan kemerdekaan bangsa kita adalah bukti bahwa
dia adalah seorang yang berjiwa nasionalisme. Perjuangan Agus salim dalam
meraih kemakmuran bagi rakyat Indonesia patut kita apresiasi bersama sebagai
rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, kenikmatan hidup saat
ini yang kita rasakan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah hasil jerih
payah dari para pejuang kemerdekan dan alangkah lebih baik apabila perjuangan
mereka di masa lalu dapat kita hayati untuk merevitalisasi semangat dalam diri
menggali secara konsisten khazanah-khazanah keislaman, kemoderenan, dan keindonesiaan.
BIGRAFI
SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX
Sri Sultan
Hamengkubuwono IX adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh paling berpengaruh
terutama di wilayah kesultanan Yogyakarta. Dilahirkan dengan nama Bendoro Raden
Mas Dorodjatun. Beliau putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden
Ajeng Kustilah. Beliau lahir pada tanggal 12 April 1912 di Sompilan Ngasem,
Yogyakarta.Sebagai keturunan langsung Sultan Yogyakarta tanggal 18 Maret 1940
ia dinobatkan sebagai Sultan dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun
Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin
Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga”. Beliau adalah salah
seorang Sultan yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta (1940-1988) dan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama setelah kemerdekaan Indonesia.
Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun
1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah
menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Beliau
merupakan Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan
Indonesia. Beliau juga berperan dalam menyatukan negara barat dengan negara
timur untuk bekerja sama tanpa meninggalkan jati diri kebangsaan, di mana
Sultan waktu itu tidak bisa diperalat oleh bangsa Barat. Selain itu, beliau
juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan
predikat “Istimewa”. Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun
bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr.
Lucien Adams mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang
pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan
Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang
menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang
Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam
Agresi Militer Belanda I. Beliau juga tokoh yang sangat berperan dalam
peristiwa Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 selaku salah satu pemrakarsanya.
Dalam peristiwa ini menyebabkan Belanda banyak mengalami kerugian. Sejak 1946
beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin
Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 ialah Menteri Utama di
bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai Wakil Presiden. Pada
akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali
sebagai Wakil Presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang
mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai
Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada
KKN.
Sri Sultan
Hamengkubuwono IX diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia tanggal 8 Juni
2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Sultan Hamengkubuwono IX juga
tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara (1945-1988)
dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara (1940-1988). Pada 2 Oktober 1988,
beliau wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat
dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul,
DI Yogyakarta, Indonesia.
Riwayat
Pendidikan
§ Taman kanak-kanak atau Frobel School
asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
§ Eerste Europese Lagere School (1925)
§ Hogere Burger School (HBS, setingkat
SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
§ Rijkuniversiteit Leiden, jurusan
Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi
Karir
§ Kepala dan Gubernur Militer Daerah
Istimewa Yogyakarta (1945)
§ Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir
III (2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947)
§ Menteri Negara pada Kabinet Amir
Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 – 11 November 1947 dan 11 November 1947 – 28
Januari 1948)
§ Menteri Negara pada Kabinet Hatta I
(29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949)
§ Menteri Pertahanan/Koordinator
Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949)
§ Menteri Pertahanan pada masa RIS (20
Desember 1949 – 6 September 1950)
§ Wakil Perdana Menteri pada Kabinet
Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951)
§ Ketua Dewan Kurator Universitas
Gajah Mada Yogyakarta (1951)
§ Ketua Dewan Pariwisata Indonesia
(1956)
§ Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic
Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia
Konsultatif Colombo Plan (1957)
§ Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
§ Menteri/Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan (5 Juli 1959)
§ Ketua Delegasi Indonesia dalam
pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
§ Menteri Koordinator Pembangunan (21
Februari 1966)
§ Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi
11 (Maret 1966)
§ Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
(1968)
§ Ketua Umum Komite Olahraga Nasional
Indonesia/KONI (1968)
§ Ketua Delegasi Indonesia di
Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika
Serikat (1968)
§ Wakil Presiden Indonesia (25 Maret
1973 – 23 Maret 1978)
BIOGRAFI I GUSTI NGURAH RAI
Nama : I Gusti Ngurah Rai
Lahir : Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda | 30 Januari 1917
Meninggal : Marga, Tabanan, Bali | 20 November 1946 (umur 29)
Makam : Taman Makam Pahlawan Margarana Bali
Agama : Hindu
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
Lahir : Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda | 30 Januari 1917
Meninggal : Marga, Tabanan, Bali | 20 November 1946 (umur 29)
Makam : Taman Makam Pahlawan Margarana Bali
Agama : Hindu
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
Biografi
I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai, adalah pahlawan nasional dari daerah Bali. Terkenal
dengan gagasan perangnya yakni Puputan Margarana yang berarti perang secara
habis-habisan di daerah Margarana (Kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan,
Bali). Memiliki darah pejuang dengan tanah kelahiran Badung, Bali pada 30
Januari 1917. Ia merupakan anak camat yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Hal
ini pula yang menjadikan ia berkesempatan untuk bersekolah formal di
Holands Inlandse School (HIS). Untuk mengenal lebih mendalam, mari kita
ulas bersama biografi I Gusti Ngurah Rai.
Biografi I Gusti Ngurah Rai diawali dengan perjalanan
pendidikannya di masa kecil. I Gusti Ngurah Rai memilih untuk mengawali
pendidikan formalnya di Holands Inlandse School di Bali. Setelah tamat
dari HIS ia melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) di
Malang. Selanjutnya ia memperdalam ilmu kemiliterannya di Prayodha Bali,
Gianyar dilanjutkan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren
(CORO) di Magelang dan pendidikan Arteri Malang. Berkat pendidikan militer yang
banyak serta kecerdasan yang ia miliki, ia sempat menjadi intel sekutu di
daerah Bali dan Lombok.
Biografi I
Gusti Ngurah Rai berlanjut pada masa perjuangan melawan penjajah
colonial. Setelah pemerintahan Indonesia merdeka, I Gusti Ngurah Rai membentuk
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil dan di Bali dan memiliki pasukan
bernama Ciung Wanara. Pasukan ini dibentuk untuk membela tanah air guna melawan
penjajah di daerah Bali. Sebagai seorang Komandan TKR di Sunda Kecil dan,
ia merasa perlu untuk melakukan konsolidasi ke Yogyakarta yang menjadi markas
TKR pusat. Sampai di Yogyakarta I GUsti Ngurah Rai dilantik menjadi komandan
Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan Kolonel. Sekembalinya dari Yogyakarta
dengan persenjataan, I Gusti Ngurai Rai mendapati Bali telah dikuasai oleh
Belanda dengan mempengaruhi raja-raja Bali.
Biografi I Gusti Ngurah Rai berlanjut dengan meletusnya
perang di Bali. Setelah kepulangannya dari Yogyakarta Ia mendapati pasukan
Belanda dengan 2000 pasukan dan persenjataan lengkap dan pesawat terbang siap
untuk menyerang I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan kecilnya. Bersama dengan
pasukan Ciung Wanaranya, I Ngurah Rai berhasil memukul mundur pasukan Belanda
pada saat itu pada tanggal 18 November 1946. Namun hal ini justru membuat pihak
Belanda menyiapkan bala tentara yang lebih banyak dari Pulau Jawa, Madura dan
Lombok untuk membalas kekalahannya. Pertahanan I Gusti Ngurah Rai berhasil
dipukul mundur dan hingga akhirnya tersisa pertahanan Ciung Wanara terakhir di
desa Margarana. Kekuatan terakhir ini pun dipukul mundur lantaran seluruhnya
pasukannya jatuh ke dasar jurang. Hal ini pulalah yang diabadikan dengan
istilah puputan Margarana (perang habis-habisan di daerah Margarana) pada
tanggal 20 November 1946.
Berkat usaha
yang gigih memperjuangkan Bali untuk masuk menjadi kekuasaan Indonesia (sesuai
kesepakatan Linggarjati hanya Sumatra, Jawa, dan Madura yang masuk kekuasaan Indonesia)
Ngurah Rai mendapat gelar Bintang Mahaputra dan dan kenaikan pangkat
menjadi Brigjen TNI (Anumerta). Ia meninggal pada usia 29 tahun dan
memperoleh gelar pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 63/TK/1975
tanggal 9 Agustus 1975. Namanya pun diabadikan menjadi nama Bandara di kota
Bali.
Pendidikan
I Gusti Ngurah Rai
§
HIS,
Denpasar
§
MULO, Malang
§
Prayodha
Bali, Gianyar, Bali
§
Corps
Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang
§
Pendidikan
Artileri, Malang
Karir
I Gusti Ngurah Rai
§
Brigjen TNI
(anumerta)
§
Letnan
Kolonel
§
Letnan II
Penghargaan
I Gusti Ngurah Rai
§
Bintang
Mahaputra
§
Pahlawan
Nasional berdasarkan SK Presiden RI no 63/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975
BIOGRAFI
JENDRAL SOEDIRMAN
Nama
Lengkap : Raden Soedirman
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Kebangsaan : Indonesia
Meninggal : Magelang, 29 Januari 1950
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki
Agama : Islam
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Kebangsaan : Indonesia
Meninggal : Magelang, 29 Januari 1950
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki
Agama : Islam
BIOGRAFI
JENDRAL SUDIRMAN
Jendral Sudirman Pahlawan Nasional yang sangat terkenal dengan taktik bergerilya untuk
melawan penjajah. Biografi Jendral Sudirman pernah ditulis dalam sebuah buku
yang berjudul Guru bangsa, Sebuah Biografi Jenderal Sudirman yang
ditulis oleh Sardiman pada tahun 2008. Beliau dilahirkan di Bodas Karang Jati
Purbalingga Jawa tengah, pada hari Senin 24 Januari 1916. Beliau memiliki nama lengkap
Raden Soedirman, namun lebih dikenal dengan nama jenderal Sudirman. Kedua orang
tuanya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya bernama Karsid Kartowirodji dan
ibunya Siyem. Sejak kecil jendral Sudirman dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo
dan istrinya bernama Teoridowati yang merupakan sebuah keluarga Priyayi.
Biografi
Pendidikan Jendral Sudirman di mulai Hollandsch Inlandsche School, namun ketika
tahun kelima Jendral Sudirman berhenti dari sekolahnya dan kemudian melanjutkan
sekolahnya di Yogyakarta di sekolah Taman Siswa. Setelah itu Jendral Sudirman
melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomo. Jenderal Sudirman juga berbakat dalam
berbagai ilmu pelajaran dan ia juga memperdalam ilmu agama. Berdasarkan buku
biografi Jendral Sudirman, gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad
Kholil mendidiknya dengan baik. Setelah lulus dan setelah kematian ayah tirinya
beliau yang berusia 19 tahun juga sempat mengajar di sekolah Wirotomo. Jendral
Sudirman juga aktif di organisasi Kepanduan Putra Muhammadiyah, beliau memimpin
Hizboel Wathan. Selanjutnya beliau juga belajar satu tahun di sekolah
guru di Surakarta yaitu di Kweekschool.
Setelah itu
Jenderal Sudirman juga lebih giat bergerak di organisasi kepemudaan
Muhammadiyah. Jenderal Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang pintar untuk
bernegosiasi. Jendral Sudirman juga menikah dengan teman saat sekolah dulunya.
Perempuan yang dinikahinya bernama Alfiah dan mempunyai keturunan 4 orang putra
dan seorang putri. Sebelum kedatangan tentara Jepang, jenderal Sudirman di
minta oleh Belanda untuk memberi pelatihan terhadap tentara pribumi tentang
pelatihan kemiliteran. Dan pada tahun 1942, kedatangan Jepang di Indonesia
semakin memperburuk keadaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat pribumi. Banyak
sekolah yang ada ditutup oleh Jepang, salah satunya adalah sekolah yang tempat
beliau mengajar. Namun setelah beberapa waktu berlalu, dalam buku biografi
Jendral Sudirman, beliau mampu bernegosiasi dengan pemerintah jepang untuk
membuka sekolah y tersebut.
Pada masa
pemerintahan Jepang, berdasarkan biografi jendral Sudirman, beliau aktif
memimpin organisasi bentukan Jepang yang bertujuan menjaga keamanan Indonesia
dari pihak sekutu. Sudirman memimpin Syu Sangikai, bergabung dengan Pembela
TanaH Air (PETA). Oleh karena itu Beliau mengikuti pelatihan di Bogor. Karena
kepiwaiannya, Jendral Sudirman diangkat sebagai Komandan dan dipersenjatai
dengan peralatan lengkap dan ditempatkan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa
Tengah. Hingga sampai pada terjadinya Bom Atom Nagasaki dan Hirosima, jendral
Sudirman membantu Soekarno hatta dan pejuang lainnya untuk mengamankan
persiapan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, negara Indonesia perlu membentuk
pasukan keamanan/ tentara Indonesia.
Kisah
perjuangan Jendral Sudirman berlanjut dengan bergabungnya beliau dengan BKR
yang akhirnya berganti menjadi TKR (yang sekarang disebut TNI). Pada masa it
pangkat jendral Sudirman mulai berkembang karena keuletannya. Mulai dari
pangkat colonel letnan jenderal, jenderal, hingga jenderal Besar. Selain itu
jenderal Sudirman juga berperan secara langsung dalam perang Ambarawa dalam
mempertahankan dan mengusir tentara sekutu yang diboncengi NICA. Setelah
menyusun perjanjian linggarjati dan melawan Belanda dalam Agresi Militer ke 1
dan 2, setahun kemudian jendral sudirman meninggal karena penyakit TBC yang
beliau rasakan bertahun-tahun lamanya. Demikian lah biografi Jendral Sudirman,
semoga bermanfaat.
“Tentara
bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang
berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu
bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.”
“Tentara
hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan
menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini,
lagipula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh
menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.”
“Karena
kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan
mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.”
“Pelihara
TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai
politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan,
bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara,
karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.”
“Kemerdekaan
satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda
dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun
juga.”
“Jangan
mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan
provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat,
kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot.”
PENDIDIKAN JENDRAL
SUDIRMAN
§
Sekolah
Taman Siswa
§
HIK
(sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat.
§
Pendidikan
Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
KARIR
JENDRAL SUDIRMAN
§
Guru di
HIS Muhammadiyah di Cilacap
§
Panglima
Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal
§
Panglima
Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
§
Komandan
Batalyon di Kroya
PENGHARGAAN JENDRAL SUDIRMAN
§
Jenderal
Besar Anumerta Bintang Lima (1997)
BIOGRAFI
BUNGTOMO
Nama : Sutomo (Bung Tomo)
Lahir : Surabaya, Minggu, 3 Oktober 1920
Meninggal : Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 (umur 61 tahun)
Dikenal karena : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Nama Orangtua : Kartawan Tjiptowidjojo
Pasangan : Sulistina Sutomo
Anak : 5
Lahir : Surabaya, Minggu, 3 Oktober 1920
Meninggal : Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 (umur 61 tahun)
Dikenal karena : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Nama Orangtua : Kartawan Tjiptowidjojo
Pasangan : Sulistina Sutomo
Anak : 5
Biografi Bung Tomo
Masyarakat
indonesia memperingati hari pahlawan pada sepuluh november, yang didasarkan
pada peperangan besar di Surabaya antara Indonesia melawan tentara NICA yang
mendompleng sekutu, peperangan yang bermula dari insiden pengibaran bendera
belanda di hotel yamato ini berkembang menjadi peperangan yang menumpahkan
banyak darah dan merupakan peperangan paling besar yang pernah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia yang saat itu
sudah merdeka dilecehkan oleh tentara sekutu yang ternyata membawa pasukan
belanda untuk merebut kembali indonesia dengan alasan melucuti tentara jepang
dan membebaskan tawanan perang, biografi bung tomo akan
menceritakan sejarah berdarah tersebut.
Bung tomo yang
memiliki nama lengkap Soetomo adalah laki-laki kelahiran Surabaya pada tanggal
02 Oktober 1920, merupakan putra dari Kartawan Tjiptowidjojo terlahir dari
keluarga kelas menengah setengah priyayi, bung tomo juga menempuh pendidikan
yang hampir setara dengan anak-anak kompeni saat itu, padahal waktu itu sangat
sulit mendapatkan akses pendidikan bagi warga pribumi, bung tomo muda juga
aktif mengikuti berbagai macam organisasi, salah satunya adalah organisasi
kepanduan bangsa indonesia yang juga merupakan organisasi cikal bakal pramuka
di indonesia, bung tomo sendiri mengatakan bahwa selama bergabung dengan
organisasi ini banyak sekali hal yang ia pelajari sebagai landasannya
memperjuangkan negara indonesia, mengetahui biografi bung tomo merupakan hal
yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda
indonesia.
Bung tomo
juga memiliki karir yang cemerlang di segala bidang yang pernah bung tomo
geluti, diantaranya adalah sebagai jurnalist, bung tomo memiliki minat yang
sangat tinggi terhadap dunia jurnalistik pada masa mudanya, puncak karir bung
tomo di dunia jurnalistik adalah menjadi pemimpin redaksi pada kantor berita
antara, membahas biografi bung tomo dengan
pertempuran sepuluh november yang sangat sengit tidak bisa terlepas dari peran
ulama-ulama dan kyai-kyai di jawa timur, diantaranya adalah KH. Wahab
Chasbullah yang saat itu menjabat sebagai panglima laskar Hizbullah yang berada
di garis terdepan peperangan sepuluh november.
Selepas
peperangan melawan penjajah bung tomo sempat terjun ke dunia politik dengan
menjadi menteri negara Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Veteran dan juga
pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi namun pada
kenyataannya hati bung tomo tidak terpuaskan dan seringkali merasa kecewa
dengan keputusan-keputusan politik saat itu, biografi bung tomo bisa sangat
panjang jika membahas hal ini.
Bung tomo
mengalami kekecewaan yang sangat mendalam terhadap model pemerintahan orde baru
yang di pimpin oleh soeharto, sehingga membuatnya menjadi lantang meneriakkan
ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintahan orde baru, sehingga pada
puncaknya bung tomo sempat dipenjara oleh pemerintah orde baru yang merasa
khawatir dengan protes dan kritik yang dilakukan oleh bung tomo, demikian
biografi bung tomo semoga dapat meningkatkan rasa nasionalisme kita.
“Merdeka atau mati !”
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai
darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih,
selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga."
“Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang
yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka”
Karir Bung Tomo
§ KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
§ Gerakan Rakyat Baru
§ Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang
Bersenjata/Veteran, 1955-1956
§ Menteri Sosial Ad Interim, 1955-1956
§ Anggota DPR yang mewakili Partai
Rakyat Indonesia, 1956-1959
Penghargaan
Bung Tomo
§
Pahlawan
Nasional
BIOGRAFI
JENDERAL AHMAD YANI
Nama : Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
Tanggal Lahir : 19 Juni 1922
Tempat Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal : 1 Oktober 1965 (umur 43), Jakarta
Tanggal Lahir : 19 Juni 1922
Tempat Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal : 1 Oktober 1965 (umur 43), Jakarta
Makam
: Taman Makam
Pahlawan di Kalibata
Zodiak
: Libra
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
Anak : 8
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
Anak : 8
Agama : Islam
Biografi
Ahmad Yani
Ahmad Yani
dilahirkan pada 19 Juni 1922 di Purworejo Jawa Tengah di keluarga Wongsoredjo.
Ahmad yani ikut pindah keluarganya ke Batavia pada tahun 1927. Ahmad Yani menjalani
pendidikan dasar di HIS (Setingkat Sekolah Dasar)Bogor selesai pada tahun 1935.
Berlanjut dengan menempuh pendidikannya ke MULO (setingkat SMP), berada pada
kelas B Afd dikota yang sama yaitu Bogor. Di biografi Jenderal Ahmad Yani disebutkan,
selepas selesai dari MULO pada tahun 1938, Ia pindah ke Jakarta untuk
melanjutakan pendidikan ke AMS (setingkat SMU) masuk pada bagian B dan hanya
bertahan sampai kelas dua karena kena wajib militer.
Pada tahun
1940, pemerintah Hindia Belanda melakukan kebijakan wajib militer. Dari
sisnilah pendidikan Militer Ahmad Yani dimulai. Ahmad Yani mempelajari tentang
topografi militer di Malang jawa Timur, namun belum sempat selesai terganggu
oleh kedatangan pasukan Jepang pada tahun 1942. Ia dan keluarganya kembali ke
daerah Jawa Tengah. Dalam biografi
Jenderal Ahmad Yani disebutkan, pada tahun 1943 Ia bergabung dengan
pasukan Peta (Pembela Tanah Air) dan menjalani pelatihan di Magelang. Tahap
selanjutnya, Ia menjalani pendidikan komandan peleton Peta di Bogor jawa Barat.
Selesai dari Bogor, kembali lagi ke Magelang dan menjadi instruktur. Pada tahun
tersebut, dia mengawali karier militer dengan pangkat Sersan
Pada masa
awal kemerdekaan, ahmad yani bergabung dengan tentara Republik Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang masih terus merongrong. Ahmad Yani
membentuk battalion dan dirinya yang menjadi komandan serta menorehkan
kemenangan pertama di Magelang, saat belanda mencoba mengambil alih Magelang
dan digagalkan oleh dirinya beserta pasukan. Maka Ahmad Yani mendapat Julukan
``Juruselamat Magelang``. Pada biografi Jenderal ahmad yani disebutkan,
setelah terbentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia ditugaskan menjadi komandan
TKR di Purwokerto. Saat terjadi Agreis Militer Belanda Pertama, ahmad yani dan
pasukannya yang berada didaerah Pingit berhasil menghalau serangan Belanda
melalui perang gerilya. Agresi Militer Belanda yang kedua dilancarkan kembali,
Dia diberikan kepercayaan sebagai komandan Wehrkreise II untuk wilayah
pertahanan Kedu. Setelah Indonesia berdaulat, muncul gerakan pemberontakan yang
dilakukan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) diwilayah Jawa
Tengah. Ahmad Yani ditugaskan untuk menumpas pemberontakan tersebut. Dalam
rangka tugas tersebut ahmad Yani membentuk pasukan khusus yang diberi nama
``The Banteng Raiders``. Pasukan DI/TII berhasil dikalahkan. Ia bertugas di
staf Angkatan Darat.
Pada
lintasan biografi Jenderal Ahmad Yani dijelaskan, pada
Desember 1955 Ia mendapat tugas belajar selama 9 bulan di Komando dan Staf Umum
College, Fort Leavenwort, Texas kembali pada 1956. Kemudian mengikuti
pendidikan dua bulan pada special Warfare Course di Inggris. Setelahnya, Ahmad
Yani dipindah ke Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta menjadi anggota staf
umum untuk Abdul Haris Nasution. Selanjutnya menjabat Asisten Logistik Kepala
Staf angkatan darat. Karirnya naik menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat
untuk organisasi dan kepegawaian. Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan PRRI
(Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera Barat. Saat itu ia
berpangkat kolonel dan mendapat mandate sebagai komandan komando Operasi 17
Agustus dan berhasil menumpas pemberontak. Keberhasilannya menjadikan Ia
mendapat promosi jabatan pada 1 September 1962 menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan
Darat ke-2. Setahun kemudian, tepatnya 13 November 1963 menjadi Panglima
Angkatan Darat yang otomatis menjadi Menteri di Kabinet Presiden Soekarno.
Pada era
akhir kepemimpinan, Presiden Soekarno lebih condong kepada haluan Komunis dan
memaksakan ideologi Nasakom. Pada tanggal 31 Mei 1965, Ahmad yani dan nasution
juga bersebrangan pendapat dengan PKI tentang rencana pembentukan tentara
angkatan kelima, yaitu buruh dan tani yang dipersenjatai. Pada saat PKI
melancarkan Gerakan 30 September, Ahmad yani menjadi menjadi salah satu target
operasi tersebut. Pada tanggal tersebut, rumah Ahmad yani di Jalan Latuhahary
No.6 di Menteng Jakarta Pusat, dikepung oleh sekitar 200 orang. Para penculik
masuk kerumah Ahmad Yani, masuk ke rumah dan memaksa Ahmad Yani untuk ikut
mereka dan mengatakan akan dihadapkan pada Presiden. Ahmad yani meminta untuk
mandi dan berganti pakaian, namun ditolak oleh para penculik dan terjadi
insiden hingga penembakan yang menewaskan Ahmad Yani pada 1 Oktober dini hari
di depan kamar tidurnya. Penculik membawa jenazah Ahmad Yani ke Lubang Buaya di
Jakarta Timur dan dimasukkan ke dalam sumur bekas bersama para Jenderal yang
dibunuh lainnya. Dalam rekam sejarah biografi Jenderal Ahmad Yani
disebutkan, Jenazah para korban G-30 S PKI diangkat dari sumur pada tanggal 4
Oktober 1965 dan di makamkan di TMP Kalibata tanggal 5 setelah melalui upacara
kenegaraan. Ahmad Yani dan rekan-rekannya yang terbunuh, dinyatakan sebagai
Pahlawan Revolusi melalui Keppres Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan
secara anumerta menjadi Jenderal Anumerta. Kini bekas rumah Ahmad yani
dijadikan sebagai museum public yang suasananya dibuat sama dengan kondisi
semula tahun 1965. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Namanya kini
terkenang sebagai nama jalan hampir di tiap kota seluruh Indonesia.
Pendidikan
§
HIS
(setingkat SD) Bogor, tamat tahun 1935
§
MULO
(setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun 1938
§
AMS
(setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun 1940
§
Pendidikan
militer pada Dinas Topografi Militer di Malang
§
Pendidikan
Heiho di Magelang
§
PETA
(Tentara Pembela Tanah Air) di Bogor
§ Command and General Staff College di Fort
Leaven Worth, Kansas, Amerika Serikat, tahun 1955
§
Special
Warfare Course di Inggris, tahun 1956
Bintang
Kehormatan
§
Bintang
RI Kelas II
§
Bintang
Sakti
§
Bintang
Gerilya
§
Bintang
Sewindu Kemerdekaan I dan II
§
Satyalancana
Kesetyaan VII, XVI
§
Satyalancana
G: O.M. I dan VI
§
Satyalancana
Sapta Marga (PRRI)
§
Satyalancana
Irian Barat (Trikora)
§
Ordenon
Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958) dan lain-lain
Penghargaan
BIOGRAFI
KOLONEL KAWILARANG
* Nama : – KAWILARANG, Alexander Evert
* Nama Populer/Alias : – Alex Kawilarang
* Pangkat : – Kolonel Inf. TNI Purn. (Mayor Jenderal
Permesta)
* Tempat & Tgl Lahir : –
Maeestercornelis(Jatinegara)/Jakarta, 23 Februari 1920
* Tanggal Meninggal : – 6 Juni
2000 di RSCM Jakarta
Peranan-Peranan Penting dalam hidup beliau:
– Memimpin
Pasukan Ekspedisi dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar,
Republik Maluku Selatan/RMS, Pemberontakan Kahar Muzakhar
– Merintis
pembentukan komando pasukan khusus TNI dengan nama Kesatuan Komando Territorium
III (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar – Jawa Barat (April 1951). Setahun
kemudian diambil alih oleh Markas Besar AD (MBAD) sebagai RPKAD (Resimen Para
Komando AD) lalu berturut-turut berubah nama menjadi Palu RPKAD, Kopassandha,
terakhir Kopassus (Komando Pasukan Khusus)
– Terlibat
dalam kelompok pro-Peristiwa 17 Oktober 1952 dalam menentang campur tangan
pemerintah dlm urusan militer
– Sebagai
Panglima Besar Angkatan Perang PERMESTA
Langkah Kolonel Alex Kawilarang yang
sulit dilupakan masyarakat politik pada tahun limapuluhan ialah ketika ia
menempeleng Letkol Soeharto di Makassar saat sedang menumpas pemberontakan RMS
dan pasukan KNIL/KL (KNIL=Koninklijke
Nederlands Indisch Leger /Tentara Hindia Belanda, KL=Koninlijk Leger /Tentara
Kerajaan Belanda). Kolonel Alex Kawilarang marah karena selaku Panglima TT-VII/TTIT
ia baru melaporkan kepada Presiden Soekarno (tanggal 4-5 Agustus) bahwa keadaan
di Makassar sudah aman. Tetapi Soekarno menyodorkan radiogram yang baru
diterimanya bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar hari Jumat,
tanggal 5 Agustus. Ternyata pasukan yang harus mempertahankan kota Makassar
yaitu Brigade Garuda Mataram telah melarikan diri ke Lapangan Udara Mandai.
Maka tidaklah mengherankan bahwa Kolonel Alex Kawilarang menjadi marah dan hari
Senin ini buru² kembali ke Makassar. Setibanya di lapangan udara Mandai ia
langsung memarahi komandan Brigade Garuda Mataram Letkol Soeharto: “sirkus apa²an nih?” kata Kolonel Alex
Kawilarang sambil menempeleng pipi Letkol Soeharto.
Maka dapatlah dimengerti, akibat
peristiwa tersebut, hingga saat Alex Kawilarang meninggal, Presiden Soeharto
tidak pernah berbicara dengan bekas atasannya itu. Penghargaan kepada A.E.
Kawilarang secara resmi baru diberikan pada 1999 yang lalu, sewaktu Presiden
B.J. Habibie berkuasa.
Berikut sekelumit berita di salah satu
koran nasional mengenai upacara penyematan anggota pembaretan anggota
kehormatan Korps Baret Merah yang dierimanya tahun 1999 setelah Soeharto
lengser:
Dalam
suatu upacara yang berlangsung hanya satu hari sebelum HUT Komando Pasukan
Khusus TNI-AD (Kopassus) pada 16 April 1999, Kolonel (Purnawirawan) Alexander
Evert Kawilarang (79 tahun) mendapat pembaretan sebagai anggota kehormatan
Korps Baret Merah, 47 tahun sesudah ia memerintahkan dibentuknya Kesatuan
Komando TT III yang merupakan cikal bakal Kopassus sekarang.
Nama
Kawilarang selalu diucapkan pada setiap ulang tahun Korps Baret Merah diadakan
di Cijantung, tetapi selama ini pula hanya disebut-sebut saja; sementara
puluhan orang yang dianggap berjasa pada pembentukan dan pengembangan pasukan
elite tersebut sudah mendapat penghargaan khusus; antara lain mantan ajudannya
Kapten (kemudian Jenderal) M. Jusuf dan paling akhir adalah Jenderal Besar AH
Nasution. Malah bekas ajudan yang lain, Kapten Yogie SM menjadi komandan
Kopassandha.
Bagaimana
pasukan istimewa terbentuk? Secara resmi disebutkan bahwa ide membentuk sebuah
pasukan hebat justru didapat oleh Letkol Slamet Riyadi ketika memimpin pasukan
melawan RMS di wilayah Maluku. Tetapi yang menjadi pelaksana pembentukannya
justru adalah A.E. Kawilarang. ”..untuk melawan gerakan-gerakan gerombolan yang
mobil itu, saya perhitungkan, perlu dibentuk suatu kesatuan yang terlatih
bertempur secara kesatuan kecil sampai dengan dua orang saja, dan all round.
Dan itu harus diciptakan, diadakan…” demikian tulis dalam biografinya Untuk
Sang Merah-Putih (Pustaka Sinar Harapan, 1988).
Sebagai
Panglima Tentara dan Teritorium (T&T) III atau Panglima Siliwangi di Jawa
Barat yang paling banyak menghadapi gangguan keamanan, tentu saja Kawilarang
adalah yang paling concern mengenai kualitas pasukan. Dan secara kebetulan ia
mengenal seorang mantan perwira Belanda yang bernama Visser (kemudian namanya
jadi M. Ijon Janbi) dan kemudian dijadikan sebagai komandan dan sekalipun
pelatih pasukan istimewa itu.
Ketika
pasukan tersebut sudah terbentuk dan efektif dalam menghadapi gangguan
keamanan; maka kesatuan itu diambilalih oleh markas besar TNI dan namanya
berubah menjadi Kesatuan Komando AD (KKAD) dan kini jadi Kopassus.
Tenggelam
Meskipun
nama AE Kawilarang dianggap identik dengan Korps Baret Merah dan juga
Siliwangi, tetapi namanya kemudian tenggelam setelah pada tahun 1958, selaku
Atase Militer RI di Washington DC, ia meminta berhenti dari jabatannya dan
pergi ke Sulawesi Utara. Dalam istilah pada waktu itu, Kawilarang yang begitu berjasa
bagi RI kemudian ”bergabung” dengan pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara.
Banyak teman atau anak buahnya tidak setuju dengan perkataan ”bergabung dengan
pemberontakan” tersebut, tetapi suasana politik tidak mendukung, dan PKI yang
mulai memperkuat kedudukan terus mengipas-ngipasi masalah itu.
Pada
tahun 1961, ketika keamanan mulai pulih kembali; di Sulawesi Utara diaturlah
suatu upacara militer resmi untuk ”menerima kembali” bekas Kol. Kawilarang dan
sejumlah besar pengikutnya yang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Yang menerima
kembali adalah seorang perwira senior Letjen Hidayat Wakasad yang adalah teman
lamanya. Tidak dipakai istilah ”menyerahkan diri” karena memang dianggap tidak
ada yang kalah dan tidak ada yang menang.
Meskipun
ia diterima kembali di Jakarta, kariernya selesai begitu dan banyak pihak yang
menghindar bertemu dengannya. Katanya dalam bukunya, ”…baru sesudah peristiwa
Oktober 1965 saya dan teman-teman saya dapat bernapas lebih lega dan mulai
kelihatan terang untuk tahun-tahun kemudian. Di tahun 1966 ada seorang yang
bertanya, ”apakah sudah direhabilitasi?” Saya jawab, siapakah yang harus
merehabilitasi siapa?” Ia konon malah tidak tahu apakah ia berkedudukan sebagai
”bekas” Kolonel atau Kolonel Purnawirawan, suatu kedudukan yang diberikan bila
pensiun secara normal.
Jadi
dalam status yang tidak jelas, AE Kawilarang hidup dengan tenang dan seolah
pasrah dengan apa yang dipunyainya, meskipun ia pernah tidak diundang pada HUT
Siliwangi (sesuatu yang pernah dialami pula oleh AH Nasution di masa Orba).
Para bekas anak buah serta teman-temannya yang masih mempunyai jalur dan
kekuasaan kemudian dengan susah payah mengusahakan agar Bintang Gerilya bisa
diberikan kepadanya. Dan penghargaan tersebut disematkan ketika ia terbaring di
rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta beberapa tahun lalu. Tetapi sejarah
tidak melupakannya, Baret Merah dan anggota kehormatan Kopassus walaupun amat
terlambat, merupakan pengakuan jasanya yang amat besar bagi kelahiran Kopassus.

BREVET KOMANDO – Komandan Jenderal
(Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Syahrir menyematkan
Brevet Komando Kehormatan, Pisau Komando dan Baret Merah kepada Kolonel A.E.
Kawilarang yang dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Kopassus, di Mako Kopassus,
Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (15/4/99) siang.
BIOGRAFI ISMAIL MARZUKI
Nama
Lengkap : Ismail Marzuki
Tempat Lahir : Batavia, Indonesia
Tanggal Lahir : Senin, 11 Mei 1914
Meninggal : Jakarta, 5 Januari 1958 (umur 44)
Tempat Lahir : Batavia, Indonesia
Tanggal Lahir : Senin, 11 Mei 1914
Meninggal : Jakarta, 5 Januari 1958 (umur 44)
Makam
: TPU Karet
Bivak, Jakarta
Istri : Eulis Zuraidah
Agama : Islam
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Indonesia
Istri : Eulis Zuraidah
Agama : Islam
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Indonesia
Biografi
Ismail Marzuki
Ismail
Marzuki atau Bang Maing sapaan akrapnya adalah putra Betawi, lahir pada 11 Mei
1914 di Kwitang, Senen, Batavia atau Jakarta Sekarang ini. Beliau merupakan
komponis besar yang telah menciptakan lebih dari 200 lagu. Lagu-lagunya yang
melegenda diantaranya sepasang mata bola, Rayuan pulau kelapa yang merupakan
lagu penutup siaran TVRI pada jaman Orde Baru, Indonesia Pusaka, dan masih
banyak lagi. Pada biografi Ismail Marzuki disebutkan, bahwa ibunya meninggal
saat usianya masih tiga bulan sehingga sosok ibu digantikan oleh Anie Haminah,
kakak kandungnya yang berumur sebelas tahun diatasnya.
Masa
pendidikan Ismail Marzuki dimulai dengan belajar di HIS Idenburg, Menteng
sampai kelas 7, berlanjut ke MULO di jalan Menjangan, Jakarta. Selepas mendapat
ijazah MULO dan kemampuan berbahasa Inggris dan Belanda, ia bekerja di Socony
servie Station untuk beberapa saat hingga kemudian pindah ke perusahaan dagang
KK Nies. Ia senang bekerja pada perusahaan yang merekam piringan hitam dan
menjual alat-alat music, karena disinilah bakatnya dibidang music bisa
tersalurkan. Dalam biografi Ismail Marzuki disebutkan, hobinya dengan music
terpupuk dengan baik saat usia sekolah ayahnya membelikan alat music seperto
harmonica, mandolin dan lainnya. Dengan alat music tersebut ia aktif mengasah
kemampuannya bermain music dan mampu menciptakan lagu pada usia 17 tahun dengan
judul O Sarinah.
Karir
bermusik Ismail Marzuki dimulai sejak ia bergabung dengan perkumpulan orkes
Lief Java dibawah pimpinan Hugo Dumas pada tahun 1936. Di grup inilah
kemampuannya terus terasah dan meningkat dengan pesat. Kreatifitasnya dalam
mengaransemen lagu dengan genre yang beragam, lagu Barat, Irama Keroncong dan
Langgam Melayu sangat diapresiasi. Ia orang pertama yang mengganti harmonium
pompa dalam langgam melayu dengan instrument akordean. Mengikuti karirnya dalam biografi Ismail Marzuki sungguh menarik. Pada tahun 1937
beberapa lagu Bang maing seperti O Sarinah, Ali Baba Rumba, dan Olhe Lheu Dari
Kotaradja direkam dalam piringan hitam dan mendapat sambutan yang sangat
antusias dari para penggemar music. Pada tahun 1938, Ia membawakan lagu
bertajuk Duduk Termenung untuk mengisi suara dalam film Terang Bulan, karena
Rd. Muchtar selaku pemerannya tidak dapat menyanyikannya. Sukses di dunia film,
Ia diundang dalam serangkaian pementasan di Singapura dan Malaysia. Pada tahun
1939, Ia menciptakan lagu berjudul Als De Orchideen Bloeien yang mampu memukau
hati penggemar diseluruh tanah air hingga melintas ke negeri Belanda.
Menelaah
lebih dalam biografi Ismail Marzuki, kita jadi mengetahui kalau Ia adalah
seorang pejuang kemerdekaan melalui syair lagu. Lagu-lagu yang Ia ciptakan
mampu membakar semangat perlawanan rakyat pribumi terhadap para penjajah. Ia
menggubah lagu Indonesia Pusaka dan Bisikan Tanah air yang berujung pada
pemanggilan dirinya oleh Kenpetai, karena lagunya yang disiarkan secara luas
melalui radio dianggap memprovokasi rakyat untuk melawan penjajah Jepang. Ia
menciptakan mars Gagah Perwira untuk memberi semangat perjuangan kepada para
pasukan Peta (Pembela Tanah Air). Sedangkan lagu Rayuan Pulau Kelapa, Ia
ciptakan pada tahun 1944.
Pada biografi Ismail Marzuki, sisi kehidupan pribadinya terungkap,
kalau Ia menikah dengan Eulis Zuraidah. Ia memiliki anak angkat bernama Rachmi
Aziah, sedangkan sampai akhir hayatnya Ia tidak dikaruniai anak kandung yang
terlahir dari Rahim istrinya. Tahun 1956, Ia menulis lagu berjudul Inikah
Bahagia saat sedang sakit. Menjalani masa sakit selama dua tahun hingga
akhirnya pada tanggal 25 Mei 1958 Ia meninggal dunia dalam usia 44 tahun.
Namanya terkenang sepanjang masa dan terabadikan lewat Pusat Kebudayaan dan
Sastra di Salemba Jakarta Pusat dengan nama Taman Ismail Marzuki. Ia
dianugerahi sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden No 089/TK/ tahun 2004.
Penghargaan
Ismail Marzuki
§ Pahlawan Nasional berdasarkan SK
Presiden No 089/TK/ tahun 2004
§
Namanya
diabadikan sebagai pusat seni dan kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM), 1968
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki
Nama Lengkap : Ismail Marzuki
Alias : Ismail
Profesi : Musisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Senin, 11 Mei 1914
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis yang aktif dan
produktif. Dia lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Karya-karyanya seolah tak akan
pernah padam hingga kini. Kesyahduan, lirik yang penuh jiwa
nasionalis-romantis, syair yang kuat, melodi yang indah, serta memiliki nilai
keabadian yang tinggi adalah ciri khas hasil karya komposer pelopor senior,
Ismail Marzuki.
Ada lebih dari 250 karyanya yang beberapa di antaranya masih sering dilantun-dengarkan hingga kini, di antaranya adalah Indonesia Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya itu, lagunya yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 pun beberapa waktu lalu sempat diputar setiap harinya oleh TVRI.
Memulai karir sebagai komponis, lagu pertama yang dihasilkan pria yang akrab disapa Ismail ini adalah lagu "O Sarinah" sebuah lagu yang bercerita mengenai kondisi kehidupan bangsa yang tertindas pada tahun 1931. Dalam bermusik, anak kampung Kwitang ini dikenal mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Selain itu, ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang mewarnai sejarah dan dinamika musik Indonesia.
Beragam sisi nasionalisme dan romantisme berhasil digabungkan oleh pria yang namanya diabadikan sebagai pusat taman seni budaya yang ada di Jakarta pada tahun 1968 ini melahirkan sebuah lagu dengan syair yang kuat dan bermakna sangat dalam jika dilihat dari sisi melodia. Jenis karyanya memang terkenal sangat beragam, bahkan ia juga menciptakan lagu keroncong yang ia beri judul Bandung Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.
Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang di usia 44 tahun. Meski Ismail telah tiada, namun karyanya abadi hingga kini Seperti karyanya yang memberikan kesan keabadian. Berkat karya-karyanya yang fenomenal, Ismail mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004 setelah sebelumnya namanya diabadikan sebagai nama pusat seni yang ada di Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Meski begitu, ada karyanya yang hingga kini masih diperdebatkan oleh masyarakat yaitu lagu "Halo-halo Bandung".
Ada lebih dari 250 karyanya yang beberapa di antaranya masih sering dilantun-dengarkan hingga kini, di antaranya adalah Indonesia Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya itu, lagunya yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 pun beberapa waktu lalu sempat diputar setiap harinya oleh TVRI.
Memulai karir sebagai komponis, lagu pertama yang dihasilkan pria yang akrab disapa Ismail ini adalah lagu "O Sarinah" sebuah lagu yang bercerita mengenai kondisi kehidupan bangsa yang tertindas pada tahun 1931. Dalam bermusik, anak kampung Kwitang ini dikenal mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Selain itu, ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang mewarnai sejarah dan dinamika musik Indonesia.
Beragam sisi nasionalisme dan romantisme berhasil digabungkan oleh pria yang namanya diabadikan sebagai pusat taman seni budaya yang ada di Jakarta pada tahun 1968 ini melahirkan sebuah lagu dengan syair yang kuat dan bermakna sangat dalam jika dilihat dari sisi melodia. Jenis karyanya memang terkenal sangat beragam, bahkan ia juga menciptakan lagu keroncong yang ia beri judul Bandung Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.
Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang di usia 44 tahun. Meski Ismail telah tiada, namun karyanya abadi hingga kini Seperti karyanya yang memberikan kesan keabadian. Berkat karya-karyanya yang fenomenal, Ismail mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004 setelah sebelumnya namanya diabadikan sebagai nama pusat seni yang ada di Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Meski begitu, ada karyanya yang hingga kini masih diperdebatkan oleh masyarakat yaitu lagu "Halo-halo Bandung".
Riset dan Analisa oleh Atiqoh Hasan
KARIR
·
Komponis
PENGHARGAAN
·
Pahlawan
Nasional, 2004
·
Namanya
diabadikan sebagai pusat seni dan kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM), 1968
Tidak ada komentar:
Posting Komentar