Selasa, 06 September 2016

TOKOH NASIONAL

BIOGRAFI LENGKAP PAHLAWAN INDONESIA

Biografi Ir Soekarno Presiden Pertama Indonesia

Ir Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Ia mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan melewati perjuangan hingga akhirnya dapat merdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia juga dikenal sebagai bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia.


Biografi Ir Soekarno

Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau merupakan anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah) dan Ida Ayu Nyoman Rai (ibu). Ibunya merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan ayahnya sendiri beragama Islam.  

Soekarno mempunyai nama asli Kusno saat lahir, namun karena sering mengalami sakit, saat ia berusia lima tahun namanya diubah menjadi Sukarno oleh orangtuanya. Beliau merupakan anak ke-dua dari dua bersaudara. yang pertama kakaknya bernama Sukarmini.

Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya pindah ke Mojokerto, karena mengikuti orangtuanya yang pada saat itu ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, Soekarno bersekolah di Erste Inlandse School. Namun pada bulan Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).

Pada tahun 1915, Seokarno telah lulus dari ELS dan berhasil melanjutkan pendidikannya ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia diterima di HBS karena bantuan seorang teman ayahnya yang bernama H.O.S Tjokroaminoto. Saat di Surabaya, ia tinggal di pondokan kediaman Tjokroaminoto yang telah memberinya tempat tinggal.

Di Surabaya, Soekarno bertemu denan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin oleh Tjokroaminoto pada saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Hj.Agus Salim, dan Abdul Muis.

Soekarno aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo sebuah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret 1915. Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman.

Setelah lulus dari HBS Soerabaja bulan Juli 1921,  Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921. Ia dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya.

Saat di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam.  Di sana ia berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Pada tanggal 4 Juli 1927, beliau mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia), dengan tujuan Indonesia Merdeka. Aktivitasnya di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan besoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Pulau Flores. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 ia diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Beliau baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) pemerintahan Jepang memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang mereka buat untuk menarik hati dari penduduk Indonesia.

Beberapa organisasi bentukan Jepang antara lain : Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh penting seperti Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lain aktif dalam organisasi tersebut. Dan tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun tidak semua tokoh-tokoh nasional yang setuju bekerja sama dengan Jepang, bahkan ada gerakan bawah tanah dan gerakan pemberontakan lainnya karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Soekarno aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.


Biografi Ir Soekarno
Ruang sidang BPUPKI - Image courtesy of operator.web.id

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Peristiwa Rengasdengklok

Terjadinya perbedaan antara golongan tua dengan golongan muda pada saat itu. Perbedaan tersebut mengenai hal kemerdekaan, ke-dua golongan tersebut sama-sama menginginkan kemerdekaan, namun golongan tua ingin proklamasi melalui PPKI, sedangkan golongan muda tidak ingin proklamasi melalui PPKI karena organisasi tersebut merupakan bentukan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.


Biografi Ir Soekarno
Rengasdengklok - Image courtesy of smansax1-edu.com

Akhirnya pada tanggal 16 Juli 1945, peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta yang dibawa ke Rengasdengklok, untuk didesak agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia karena kekalahan Jepang pada saat itu dengan pasukan Amerika. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno bersama Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia yang salah satunya disebarkan melalui media Radio untuk rakyat di seluruh Indonesia.


Menjadi Presiden Republik Indonesia Dan Akhir Jabatan

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada periode 1945-1966.

Pada saat menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah.  Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.

Pada tahun 1960 terjadi pergolakan politik yang hebat di Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan G30-S/PKI dimana dari peristiwa ini kemudian membuat pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir ditandai dengan adanya "Supersemar" atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun 1966 yang ditandatangani oleh Soekarno. Surat tersebut berisi perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.

MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan.

Pada tanggal 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto menjadi kepala pemerintahan Indonesia. Setelah melakukan Sidang Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik IndonesiaI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.


Istri dari Soekarno

Kami membaca beberapa referensi ada 2 pendapat yang berbeda mengenai istri dari Soekarno, ada yang menyebutkan mempunyai 3 istri dan ada yang menyebutkan beliau memiliki 9 istri. Kami lebih memilih 9 orang istri, karena kami membaca dari situs wikipedia yang kami anggap dapat dipercaya akan kebenarannya. Jika ada kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Anda.

1.                  Oetari (1921-1923)
2.                  Inggit Garnasih (1923-1943)
3.                  Fatmawati (1943-1956)
4.                  Hartini (1952-1970)
5.                  Kartini Manoppo (1959-1968)
6.                  Ratna Sari Dewi (1962-1970)
7.                  Haryati (1963-1966)
8.                  Yurike Sanger (1964-1968)
9.                  Heldy Djafar (1966-1969)

Akhir Hayat Soekarno

Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.

Soekarno masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan.

Penghargaan

Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain Universitas Gajah Mada (19 September 1951), Institut Teknologi Bandung (13 September 1962), Universitas Indonesia (2 Februari 1963), Universitas Hasanuddin (25 April 1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964), dan Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965).

Mendapatkan penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki. Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena telah mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.


    Profil Mohammad Hatta    
Biografi Mohammad Hatta (Bung Hatta) ”Sang Proklamator Indonesia”
Nama : Dr. Drs. H. Mohammad Hatta
Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902
Meninggal : Jakarta, 14 Maret 1980 (umur 77)
Makam : Taman Makam Proklamator Bung Hatta
Zodiac : Leo
Hobby : Membaca | Menulis
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim
Anak : 3
Agama : Islam


    Biografi Mohammad Hatta    
Siapa yang tidak kenal dengan Bung hatta. Beliau adalah wakil presiden pertama republik Indonesia. Bung hatta atau Mohammad hatta lahir di bukit tinggi pada tanggal 12 Agustus 1902. Beliau mulai kenal dengan berbagai pergerakan sejak tinggal di MULO kota padang. Selain itu beliau juga masuk di organisasi Jong Sumatranen Bond. Beliau juga pernah menempuh sekolah di Belanda yaitu di sekolah Handels Hoge School Roterdam pada tahun 1921. Dalam beberapa buku biografi Mohammad Hatta, beliau juga pernah ikut bergabung dalam organisasi pergerakan yaitu Indische Vereniging. Organisasi tersebut merupakan organisasi yang menolak kerjasama dengan Belanda.

Mohammad Hatta lulus dari handles economis atau bisa disebut dengan ekonomi perdagangan pada tahun 1923. Awalnya beliau akan menempuh pendidikan doctor di bidang ekonomi tetapi pada tahun tersebut juga dibuka jurusan baru yaitu hukum Negara dan hukum administrasi. Akhirnya beliau lebih memilih untuk melanjutkan ke jurusan tersebut dibandingkan ke jurusan doctoral. Karena masalah perpajangan studinya ini, beliau akhirnya menjadi ketua PI (perhimpunan Indonesia). Beliau juga pernah menyampaikan pidato tentang struktur ekonomi dunia dan juga tentang pertentangan kekuasaan. Pidato ini banyak sekali diceritakan di berbagai buku biografi Mohammad Hatta.

Dari tahun 1926 sampai tahun 1930, Mohammad hatta selalu menjadi ketua di perhimpunan Indonesia. Sampai beberapa waktu akhirnya Perhimpunan Indonesia berbuah menjadi sebuah organisasi politik. PI awalnya Cuma perhimpunan mahasiswa Indonesia. Perhimpunan Indonesia dapat mempengaruhi pergerakan politik di Indonesia pada waktu itu. Sampai akhirnya pemufakatan perhimpunan politik Indonesia mengakui PI sebagai salah satu gerakan pergerakan politik Indonesia yang berasal dari Eropa. Dalam buku Biografi Mohammad hatta diceritakan bahwa Pi melakukan berbagai propaganda di luar Belanda. Setiap melakukan perkumpulan di eropa, selalu Mohammad hatta sendiri yang menjadi delegasi dari PI.
Pada tahun 1923, Mohammad hatta pulang ke tanah air Indonesia. Pada saat di Indonesia beliau lebih banyak disibukkan dengan menulis artikel politik yang di muat di surat kabar daulat ra'jat. Selain itu beliau juga mengadakan berbagai kegiatan politik dan juga melatih kader-kader politik dari partai Pendidikan nasional Indonesia. Pada saat penahanSoekarono di ende flores, Mohammad hatta banyak menuliskan artikel pertentangan keras terhadap penahannya tersebut. Pada bulan februari, pemeritahan Belanda akhirnya menahan semua pemimpin dari partai pendidikan nasional Indonesia. Ada 7 orang anggota partai yang ditahan di daerah Boven Digoel. Pada biografi Mohammad Hatta, dituliskan ketika beliau dipenjara beliau sempat menulis buku yang berjudul krisis ekonomi dan kapitalisme.

Beliau dan teman-temannya mengalami pembuangan ke berbagai hal. Tetapi selama mengalami masa tersebut Mohammad Hatta tetap menulis berbagai artikel tentang politik dan juga ekonomi. Pada masa pemerintahan Jepang, Mohammad Hatta sempat ditawarin untuk menjadi penasehat pemerintahan Belanda. Pada masa pambacaan teks proklamasi, beliau diminta oleh Soekarno untuk menyusun teks proklamasi. Sebenarnya masih banyak sekali cerita tentang biografi Mohamamad Hatta. Untuk pemuda Indonesia harus mengetahui tentang seluruh sejarah beliau. 
“Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu.”
“Memang benar pepatah Jerman: ‘Der Mensch ist, war es iszt’, artinya: ‘sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan.”
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.”
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”

    Pendidikan Mohammad Hatta    
§     Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)
§     Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia (1921)
§     Meer Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang (1919)
§     Europeesche Lagere School (ELS), Padang, 1916
§     Sekolah Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau (1913-1916)

    Karir Mohammad Hatta    
§     Ketua Panitia Lima (1975)
§     Penasihat Presiden dan Penasehat Komisi IV (1969)
§     Dosen Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1954-1959)
§     Dosen Sesko Angkatan darat, Bandung (1951-1961)
§     Wakil Presiden, Perdana menteri, dan Menteri Luar Negeri NKRIS (1949-1950)
§     Ketua delegasi Indonesia Konferensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
§     Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (1948-1949)
§     Wakil Presiden RI pertama (1945)
§     Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
§     Wakil Ketua Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (1945)
§     Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (1945)
§     Kepala Kantor Penasehat Bala Tentara Jepang (1942)
§     Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
§     Wakil Delegasi Indonesia Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-  1931)
§     Ketua Perhimpunan Indonesia, Belanda (1925-1930)
§     Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
§     Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
§     Partai Nasional Indonesia

    Organisasi Mohammad Hatta    
§     Club pendidikan Nasional Indonesia
§     Liga menentang Imperialisme
§     Perhimpunan Hindia
§     Jong Sumatranen Bond

    Penghargaan Mohammad Hatta    
§     Pahlawan Nasional
§     Bapak koperasi Indonesia
§     Doctor Honoris Causa, Universitas Gadjah Mada, 1965
§     Proklamator Indonesia
§     The Founding Father's of Indonesia

Nama : Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Zodiac : Virgo
Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)
Makam : Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
Agama : Islam
Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib
Ibu: Siti Saadah

    Profil Mohammad Yamin    
Mohammad Yamin merupakan pahlawan yang memperjuangakan persatuan dan kesatuan pemuda melalui Sumpah Pemuda tahun 28 Oktober 1928. Beliau adalah seorang sastrawan, politikus dan ahli hukum yang disegani sebagai Pahlawan nasional Indonesia. Beliau Lahir di Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Biografi Mohammad Yamin dimulai dari Riwayat pendidikan Mohammad Yamin di awali dengan pendidikan dasar d Palembang, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta yaitu Sekolah AMS. Disana ia juga mempelajari sejarah purbakala dan beberapa bahasa di dunia seperti latin, kael dan Yunani. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Ia memperoleh gelar Messter in de Rechten/Sarjana Hukum dari Rechtshoogeschool te Batavia.

Kisah hidup Mohammad Yamin pada masa penjajahan pemerintahan Belanda, di isi dengan bergabung dengan beberapa organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi yang ia ikuti saat beliau masih kuliah adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama organisasinya ini Beliau terlibat dalam panitia Sumpah pemuda.  Setelah mendapatkan gelar S 1 nya ia juga bergabung menjadi anggota PARTINDO yang tidak bertahan lama.  Biografi Mohammad Yamin dilanjutkan keikutsertaan Mohammad Yamin mengikuti organisasi Gerinda bersama kapau Gani, Amir Syarifuddin dan Adenan. Pada saat pemerintahan penjajah jepan Mohammad Yamin masih tetap bergerak untuk mencapai kemerdekaan melalui Pusat Tenaga Rakyat bentukan Jepang. Selain itu ia juga terpilih sebagai anggota dalam badan bentukan pemerintahan jepang yaitu badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). 

Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaan dan kekuasaan negara dipimpin olehSoekarno Hatta, beliau diangkat sebagai pemangku jabatan penting dalam sebuah negara.Biografi Mohammad yamin mencatat beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 1950. Cerita hidup Mohammad Yamin dilanjutkan dengan menjadi menteri kehakiman pada tahun 1952 hingga 1952. Dilanjutkan dari tahun 1953 hingga 1955 Beliau menjadi menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau juga sempat menjabat ketua Dewan perancang Nasional pada tahun 1962. Beliau juga menjadi pengawas IKBN Antara (1961-1962) dan menjadi menteri penerangan (1962-1963). 

Terlepas dari biografi Mohammad Yamin yang mencatat keberhasilan karier nya di bidang politik, beliau juga merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan. Beliau juga dikenal sebagai perintis puisi Modern di Indonesia. Beliau sering menulis dan menerbitkan tulisan-tulisannya dalam journal berbahasa belanda maupun berbahasa melayu. Karyanya yang telah diterbitkan adalah puisi Tanah Air dan Tumpah Darahku. Karyanya tersebut sebagian besar berbentuk sonata. Tidak hanya terbatas pada puisi, beliau juga menerbitkan esai, drama dan terjemahan karya Shakespeare dan Rabindranath Tagore. 

Pahlawan Nasional Indonesia ini mengakhiri Biografi Mohammad Yamin dengan tutup usia di Jakarta pada tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun. Berdasarkan perjuangan hidup Mohammad Yamin kepada Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra RI dari Presiden, Penghargaan Corps Polisi Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada dan Panca Darma corps, dan penghargaan panglima Kostrad.

    Pendidikan Mohammad Yamin    
§     Hollands Indlandsche School (HIS)
§     Sekolah guru
§     Sekolah Menengah Pertanian Bogor
§     Sekolah Dokter Hewan Bogor
§     AMS
§     Sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta

    Karir Mohammad Yamin    
§     Ketua Jong Sumatera Bond (1926-1928)
§     Anggota Partai Indonesia (1931)
§     Pendiri partai Gerakan Rakyat Indonesia
§     Anggota BPUPKI
§     Anggota panitia Sembilan
§     anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
§     Menteri Pendidikan
§     Menteri Kebudayaan
§     Menteri Penerangan
§     Ketua Dewan Perancang Nasional (1962)
§     Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962)
    Penghargaan Mohammad Yamin    
§     Gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973
§     Bintang Mahaputra RI
§     Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan Panca Darma Corps
§     Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Petaka Komando Strategi Angkatan Darat

BIOGRAFI SOEPOMO

Nama Lengkap : Soepomo
Tanggal Lahir : 22 Januari 1903
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Zodiac : Aquarius
Meninggal : Jakarta, 12 September 1958 (umur 55)
Makam : Pemakaman keluarga di kampung Yosoroto, Sala
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam

    Profil Soepomo    
Pahlawan nasional yang merupakan pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 ini dikenal dengan nama Prof. Mr. Soepomo. Ia adalah seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika Indonesia merdeka. Dalam biografi Soepomo, semasa hidupnya hingga akhir hayatnya ia juga berturut serta berperan dalam pembentukan adanya sistem nasional. Nama Soepomo sering terdengar saat menempuh pendidikan di sekolah dasar maupun menengah. Berikut akan diulas kembali sejarah dari beliau, agar anda bisa mengetahui secara jelas dan mengingat kembali perjalanan hidup Soepomo saat memerdekakan Indonesia.

Prof. Mr. Soepomo lahir di kota Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 22 Januari 1903. Dalam biorafi soepomo disebutkan bahwa ia terlahir dari kalangan keluarga ningrat aristocrat jawa. Kakek dari pihak ibunya adalah Raden Tumenggung Wirjodirodjo, bupati Nayak dari Sragen. Sedangkan Kakek dari pihak ayahnya adalah raden Tumenggung Reksowardono, bupati Anom Sukaharjo pada masa kejayaannya dulu. Pada tahun 1917 pahlawan Soepomo beruntung memiliki keluarga dari keluarga priyayi, sehingga ia memiliki kesempatan untuk bisa menjajaki pendidikan di ELS yaitu sekolah yang setingkat dengan sekolah dasar di daerah Boyolali. Kemudian di tahun 1920 Soepomo melanjutkan pendidikannya di MULO di kota Solo. Setelah itu meneruskan pendidikan hukumnya di Bataviasche Rechtsschool di Batavia dan lulus pada tahun 1923. Kemudian ia ditunjuk oleh kolonial Belanda sebagai pegawai negeri pemerintahannya yang di bantu oleh ketua dari pengadilan negeri Sragen tahun 1977. Kemudian di antara tahun 1924 hingga 1927, beliau mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda yang dibimbing oleh Cornelis van Vollenhoven. Ia adalah seorang professor hukum arsitek yang dikenal sebagai tokoh ilmu hukum adat Indonesia dan seorang ahli hukum di bidang hukum internasional, yaitu salah satu konseptor Liga Bangsa Indonesia.    

Pada tahun 1927 dalam biografi Soepomo juga dijelaskan bahwa ia pernah menyandang gelar sebagai doctor dengan judul disertasinya yaitu Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi Sistem Agraria di Wilayah Surakarta). Dalam disertasinya, Soepomo bukan hanya mengupas adanya sistem agraria tradisional saja akan tetapi juga meneliti hukum-hukum kolonial yang terkait dengan pertahanan di daerah Surakarta. Dengan menggunakan bahasa belanda yang ditulis secara halus dan tidak langsung dan menggunakan argument kolonialnya, kritik Soepomo atas wacana-wacana kolonial yaitu tentang proses transisi agrarian di letakkan dalam disertasinya tersebut. 

Pada buku biografi soepomo tentang bahasa belanda yang terkait dengan krtikan-kritikan tersebut yang pada dasarnya saat menyatakan kritikan kolonialnya, Soepomo meletakkan etika jawanya saat melakukan penulisan subjeytivitas pada argumentnya tersebut. Ini bisa dilihat di buku Frans Magnis-Suseno tentang etika jawa dan buku Ben Anderson tentang Language and Power, sebagai patokan tentang etika jawa untuk memahami strategi dan cara pandang agensi Soepomo. 

Hampir tidak ditemukan di biografi Soepomo, kecuali satu karangan Soegito (1977) yang menyatakan bahwa berdasarkan departemen pendidikan dan kebudayaan, Marsilam Simanjutak mengatakan bahwa Soepomo adalah sumber munculnya fasisme di Negara Indonesia karena adanya kekaguman Soepomo terhadap sistem pemerintahan jepang dan jerman. Simanjuntak menilai bahwa Negara orde baru pada jendral Soeharto adalah bentuk Negara yang sistem pemerintahannya paling dekat dengan Soepomo. Akan tetapi ini perlu di pertimbangkan dan diperdebatkan lagi. Soepomo meninggal di usia muda akibat sakit serangan jantung yang dideritanya. Ia meninggal pada tanggal 12 September 1959 di Jakarta dan dimakamkan di daerah Solo. Semoga informasi di atas dapat memberikan gambaran serta wacana bagi pembaca.

    Pendidikan Soepomo    
§     ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917)
§     MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920)
§     Bataviasche Rechtsschool di Batavia (lulus tahun 1923)
§     Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University (1924)

    Karir Soepomo    
§     Pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta
§     Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
§     Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
§     Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
§     Menteri Kehakiman
§     Rektor Universitas Indonesia (1951-1954)

    Penghargaan Soepomo    
§     Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1965)
Seperti itulah ulasan Biografi Soepomo tokoh pencetus sekaligus arsitek UUD 1945 bersama Mohammad Yamin dan Soekarno yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Soepomo.

Biodata Lengkap Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara, atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara lahir di Banten, 28 Februari 1911. Beliau adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948.
Di masa kecilnya akrab dengan panggilan “Kuding”, dalam tubuh Syafruddin mengalir darah campuran Banten dan Minang. Buyutnya, Sutan Alam Intan, masih keturunan Raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Menikah dengan putri bangsawan Banten, lahirlah kakeknya yang kemudian memiliki anak bernama R. Arsyad Prawiraatmadja. Itulah ayah Kuding yang, walaupun bekerja sebagai jaksa, cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang Belanda ke Jawa Timur.
Kuding, yang gemar membaca kisah petualangan sejenis Robinson Crusoe, memiliki cita-cita tinggi — “Ingin menjadi orang besar,” katanya. Itulah sebabnya ia masuk Sekolah Tinggi Hukum (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia) di Jakarta (Batavia).
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. kami menguasakan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra
Ketika Belanda melakukan agresi militernya yang kedua di Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949, Soekarno-Hatta sempat mengirimkan telegram yang berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu-Kota Jogyakarta. Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.
Telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi di karenakan sulitnya sistem komunikasi pada saat itu, namun ternyata pada saat bersamaan ketika mendengar berita bahwa tentara Belanda telah menduduki Ibukota Yogyakarta dan menangkap sebagian besar pimpinan Pemerintahan Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari, Sjafruddin Prawiranegara segera mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok, Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr TM Hasan menyetujui usul itu “demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara”.
syafruddin prawiranegara
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dijuluki “penyelamat Republik”. Dengan mengambil lokasi di suatu tempat di daerah Sumatera Barat, pemerintahan Republik Indonesia masih tetap eksis meskipun para pemimpin Indonesia seperti Soekarno-Hatta telah ditangkap Belanda di Yogyakarta. Sjafruddin Prawiranegara menjadi Ketua PDRI dan kabinetnya yang terdiri dari beberapa orang menteri. Meskipun istilah yang digunakan waktu itu “ketua”, namun kedudukannya sama dengan presiden. Sjafruddin menyerahkan mandatnya kemudian kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia sebagai negara bangsa yang sedang mempertaankan kemerdekaan dari agresor Belanda yang ingin kembali berkuasa.
Setelah menyerahkan mandatnya kembali kepada presiden Soekarno, Syafruddin Prawiranegara tetap terlibat dalam pemerintahan dengan menjadi menteri keuangan. Pada Maret 1950, selaku Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta, ia melaksanakan pengguntingan uang dari nilai Rp 5 ke atas, sehingga nilainya tinggal separuh. Kebijaksanaan moneter yang banyak dikritik itu dikenal dengan julukan Gunting Syafruddin.
PRRI . Akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat karena ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi dan juga pengaruh komunis (terutama PKI) yang semakin menguat, pada awal tahun 1958, Syafruddin Prawiranegara dan beberapa tokoh lainnya mendirikan PRRI yang berbasis di sumatera tengah dan ia di tunjuk sebagai Presidennya.
Dakwah. Setelah bertahun-tahun berkarir di dunia politik, Syafrudin Prawiranegara akhirnya memilih lapangan dakwah sebagai kesibukan masa tuanya. Dan, ternyata, tidak mudah. Berkali-kali bekas tokoh Partai Masyumi ini dilarang naik mimbar. Juni 1985, ia diperiksa lagi sehubungan dengan isi khotbahnya pada hari raya Idul Fitri 1404 H di masjid Al-A’raf, Tanjung Priok, Jakarta.
“Saya ingin mati di dalam Islam. Dan ingin menyadarkan, bahwa kita tidak perlu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada Allah,” ujar ketua Korp Mubalig Indonesia (KMI) itu tentang aktivitasnya itu.
Di tengah kesibukannya sebagai mubalig, bekas gubernur Bank Sentral 1951 ini masih sempat menyusun buku Sejarah Moneter, dengan bantuan Oei Beng To, direktur utama Lembaga Keuangan Indonesia. Syafruddin Prawiranegara meninggal pada 15 Februari 1989 di makamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan.

Biodata Syafruddin Prawiranegara
  • Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia
  • Masa jabatan : 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949
  • Pendahulu : Soekarno
  • Pengganti : Soekarno
  • Lahir          : 28 Februari 1911
  • Meninggal   : 15 Februari 1989 (umur 77)
  • Istri            : T. Halimah Syehabuddin Prawiranegara
  • Agama        : Islam
Pendidikan:
  • ELS (1925)
  • MULO,Madiun (1928)
  • AMS, Bandung (1931)
  • Rechtshogeschool, Jakarta (1939)
Karir:
  • Pegawai Siaran Radio Swasta (1939-1940)
  • Petugas Departemen Keuangan Belanda (1940-1942)
  • Pegawai Departemen Keuangan Jepang
  • Anggota Badan Pekerja KNIP (1945)
  • Wakil Menteri Keuangan (1946)
  • Menteri Keuangan (1946)
  • Menteri Kemakmuran (1947)
  • Perdana Menteri RI (1948)
  • Presiden Pemerintah Darurat RI (1948)
  • Wakil Perdana Menteri RI (1949)
  • Menteri Keuangan (1949-1950)
  • Gubernur Bank Sentral/Bank Indonesia (1951)
  • Anggota Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan & Pembangunan Manajemen (PPM) (1958)
  • Pimpinan Masyumi (1960)
  • Anggota Pengurus Yayasan Al Azhar/Yayasan Pesantren Islam (1978)
  • Ketua Korps Mubalig Indonesia (1984 – 1989 ).

BIOGRAFI LENGKAP SUTAN SYAHRIR

Biografi Sutan Syahrir "Perdana Menteri Pertama Indonesia"
Nama : Sutan Syahrir
Tanggal Lahir: 5 Maret 1909
Tempat Lahir : Padang Panjang, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal: 7 November 1966, Zürich, Swiss
Makam : TMP Kalibata, Jakarta
Warga Negara : Indonesia
Anak: Kriya Arsyah Sjahrir, Siti Rabyah Parvati Sjahrir
Istri : Maria Duchateau & Siti Wahyunah
Agama : Islam

    Biografi Sutan Syahrir    
Sutan syahrir tentu saja sebuah nama yang tak asing di telinga rakyat Indonesia. Sutan Syahrir ini sempat mencapai karier tertingginya pada saat mencapai perdana menteri pertama Indonesia. Untuk lebih lengkapnya mengenai sang perdana Menteri pertama ini, anda bisa menyimak mengenai biografi Sutan Syahrir yang telah membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kekuatan penjajahan jepang pada waktu itu. 

Salah satu penulis biografi Sutan Syahrir adalah Rosihan Anwar dengan judul biografi tokoh Nasional Kemerdekaan ini yaitu Sutan Sjahrir: Negarawan Humanis, Demokrat Sejati yang Mendahului Zamannya. Sutan Syahrir ini dilahirkan di Padang Panjang Sumatera Barat, 5 Maret 1909. Kedua orang tuanya bernama Mohammad rasad Gelar Maharaja Soetan bin Soetan leman gelar Soetan palindih dan ibunya bernama Putri Siti Rabiah. Riwayat pendidikannya di mulai di sekolah dasar ELS dan SMP di MULO Medan yang merupakan sekolah terbaik di Medan. Selanjutnya Sutan Syahrir melanjutkan pendidikannya pada sekolah menengah atas di AMS di Bandung. Sekolahan tersebut merupakan sekolahan termahal yang ada di Hindia Belanda saat itu. Setelah menamatkan sekolah menengah atasnya Sutan Syahrir melanjutkan pendidikannya di Belanda, di Universitas Amsterdam di fakultas Hukum.   

Berdasarkan biografi Sutan Syahrir yang ditulis Rosihan Anwar, saat masih mengenyam pendidikan, Syutan syahrir sudah mulai tertarik dengan dunia politik. Cerita hidup Sutan syahrir ini juga mengisahkan dirinya yang sudah mulai menjadi penggagas terbentuknya organisasi Jong Indonesie. Tidak hanya itu Sutan Syahrir juga menjadi penggerak tercetusnya Sumpah Pemuda. Pada tahun 1930 Sutan syahrir juga bergabung dengan organisasi Perhimpunan Indonesia (PI). Selanjutnya Sutan Syahrir juga bergabung dengan PNI baru yang sebelumnya sempat dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya PNI dianggap semakin Radikal sehingga Sutan Syahrir dan Moh Hatta di asingkan di Boven Digoel selama setahun dan selanjutnya dipindahkan ke banda Neira untuk masa pembuangan 6 tahun.

Semangat perjuangan menentang penjajah tidak hanya saat pemerintahan belanda, dalamBiografi Sutan Syahrir, ia masih tetap berjuang pada saat penjajahan Jepang. PNI yang semakin berkembang ia jadikan roda pergerakan kekuatan bawah tanah. Hingga akhirnya Sutan Syahrir beserta pemuda-pemuda Indonesia mendesak Soekarno Hatta untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Biografi Sutan Syahrir masih berlanjut. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Sutan Syahrir juga berperan dalam mempertahankan kemerdekaan. Yaitu dengan membentuk cabinet Syahrir I hingga Kabinet Syahrir ke III, dan mempertahankan Indonesia melalui jalur diplomasi. 

Setelah tidak memimpin kabinet, Sutan Syahrir menjadi Duta besar keliling dan penasihat Presiden Soekarno. Bersamaan itu pula biografi Sutan Syahrir menambah cerita mengenai Partai Sosialis Indonesia PSI yang merupakan partai bentukan Sutan Syahrir. Karena bergerak dalam arah komunis dan Sutan Syahrir terkait dengan kasus PRRI, Presiden membubarkan PSI pada Tahun 1960. Selama 3 tahun Sutan Syahrir dipenjara kemudian tanpa diadili sehingga menderita sakit. Atas izin yang didapat, ia boleh berobat di Swiss dan akhirnya meninggal di Swiss. Sutan Syahrir meninggal pada tanggal 9 April 1966 dan dikebumikan di TMP Kalibata dan mengakhiri kisah hidup Sutan Syahrir. 

    Karya Sutan Syahrir    
§     Pikiran dan Perjuangan, tahun 1950 (kumpulan karangan dari Majalah ”Daulat Rakyat” dan majalah-majalah lain, tahun 1931 – 1940)
§     Pergerakan Sekerja, tahun 1933
§     Perjuangan Kita, tahun 1945
§     Indonesische Overpeinzingen, tahun 1946 (kumpulan surat-surat dan karangan-karangan dari penjara Cipinang dan tempat pembuangan di Digul dan Banda-Neira, dari tahun 1934 sampau 1938).
§     Renungan Indonesia, tahun 1951 (diterjemahkan dari Bahasa Belanda: Indonesische Overpeinzingen oleh HB Yassin)
§     Out of Exile, tahun 1949 (terjemahan dari ”Indonesische Overpeinzingen” oleh Charles Wolf Jr. dengan dibubuhi bagian ke-2 karangan Sutan Sjahrir)
§     Renungan dan Perjuangan, tahun 1990 (terjemahan HB Yassin dari Indonesische Overpeinzingen dan Bagian II Out of Exile)
§     Sosialisme dan Marxisme, tahun 1967 (kumpulan karangan dari majalah “Suara Sosialis” tahun 1952 – 1953)
§     Nasionalisme dan Internasionalisme, tahun 1953 (pidato yang diucapkan pada Asian Socialist Conference di Rangoon, tahun 1953)
§     Karangan–karangan dalam "Sikap", "Suara Sosialis" dan majalah–majalah lain
§     Sosialisme Indonesia Pembangunan, tahun 1983 (kumpulan tulisan Sutan Sjahrir diterbitkan oleh Leppenas)

    Karir Sutan Syahrir    
§     Perdana Menteri pertama Republik Indonesia
§     Ketua Partai Sosialis Indonesia (PSI)
§     Ketua delegasi Republik Indonesia pada Perundingan Linggarjati
§     Duta Besar Keliling (Ambassador-at-Large) Republik Indonesia

    Penghargaan Sutan Syahrir    
§     Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Keppres nomor 76 tahun 1966



BIOGRAFI MOH. NATSIR

Nama Lengkap : Mohammad Natsir
Alias : Natsir
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Rabu, 17 Juni 1908
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, 17 Juli 1908, dengan gelar Datuk Sinaro Panjang. Ia adalah perdana menteri kelima Republik Indonesia. Ia juga pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi dan salah seorang tokoh Islam terkemuka di Indonesia.

Pada masa kecilnya Natsir belajar di HIS Solok dan di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Selanjutnya pada tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di MULO, dan kemudian melanjutkan ke AMS Bandung hingga tamat pada tahun 1930. 

Pada saat di Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan Syahrir. Pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan untuk memperdalam ilmu keagamaannya. Dengan keunggulan ilmu spiritualnya, ia banyak menulis soal-soal agama, kebudayaan, dan pendidikan.

Natsir juga dikenal sebagai pribadi yang aktif. Ia memiliki banyak pengalaman organisasi seperti menjadi Wakil Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), menjabat sebagai  Presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress), ketua Dewan Masjid se-Dunia, serta anggota Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah, dan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

Karir politik Natsir dimulai ketika pada tanggal 5 April 1950 Natsir mengajukan mosi intergral dalam sidang pleno parlemen, di mana mosi ini berhasil memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan RI (NKRI). Karena prestasi inilah Natsir diangkat menjadi perdana menteri oleh Bung Karno. Presiden RI ini menganggap Natsir mempunyai konsep untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi.
Namun posisinya sebagai Perdana menteri tidak berlangsung lama. Ia mendapat penolakan dan perlawanan dari Partai Nasional Indonesia. Terhitung dua kali anggota Partai Nasional Indonesia di parlemen memboikot sidang sehingga tak memenuhi kuorum. Akhirnya Natsir mengembalikan mandat sebagai perdana menteri.

Secara kepribadian, pria yang banyak berjasa untuk perkembangan dakwah Islam dikenal sebagai pribadi yang berbicara penuh sopan santun, rendah hati dan bersuara lembut meskipun terhadap lawan-lawan politiknya. Ia juga sangat bersahaja dan kadang-kadang gemar bercanda dengan siapa saja yang menjadi teman bicaranya. Mohammad Natsir meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada usia 84 tahun.
Riset Dan Analisa Oleh Dwi Zain

PENDIDIKAN
·         HIS Solok
·         sekolah agama Islam
·         MULO
·         AMS Bandung

KARIR
·         Perdana Menteri Ke-5 Indonesia
·         Wakil Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)
·         Presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress)
·         Ketua Dewan Masjid se-Dunia
·         Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islami
·         Pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

PENGHARGAAN
·         Pahlawan nasional diberikan pada tanggal 10 November 2008

BIGRAFI H. AGUS SALIM


Agus Salim Tokoh Pahlawan Nasional
Nama Lengkap : Agus Salim
Lahir : Sumatera Barat, 8 Oktober 1884
Meninggal :  Jakarta, 4 November 1954 (70 Tahun)
Zodiac : Balance
Profesi : Jurnalis, Diplomat
Makam  : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam

    Biografi Agus Salim    
Agus Salim terlahir sebagai anak keempat dari pasangan Soetan Mohamad Salim dan Siti Zaenab pada tanggal 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Agam Sumatera Barat. Ayahnya, seorang Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi Riau. Mashudul Haq yang berarti ``Pembela Kebenaran`` adalah nama yang diberikan oleh orang tuanya saat beliau lahir. Menelusuri jejak dalam biografi Agus Salim, kita mendapati kecerdasannya sangat menonjol dibanding teman-temannya. Terlahir dari keluarga yang berada, membuat Agus Salim dapat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Belanda tanpa hambatan. Pada usia 19 tahun, belai lulus dari HBS (Hogere Burger School) atau sekolah menengah atas saat ini dalam waktu 5 tahun dengan menyandang predikat lulusan terbaik di tiga kota yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Pada usia mudanya itu, Agus salim mampu menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang,dan Jerman.

Semangat belajar Agus Salim terus Menyala, dan berbekal sebagai lulusan terbaik dia mengajukan beasiswa kepada pemerintah Belanda untuk dapat melanjutkan sekolah Kedokteran di Belanda. Tanpa sebab yang jelas, ternyata permohonannya ditolak yang membuatnya kecewa. Disisi lain, R.A. Kartini yang hidup sejaman dengan Agus Salim, mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda untuk bisa belajar di negeri Kincir Angin tersebut. Namun,karena beliau telah menikah, yang dalam tradisi adat Jawa, tidak memperbolehkan seorang wanita yang sudah menikah jauh dari suaminya mengurungkan niat belajarnya. Mengetahui ada anak muda yang cerdas dan merupakan lulusan terbaik dari tiga kota sekaligus, maka kartini berkirim surat kepada temannya, Ny. Abendanon yang merupakan istri pejabat di negeri Belanda yang berwenang menentukan beasiswa untuk mengalihkan beasiswa kepada Agus Salim. Pengajuan pengalihan beasiswa R.A. kartini kepada Agus Salim disetujui oleh pemerintah Belanda. Membaca biografi Agus Salimkita dapati, kalau dia orang yang memiliki kemerdekaan diri yang tinggi. Beasiswa dari pemerintah Belanda justru ditolaknya, karena Ia tahu, itu bukan murni atas prestasinya, namun karena atas permintaan seorang bangsawan bernama Kartini. Dia justru merasa tersinggung atas perlakuan yang tidak adil tersebut.

Dalam biografi Agus Salim disebutkan, pada tahun 1906 bersamaan dengan gagalnya dia melanjutkan sekolah, beliau mendapatkan tawaran kerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi. Beliau menerima pekerjaan tersebut dalam kurun waktu 2 tahun antara tahun 1909 sampai 1911. Disela-sela pekerjaannya, beliau menimba ilmu lebih jauh tentang agama Islam kepada Syech Ahmad Khatib, seorang Imam di Masjidil Haram yang juga pamannya sendiri dan merupakan guru dari KH. Hasyim Asy`ari pendiri NU dan KH. Ahmad dahlan Pendiri Muhammadiyah. Selain belajar agama, beliau juga belajar mengenai ilmu diplomasi dan politik. Perpaduan ketajaman ilmu Agama, ilmu Politik, Kemampuan Bahasa asing dan kecerdasannya yang tinggi membuatnya menjadi pribadi yang disegani. Saat pulang ke tanah air, beliau langsung aktif dalam pergerakan nasional dan juga mendirikan Sekolah HIS (Hollandsche Inlandesche School.

Melanjutkan biografi Agus Salim, perjuangan politiknya diawali saat bergabung dengan Serikat Islam pada tahun 1915 yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis. Beliau sempat menjadi anggota Volksraad ( semacam DPR/MPR) dari perwakilan SI di pemerintah Hindia Belanda menggantikan seniornya HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis. Agus Salim tidak bertahan lama dan mengalami kekecewaan atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda sebagaimana pendahulunya dan berkesimpulan berjuang dari dalam tidak efektif hingga memutuskan focus berjuang melalui SI. Pada tahun 1923 SI pecah secara ideolgi menjadi SI kiri atau SI merah yang berideologikan ke ``kiri`` yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono yang menjadi cikal bakal PKI dengan SI kanan atau SI Putih yang berhaluan ideology kanan, dimana Agus Salim tergabung didalamnya dengan Tjokroaminoto. Agus Salim sering mendapat tuduhan sebagai mata-mata Belanda, namun ditepisnya dengan keberaniannya untuk mengkritik pemerintah Belanda melalui pidato-pidatonya. Agus Salim menjadi pimpinan puncak SI menggantikan HOS Tjokroaminoto yang wafat pada tahun 1934. Selain di SI, beliau mendirikan juga organisasi Jong Islamieten Bond dan melakukan perubahan pola pikir dari yang kaku ke Islam moderat dengan meniadakan hijab pemisah antara tempat duduk laki-laki dan perempuan pada kongres ke 2 Jong Islamieten Bond di Yogyakarta tahun 1927.

Membaca biografi Agus Salim lebih dalam kita menemukan keterlibatan beliau sebagai anggota PPKI yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, beliau mendapat mandate sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung. Pada Kabinet Syahrir I dan II, beliau di tunjuk menjadi Menteri Muda Luar Negeri. Begitu pula pada cabinet Hatta. Berlanjut setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh internasional, beliau ditunjuk menjadi penasihat Menteri Luar Negeri. ``The Grand Old Man`` adalah julukan terhadap Agus Salim, karena kepiawainnya dalam berdiplomasi yang tidak tertandingi pada jamannya. Salah satu contoh, beliau sangat cerdik untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia dari Negara Jerman. Negara Jerman yang merasa keturunan bangsa Arya berlaku sombong dan menganggap rendah Negara atau orang yang tidak bisa berbahasa Jerman. Maka, saat kunjungannya sebagai Menteri Luar Negeri, dia menyusun naskah pidatonya dalam Bahasa Jerman yang sangat fasih dan memukau petinggi Jerman hingga akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia.

Menelaah biografi Agus Salim, kita akan menemukannya sebagai sosok yang merdeka dalam berpikir dan bertindak. Beliau tidak mau terkungkung dalam batasan-batasan, termasuk mendobrak tradisi Minang yang menurutnya kolot. Walaupun seorang tokoh yang disegani dan sangat cerdas, penampilannya sangat sederhana,sering hanya menggunakan sarung dan peci. Beliau tidak tidak memiliki brumah tetap dan selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Di tiap kota, beliau hanya menyewa rumah yang kecil dan sederhana. Dalam hal pendidikan anak, beliau mengajarnya sendiri atau home schooling kalau dalam istilah sekarang. Hanya anaknya yang paling kecil yang disekolahkan secara formal. Beliau beranggapan, semua keahliannya tidak diperoleh disekolah formal, namun lebih karena belajar mandiri atau otodidak dengan ``learning by doing``. Beliau melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda dalam hal pendidikan dengan berujar`` saya telah melalui jalan berlumpur akibat pendidikan kolonial``. Haji Agus Salim begitu akrab panggilannya di lintasan sejarah, wafat dalam usia 70 tahun tepatnya pada 4 November 1954 dan dimakamkan di TMP Kalibata. Atas segala jasa dan perjuangannya, beliau mendapat anugerah sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang tertuang dalam Keppres nomor 657 tertanggal 27 Desember 1961.

    Pendidikan Agus Salim    
§     Europeesche Lagere School (ELS)
§     Hoogere Burgerschool (HBS)
    Penghargaan Agus Salim    
§     Pahlawan Nasional Indonesia SK Keppres nomor 657 tahun 1961
§  pahlawan Indonesia, Mengenai kehidupan Haji Agus Salim berikut profilnya. Haji Agus Salim lahir dengan namaMashudul Haq yang berarti "pembela kebenaran". Dia Lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884. Dia menjadi anak keempat Sultan Moehammad Salim, seorang jaksa di sebuah pengadilan negeri. Karena kedudukan ayahnya Agus Salim bisa belajar di sekolah-sekolah Belanda dengan lancar, selain karena dia anak yang cerdas. Dalam usia muda, dia telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger School) atau sekolah menengah atas 5 tahun pada usia 19 tahun dengan predikat lulusan terbaik di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan Jakarta.

Kehidupan Haji Agus Salim
Karena itu, Agus Salim berharap pemerintah mau mengabulkan permohonan beasiswanya untuk melanjutkan sekolah kedokteran di Belanda. Tapi, permohonan itu ternyata ditolak. Dia patah arang. Tapi, kecerdasannya menarik perhatian Kartini, anak Bupati Jepara. Sebuah cuplikan dari surat 
Kartinike Ny. Abendanon, istri pejabat yang menentukan pemberian beasiswa pemerintah pada Kartini: “Kami tertarik sekali kepada seorang anak muda, kami ingin melihat dia dikarunia bahagia. Anak muda itu namanya Salim, dia anak Sumatera asal Riau, yang dalam tahun ini, mengikuti ujian penghabisan sekolah menengah HBS, dan ia keluar sebagai juara. Juara pertama dari ketiga-tiga HBS! Anak muda itu ingin sekali pergi ke Negeri Belanda untuk belajar menjadi dokter. Sayang sekali, keadaan keuangannya tidak memungkinkan.”

Lalu, Kartini merekomendasikan Agus Salim untuk menggantikan dirinya berangkat ke Belanda, karena pernikahannya dan adat Jawa yang tak memungkinkan seorang puteri bersekolah tinggi. Caranya dengan mengalihkan beasiswa sebesar 4.800 gulden dari pemerintah ke Agus Salim. Pemerintah akhirnya setuju. Tapi, Agus Salim menolak. Dia beranggapan pemberian itu karena usul orang lain, bukan karena penghargaan atas kecerdasan dan jerih payahnya. Salim tersinggung dengan sikap pemerintah yang diskriminatif. Apakah karena 
Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan baik dan erat dengan pejabat dan tokoh pemerintah sehingga Kartini mudah memperoleh beasiswa?

Biografi Haji Agus Salim
Karir Politik Haji Agus Salim
Belakangan, Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia memperdalam ilmu agama Islam pada Syech Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram yang juga pamannya, serta mempelajari diplomasi. Sepulang dari Jedah, dia mendirikan sekolah HIS (Hollandsche Inlandsche School), dan kemudian masuk dunia pergerakan nasional. Karir politik Agus Salim berawal di SI, bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis pada 915. Ketika kedua tokoh itu mengundurkan diri dari Volksraad sebagai wakil SI akibat kekecewaan mereka terhadap pemerintah Belanda, Agus Salim menggantikan mereka selama empat tahun (1921-1924) di lembaga itu. Tapi, sebagaimana pendahulunya, dia merasa perjuangan “dari dalam” tak membawa manfaat. Dia keluar dari Volksraad dan berkonsentrasi di SI.

Pada 1923, benih

         perpecahan mulai timbul di SI. Semaun dan kawan-kawan menghendaki SI menjadi organisasi yang condong ke kiri, sedangkan Agus Salim dan Tjokroaminoto menolaknya. Buntutnya SI terbelah dua: Semaun membentuk Sarekat Rakyat yang kemudian berubah menjadi PKI, sedangkan Agus Salim tetap bertahan di SI. Karier politiknya sebenarnya tidak begitu mulus. Dia pernah dicurigai rekan-rekannya sebagai mata-mata karena pernah bekerja pada pemerintah. Apalagi, dia tak pernah ditangkap dan dipenjara seperti Tjokroaminoto. Tapi, beberapa tulisan dan pidato Agus Salim yang menyinggung pemerintah mematahkan tuduhan-tuduhan itu. Bahkan dia berhasil menggantikan posisi Tjokroaminoto sebagai ketua setelah pendiri SI itu meninggal dunia pada 1934.

Peran Haji Agus Salim
Selain menjadi tokoh SI, Agus Salim juga merupakan salah satu pendiri Jong Islamieten Bond. Di sini dia membuat gebrakan untuk meluluhkan doktrin keagamaan yang kaku. Dalam kongres Jong Islamieten Bond ke-2 di Yogyakarta pada 1927, Agus Salim dengan persetujuan pengurus Jong Islamieten Bond menyatukan tempat duduk perempuan dan laki-laki. Ini berbeda dari kongres dua tahun sebelumnya yang dipisahkan tabir; perempuan di belakang, laki-laki di depan. ”Ajaran dan semangat Islam memelopori emansipasi perempuan,” ujarnya. Agus Salim pernah menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada akhir kekuasaan Jepang. Ketika Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Kepiawaiannya berdiplomasi membuat dia dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta. Sesudah pengakuan kedaulatan Agus Salim ditunjuk sebagai penasehat Menteri Luar Negeri.

Dengan badannya yang kecil, di kalangan diplomatik Agus Salim dikenal dengan julukan The Grand Old Man, sebagai bentuk pengakuan atas prestasinya di bidang diplomasi. Sebagai pribadi yang dikenal berjiwa bebas. Dia tak pernah mau dikekang oleh batasan-batasan, bahkan dia berani mendobrak tradisi Minang yang kuat. Tegas sebagai politisi, tapi sederhana dalam sikap dan keseharian. Dia berpindah-pindah rumah kontrakan ketika di Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Di rumah sederhana itulah dia menjadi pendidik bagi anak-anaknya, kecuali si bungsu, bukan memasukkannya ke pendidikan formal. Alasannya, selama hidupnya Agus Salim mendapat segalanya dari luar sekolah. ”Saya telah melalui jalan berlumpur akibat pendidikan kolonial,” ujarnya tentang penolakannya terhadap pendidikan formal kolonial yang juga sebagai bentuk pembangkangannya terhadap kekuasaan Belanda. Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.

Dalam teori komunikasi, pola berpikir seseorang dipengaruhi oleh latar belakang hidup di lingkungannya. Seorang tokoh yang berperan dalam gerakan moderen Islam di Indonesia, Agus Salim, memiliki pola berpikir yang dipengaruhi oleh lingkungannya dalam hal sosial-intelektual. Dia adalah anak dari pejabat pemerintah yang juga berasal dari kalangan bangsawan dan agama. Jadi, sejak kecil ia hidup di lingkungan yang penuh dengan nuansa-nuansa keagamaan. Setelah menyelesaikan studi sekolah pertengahannya di Jakarta, dia bekerja untuk konsulat Belanda di Jeddah (1906-1909). Di sini dia mempelajari kembali lebih dalam tentang Islam, kendatipun dia memberi pengakuan: “meskipun saya terlahir dalam sebuah keluarga Muslim yang taat dan mendapatkan pendidikan agama sejak dari masa kanak-kanak, [setelah masuk sekolah Belanda] saya mulai merasa kehilangan iman.”

Walaupun demikian, tidak berarti bahwa Agus Salim adalah seorang yang anti-nasionalisme. Perjuangannya dalam mempersiapkan kemerdekaan bangsa kita adalah bukti bahwa dia adalah seorang yang berjiwa nasionalisme. Perjuangan Agus salim dalam meraih kemakmuran bagi rakyat Indonesia patut kita apresiasi bersama sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, kenikmatan hidup saat ini yang kita rasakan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah hasil jerih payah dari para pejuang kemerdekan dan alangkah lebih baik apabila perjuangan mereka di masa lalu dapat kita hayati untuk merevitalisasi semangat dalam diri menggali secara konsisten khazanah-khazanah keislaman, kemoderenan, dan keindonesiaan.

BIGRAFI SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh paling berpengaruh terutama di wilayah kesultanan Yogyakarta. Dilahirkan dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Beliau putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Beliau lahir pada tanggal 12 April 1912 di Sompilan Ngasem, Yogyakarta.Sebagai keturunan langsung Sultan Yogyakarta tanggal 18 Maret 1940 ia dinobatkan sebagai Sultan dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga”. Beliau adalah salah seorang Sultan yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta (1940-1988) dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama setelah kemerdekaan Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Beliau merupakan Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Beliau juga berperan dalam menyatukan negara barat dengan negara timur untuk bekerja sama tanpa meninggalkan jati diri kebangsaan, di mana Sultan waktu itu tidak bisa diperalat oleh bangsa Barat. Selain itu, beliau juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adams mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I. Beliau juga tokoh yang sangat berperan dalam peristiwa Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 selaku salah satu pemrakarsanya. Dalam peristiwa ini menyebabkan Belanda banyak mengalami kerugian. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai Wakil Presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai Wakil Presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia tanggal 8 Juni 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.  Sultan Hamengkubuwono IX juga tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara (1945-1988) dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara (1940-1988). Pada 2 Oktober 1988, beliau wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia.
Riwayat Pendidikan  
§  Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
§  Eerste Europese Lagere School (1925)
§  Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
§  Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi
Karir
§  Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
§  Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947)
§  Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 – 11 November 1947 dan 11 November 1947 – 28 Januari 1948)
§  Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949)
§  Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949)
§  Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 – 6 September 1950)
§  Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951)
§  Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
§  Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
§  Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
§  Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
§  Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
§  Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
§  Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
§  Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
§  Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
§  Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
§  Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
§  Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 – 23 Maret 1978)








BIOGRAFI I GUSTI NGURAH RAI

Biografi I Gusti Ngurah Rai Tokoh Pahlawan Nasional
Nama : I Gusti Ngurah Rai
Lahir : Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda | 30 Januari 1917
Meninggal : Marga, Tabanan, Bali | 20 November 1946 (umur 29)
Makam : Taman Makam Pahlawan Margarana Bali
Agama : Hindu
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia

    Biografi I Gusti Ngurah Rai    
I Gusti Ngurah Rai, adalah pahlawan nasional dari daerah Bali. Terkenal dengan gagasan perangnya yakni Puputan Margarana yang berarti perang secara habis-habisan di daerah Margarana (Kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali). Memiliki darah pejuang dengan tanah kelahiran Badung, Bali pada 30 Januari 1917. Ia merupakan anak camat yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Hal ini pula yang menjadikan ia berkesempatan untuk bersekolah formal di  Holands Inlandse School (HIS). Untuk mengenal lebih mendalam, mari kita ulas bersama biografi I Gusti Ngurah Rai.

Biografi I Gusti Ngurah Rai diawali dengan perjalanan pendidikannya di masa kecil. I Gusti Ngurah Rai memilih untuk mengawali pendidikan formalnya di Holands Inlandse School di Bali.  Setelah tamat dari HIS ia melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) di Malang. Selanjutnya ia memperdalam ilmu kemiliterannya di Prayodha Bali, Gianyar dilanjutkan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO) di Magelang dan pendidikan Arteri Malang. Berkat pendidikan militer yang banyak serta kecerdasan yang ia miliki, ia sempat menjadi intel sekutu di daerah Bali dan Lombok.

Biografi I Gusti Ngurah Rai  berlanjut pada masa perjuangan melawan penjajah colonial. Setelah pemerintahan Indonesia merdeka, I Gusti Ngurah Rai membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil dan di Bali dan memiliki pasukan bernama Ciung Wanara. Pasukan ini dibentuk untuk membela tanah air guna melawan penjajah di daerah Bali.  Sebagai seorang Komandan TKR di Sunda Kecil dan, ia merasa perlu untuk melakukan konsolidasi ke Yogyakarta yang menjadi markas TKR pusat. Sampai di Yogyakarta I GUsti Ngurah Rai dilantik menjadi komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan Kolonel. Sekembalinya dari Yogyakarta dengan persenjataan, I Gusti Ngurai Rai mendapati Bali telah dikuasai oleh Belanda dengan mempengaruhi raja-raja Bali. 

Biografi I Gusti Ngurah Rai berlanjut dengan meletusnya perang di Bali. Setelah kepulangannya dari Yogyakarta Ia mendapati pasukan Belanda dengan 2000 pasukan dan persenjataan lengkap dan pesawat terbang siap untuk menyerang I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan kecilnya. Bersama dengan pasukan Ciung Wanaranya, I Ngurah Rai berhasil memukul mundur pasukan Belanda pada saat itu pada tanggal 18 November 1946. Namun hal ini justru membuat pihak Belanda menyiapkan bala tentara yang lebih banyak dari Pulau Jawa, Madura dan Lombok untuk membalas kekalahannya. Pertahanan I Gusti Ngurah Rai berhasil dipukul mundur dan hingga akhirnya tersisa pertahanan Ciung Wanara terakhir di desa Margarana. Kekuatan terakhir ini pun dipukul mundur lantaran seluruhnya pasukannya jatuh ke dasar jurang. Hal ini pulalah yang diabadikan dengan istilah puputan Margarana (perang habis-habisan di daerah Margarana) pada tanggal 20 November 1946. 

Berkat usaha yang gigih memperjuangkan Bali untuk masuk menjadi kekuasaan Indonesia (sesuai kesepakatan Linggarjati hanya Sumatra, Jawa, dan Madura yang masuk kekuasaan Indonesia) Ngurah Rai mendapat gelar Bintang Mahaputra dan  dan kenaikan pangkat  menjadi Brigjen TNI (Anumerta). Ia meninggal pada usia 29 tahun dan memperoleh gelar pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 63/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975. Namanya pun diabadikan menjadi nama Bandara di kota Bali. 

    Pendidikan I Gusti Ngurah Rai    
§     HIS, Denpasar
§     MULO, Malang
§     Prayodha Bali, Gianyar, Bali
§     Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang
§     Pendidikan Artileri, Malang

    Karir I Gusti Ngurah Rai    
§     Brigjen TNI (anumerta)
§     Letnan Kolonel
§     Letnan II

    Penghargaan I Gusti Ngurah Rai    
§     Bintang Mahaputra
§     Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI no 63/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975

BIOGRAFI JENDRAL SOEDIRMAN

Biografi Jendral Sudirman Tokoh Pahlawan Nasional
Nama Lengkap : Raden Soedirman
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Kebangsaan : Indonesia
Meninggal : Magelang, 29 Januari 1950
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki
Agama : Islam


    BIOGRAFI JENDRAL SUDIRMAN    
Jendral Sudirman Pahlawan Nasional yang sangat terkenal dengan taktik bergerilya untuk melawan penjajah. Biografi Jendral Sudirman pernah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Guru bangsa, Sebuah Biografi Jenderal Sudirman yang ditulis oleh Sardiman pada tahun 2008. Beliau dilahirkan di Bodas Karang Jati Purbalingga Jawa tengah, pada hari Senin 24 Januari 1916. Beliau memiliki nama lengkap Raden Soedirman, namun lebih dikenal dengan nama jenderal Sudirman. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya bernama Karsid Kartowirodji dan ibunya Siyem. Sejak kecil jendral Sudirman dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo dan istrinya bernama Teoridowati yang merupakan sebuah keluarga Priyayi.  

Biografi Pendidikan Jendral Sudirman di mulai Hollandsch Inlandsche School, namun ketika tahun kelima Jendral Sudirman berhenti dari sekolahnya dan kemudian melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta di sekolah Taman Siswa. Setelah itu Jendral Sudirman melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomo. Jenderal Sudirman juga berbakat dalam berbagai ilmu pelajaran dan ia juga memperdalam ilmu agama. Berdasarkan buku biografi Jendral Sudirman, gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad Kholil mendidiknya dengan baik. Setelah lulus dan setelah kematian ayah tirinya beliau yang berusia 19 tahun juga sempat mengajar di sekolah Wirotomo. Jendral Sudirman juga aktif di organisasi Kepanduan Putra Muhammadiyah, beliau memimpin Hizboel Wathan.  Selanjutnya beliau juga belajar satu tahun di sekolah guru di Surakarta yaitu di Kweekschool.

Setelah itu Jenderal Sudirman juga lebih giat bergerak di organisasi kepemudaan Muhammadiyah. Jenderal Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang pintar untuk bernegosiasi. Jendral Sudirman juga menikah dengan teman saat sekolah dulunya. Perempuan yang dinikahinya bernama Alfiah dan mempunyai keturunan 4 orang putra dan seorang putri. Sebelum kedatangan tentara Jepang, jenderal Sudirman di minta oleh Belanda untuk memberi pelatihan terhadap tentara pribumi tentang pelatihan kemiliteran. Dan pada tahun 1942, kedatangan Jepang di Indonesia semakin memperburuk keadaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat pribumi. Banyak sekolah yang ada ditutup oleh Jepang, salah satunya adalah sekolah yang tempat beliau mengajar. Namun setelah beberapa waktu berlalu, dalam buku biografi Jendral Sudirman, beliau mampu bernegosiasi dengan pemerintah jepang untuk membuka sekolah y tersebut. 

Pada masa pemerintahan Jepang, berdasarkan biografi jendral Sudirman, beliau aktif memimpin organisasi bentukan Jepang yang bertujuan menjaga keamanan Indonesia dari pihak sekutu. Sudirman memimpin Syu Sangikai, bergabung dengan Pembela TanaH Air (PETA). Oleh karena itu Beliau mengikuti pelatihan di Bogor. Karena kepiwaiannya, Jendral Sudirman diangkat sebagai Komandan dan dipersenjatai dengan peralatan lengkap dan ditempatkan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa Tengah. Hingga sampai pada terjadinya Bom Atom Nagasaki dan Hirosima, jendral Sudirman membantu Soekarno hatta dan pejuang lainnya untuk mengamankan persiapan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, negara Indonesia perlu membentuk pasukan keamanan/ tentara Indonesia.

Kisah perjuangan Jendral Sudirman berlanjut dengan bergabungnya beliau dengan BKR yang akhirnya berganti menjadi TKR (yang sekarang disebut TNI). Pada masa it pangkat jendral Sudirman mulai berkembang karena keuletannya. Mulai dari pangkat colonel letnan jenderal, jenderal, hingga jenderal Besar. Selain itu jenderal Sudirman juga berperan secara langsung dalam perang Ambarawa dalam mempertahankan dan mengusir tentara sekutu yang diboncengi NICA. Setelah menyusun perjanjian linggarjati dan melawan Belanda dalam Agresi Militer ke 1 dan 2, setahun kemudian jendral sudirman meninggal karena penyakit TBC yang beliau rasakan bertahun-tahun lamanya. Demikian lah biografi Jendral Sudirman, semoga bermanfaat.
“Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.”
“Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.”
“Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.”
“Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.”
“Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.”
“Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot.”
    PENDIDIKAN JENDRAL SUDIRMAN    
§     Sekolah Taman Siswa
§     HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. 
§     Pendidikan Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor


    KARIR JENDRAL SUDIRMAN    
§     Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap
§     Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal
§     Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
§     Komandan Batalyon di Kroya

    PENGHARGAAN JENDRAL SUDIRMAN    
§     Jenderal Besar Anumerta Bintang Lima (1997)

BIOGRAFI BUNGTOMO
Perlawanan Sepuluh November Biografi Bung Tomo (Sutomo)
Nama : Sutomo (Bung Tomo)
Lahir : Surabaya, Minggu, 3 Oktober 1920
Meninggal : Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 (umur 61 tahun)
Dikenal karena : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Nama Orangtua : Kartawan Tjiptowidjojo
Pasangan : Sulistina Sutomo
Anak : 5


    Biografi Bung Tomo    
Masyarakat indonesia memperingati hari pahlawan pada sepuluh november, yang didasarkan pada peperangan besar di Surabaya antara Indonesia melawan tentara NICA yang mendompleng sekutu, peperangan yang bermula dari insiden pengibaran bendera belanda di hotel yamato ini berkembang menjadi peperangan yang menumpahkan banyak darah dan merupakan peperangan paling besar yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia yang saat itu sudah merdeka dilecehkan oleh tentara sekutu yang ternyata membawa pasukan belanda untuk merebut kembali indonesia dengan alasan melucuti tentara jepang dan membebaskan tawanan perang, biografi bung tomo akan menceritakan sejarah berdarah tersebut.

Bung tomo yang memiliki nama lengkap Soetomo adalah laki-laki kelahiran Surabaya pada tanggal 02 Oktober 1920, merupakan putra dari Kartawan Tjiptowidjojo terlahir dari keluarga kelas menengah setengah priyayi, bung tomo juga menempuh pendidikan yang hampir setara dengan anak-anak kompeni saat itu, padahal waktu itu sangat sulit mendapatkan akses pendidikan bagi warga pribumi, bung tomo muda juga aktif mengikuti berbagai macam organisasi, salah satunya adalah organisasi kepanduan bangsa indonesia yang juga merupakan organisasi cikal bakal pramuka di indonesia, bung tomo sendiri mengatakan bahwa selama bergabung dengan organisasi ini banyak sekali hal yang ia pelajari sebagai landasannya memperjuangkan negara indonesia, mengetahui biografi bung tomo merupakan hal yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda indonesia.

Bung tomo juga memiliki karir yang cemerlang di segala bidang yang pernah bung tomo geluti, diantaranya adalah sebagai jurnalist, bung tomo memiliki minat yang sangat tinggi terhadap dunia jurnalistik pada masa mudanya, puncak karir bung tomo di dunia jurnalistik adalah menjadi pemimpin redaksi pada kantor berita antara, membahas biografi bung tomo dengan pertempuran sepuluh november yang sangat sengit tidak bisa terlepas dari peran ulama-ulama dan kyai-kyai di jawa timur, diantaranya adalah KH. Wahab Chasbullah yang saat itu menjabat sebagai panglima laskar Hizbullah yang berada di garis terdepan peperangan sepuluh november. 

Selepas peperangan melawan penjajah bung tomo sempat terjun ke dunia politik dengan menjadi menteri negara Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Veteran dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi namun pada kenyataannya hati bung tomo tidak terpuaskan dan seringkali merasa kecewa dengan keputusan-keputusan politik saat itu, biografi bung tomo bisa sangat panjang jika membahas hal ini. 

Bung tomo mengalami kekecewaan yang sangat mendalam terhadap model pemerintahan orde baru yang di pimpin oleh soeharto, sehingga membuatnya menjadi lantang meneriakkan ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintahan orde baru, sehingga pada puncaknya bung tomo sempat dipenjara oleh pemerintah orde baru yang merasa khawatir dengan protes dan kritik yang dilakukan oleh bung tomo, demikian biografi bung tomo semoga dapat meningkatkan rasa nasionalisme kita.

“Merdeka atau mati !”
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga."
“Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka”

    Karir Bung Tomo    
§     KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
§     Gerakan Rakyat Baru
§     Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran, 1955-1956
§     Menteri Sosial Ad Interim, 1955-1956
§     Anggota DPR yang mewakili Partai Rakyat Indonesia, 1956-1959

    Penghargaan Bung Tomo    
§     Pahlawan Nasional 

BIOGRAFI JENDERAL AHMAD YANI

Biografi Jenderal Ahmad Yani "Sang Pahlawan Revolusi"
Nama : Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
Tanggal Lahir : 19 Juni 1922
Tempat Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal : 1 Oktober 1965 (umur 43), Jakarta
Makam : Taman Makam Pahlawan di Kalibata
Zodiak : Libra
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
Anak : 8
Agama : Islam

    Biografi Ahmad Yani    
Ahmad Yani dilahirkan pada 19 Juni 1922 di Purworejo Jawa Tengah di keluarga Wongsoredjo. Ahmad yani ikut pindah keluarganya ke Batavia pada tahun 1927. Ahmad Yani menjalani pendidikan dasar di HIS (Setingkat Sekolah Dasar)Bogor selesai pada tahun 1935. Berlanjut dengan menempuh pendidikannya ke MULO (setingkat SMP), berada pada kelas B Afd dikota yang sama yaitu Bogor. Di biografi Jenderal Ahmad Yani disebutkan, selepas selesai dari MULO pada tahun 1938, Ia pindah ke Jakarta untuk melanjutakan pendidikan ke AMS (setingkat SMU) masuk pada bagian B dan hanya bertahan sampai kelas dua karena kena wajib militer.

Pada tahun 1940, pemerintah Hindia Belanda melakukan kebijakan wajib militer. Dari sisnilah pendidikan Militer Ahmad Yani dimulai. Ahmad Yani mempelajari tentang topografi militer di Malang jawa Timur, namun belum sempat selesai terganggu oleh kedatangan pasukan Jepang pada tahun 1942. Ia dan keluarganya kembali ke daerah Jawa Tengah. Dalam biografi Jenderal Ahmad Yani disebutkan, pada tahun 1943 Ia bergabung dengan pasukan Peta (Pembela Tanah Air) dan menjalani pelatihan di Magelang. Tahap selanjutnya, Ia menjalani pendidikan komandan peleton Peta di Bogor jawa Barat. Selesai dari Bogor, kembali lagi ke Magelang dan menjadi instruktur. Pada tahun tersebut, dia mengawali karier militer dengan pangkat Sersan

Pada masa awal kemerdekaan, ahmad yani bergabung dengan tentara Republik Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang masih terus merongrong. Ahmad Yani membentuk battalion dan dirinya yang menjadi komandan serta menorehkan kemenangan pertama di Magelang, saat belanda mencoba mengambil alih Magelang dan digagalkan oleh dirinya beserta pasukan. Maka Ahmad Yani mendapat Julukan ``Juruselamat Magelang``. Pada biografi Jenderal ahmad yani disebutkan, setelah terbentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia ditugaskan menjadi komandan TKR di Purwokerto. Saat terjadi Agreis Militer Belanda Pertama, ahmad yani dan pasukannya yang berada didaerah Pingit berhasil menghalau serangan Belanda melalui perang gerilya. Agresi Militer Belanda yang kedua dilancarkan kembali, Dia diberikan kepercayaan sebagai komandan Wehrkreise II untuk wilayah pertahanan Kedu. Setelah Indonesia berdaulat, muncul gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) diwilayah Jawa Tengah. Ahmad Yani ditugaskan untuk menumpas pemberontakan tersebut. Dalam rangka tugas tersebut ahmad Yani membentuk pasukan khusus yang diberi nama ``The Banteng Raiders``. Pasukan DI/TII berhasil dikalahkan. Ia bertugas di staf Angkatan Darat.

Pada lintasan biografi Jenderal Ahmad Yani dijelaskan, pada Desember 1955 Ia mendapat tugas belajar selama 9 bulan di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenwort, Texas kembali pada 1956. Kemudian mengikuti pendidikan dua bulan pada special Warfare Course di Inggris. Setelahnya, Ahmad Yani dipindah ke Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta menjadi anggota staf umum untuk Abdul Haris Nasution. Selanjutnya menjabat Asisten Logistik Kepala Staf angkatan darat. Karirnya naik menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat untuk organisasi dan kepegawaian. Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera Barat. Saat itu ia berpangkat kolonel dan mendapat mandate sebagai komandan komando Operasi 17 Agustus dan berhasil menumpas pemberontak. Keberhasilannya menjadikan Ia mendapat promosi jabatan pada 1 September 1962 menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat ke-2. Setahun kemudian, tepatnya 13 November 1963 menjadi Panglima Angkatan Darat yang otomatis menjadi Menteri di Kabinet Presiden Soekarno.

Pada era akhir kepemimpinan, Presiden Soekarno lebih condong kepada haluan Komunis dan memaksakan ideologi Nasakom. Pada tanggal 31 Mei 1965, Ahmad yani dan nasution juga bersebrangan pendapat dengan PKI tentang rencana pembentukan tentara angkatan kelima, yaitu buruh dan tani yang dipersenjatai. Pada saat PKI melancarkan Gerakan 30 September, Ahmad yani menjadi menjadi salah satu target operasi tersebut. Pada tanggal tersebut, rumah Ahmad yani di Jalan Latuhahary No.6 di Menteng Jakarta Pusat, dikepung oleh sekitar 200 orang. Para penculik masuk kerumah Ahmad Yani, masuk ke rumah dan memaksa Ahmad Yani untuk ikut mereka dan mengatakan akan dihadapkan pada Presiden. Ahmad yani meminta untuk mandi dan berganti pakaian, namun ditolak oleh para penculik dan terjadi insiden hingga penembakan yang menewaskan Ahmad Yani pada 1 Oktober dini hari di depan kamar tidurnya. Penculik membawa jenazah Ahmad Yani ke Lubang Buaya di Jakarta Timur dan dimasukkan ke dalam sumur bekas bersama para Jenderal yang dibunuh lainnya. Dalam rekam sejarah biografi Jenderal Ahmad Yani disebutkan, Jenazah para korban G-30 S PKI diangkat dari sumur pada tanggal 4 Oktober 1965 dan di makamkan di TMP Kalibata tanggal 5 setelah melalui upacara kenegaraan. Ahmad Yani dan rekan-rekannya yang terbunuh, dinyatakan sebagai Pahlawan Revolusi melalui Keppres Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Jenderal Anumerta. Kini bekas rumah Ahmad yani dijadikan sebagai museum public yang suasananya dibuat sama dengan kondisi semula tahun 1965. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Namanya kini terkenang sebagai nama jalan hampir di tiap kota seluruh Indonesia.

    Pendidikan    
§     HIS (setingkat SD) Bogor, tamat tahun 1935
§     MULO (setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun 1938
§     AMS (setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun 1940
§     Pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang
§     Pendidikan Heiho di Magelang
§     PETA (Tentara Pembela Tanah Air) di Bogor
§     Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, Amerika Serikat, tahun 1955
§     Special Warfare Course di Inggris, tahun 1956

    Bintang Kehormatan    
§     Bintang RI Kelas II
§     Bintang Sakti
§     Bintang Gerilya
§     Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
§     Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
§     Satyalancana G: O.M. I dan VI
§     Satyalancana Sapta Marga (PRRI)
§     Satyalancana Irian Barat (Trikora)
§     Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958) dan lain-lain

    Penghargaan    
§     Pahlawan Revolusi (SK Presiden Nomor 111/KOTI/1965)

BIOGRAFI KOLONEL KAWILARANG
* Nama : – KAWILARANG, Alexander Evert
* Nama Populer/Alias : – Alex Kawilarang
* Pangkat : – Kolonel Inf. TNI Purn. (Mayor Jenderal Permesta)
* Tempat & Tgl Lahir : – Maeestercornelis(Jatinegara)/Jakarta, 23 Februari 1920
* Tanggal  Meninggal : – 6 Juni 2000 di RSCM Jakarta
Peranan-Peranan Penting dalam hidup beliau:
– Memimpin Pasukan Ekspedisi dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar, Republik Maluku Selatan/RMS, Pemberontakan Kahar Muzakhar
– Merintis pembentukan komando pasukan khusus TNI dengan nama Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar – Jawa Barat (April 1951). Setahun kemudian diambil alih oleh Markas Besar AD (MBAD) sebagai RPKAD (Resimen Para Komando AD) lalu berturut-turut berubah nama menjadi Palu RPKAD, Kopassandha, terakhir Kopassus (Komando Pasukan Khusus)
– Terlibat dalam kelompok pro-Peristiwa 17 Oktober 1952 dalam menentang campur tangan pemerintah dlm urusan militer
– Sebagai Panglima Besar Angkatan Perang PERMESTA
Langkah Kolonel Alex Kawilarang yang sulit dilupakan masyarakat politik pada tahun limapuluhan ialah ketika ia menempeleng Letkol Soeharto di Makassar saat sedang menumpas pemberontakan RMS dan pasukan KNIL/KL (KNIL=Koninklijke Nederlands Indisch Leger /Tentara Hindia Belanda, KL=Koninlijk Leger /Tentara Kerajaan Belanda). Kolonel Alex Kawilarang marah karena selaku Panglima TT-VII/TTIT ia baru melaporkan kepada Presiden Soekarno (tanggal 4-5 Agustus) bahwa keadaan di Makassar sudah aman. Tetapi Soekarno menyodorkan radiogram yang baru diterimanya bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar hari Jumat, tanggal 5 Agustus. Ternyata pasukan yang harus mempertahankan kota Makassar yaitu Brigade Garuda Mataram telah melarikan diri ke Lapangan Udara Mandai. Maka tidaklah mengherankan bahwa Kolonel Alex Kawilarang menjadi marah dan hari Senin ini buru² kembali ke Makassar. Setibanya di lapangan udara Mandai ia langsung memarahi komandan Brigade Garuda Mataram Letkol Soeharto: “sirkus apa²an nih?” kata Kolonel Alex Kawilarang sambil menempeleng pipi Letkol Soeharto.
Maka dapatlah dimengerti, akibat peristiwa tersebut, hingga saat Alex Kawilarang meninggal, Presiden Soeharto tidak pernah berbicara dengan bekas atasannya itu. Penghargaan kepada A.E. Kawilarang secara resmi baru diberikan pada 1999 yang lalu, sewaktu Presiden B.J. Habibie berkuasa.
Berikut sekelumit berita di salah satu koran nasional mengenai upacara penyematan anggota pembaretan anggota kehormatan Korps Baret Merah yang dierimanya tahun 1999 setelah Soeharto lengser:
Dalam suatu upacara yang berlangsung hanya satu hari sebelum HUT Komando Pasukan Khusus TNI-AD (Kopassus) pada 16 April 1999, Kolonel (Purnawirawan) Alexander Evert Kawilarang (79 tahun) mendapat pembaretan sebagai anggota kehormatan Korps Baret Merah, 47 tahun sesudah ia memerintahkan dibentuknya Kesatuan Komando TT III yang merupakan cikal bakal Kopassus sekarang.
Nama Kawilarang selalu diucapkan pada setiap ulang tahun Korps Baret Merah diadakan di Cijantung, tetapi selama ini pula hanya disebut-sebut saja; sementara puluhan orang yang dianggap berjasa pada pembentukan dan pengembangan pasukan elite tersebut sudah mendapat penghargaan khusus; antara lain mantan ajudannya Kapten (kemudian Jenderal) M. Jusuf dan paling akhir adalah Jenderal Besar AH Nasution. Malah bekas ajudan yang lain, Kapten Yogie SM menjadi komandan Kopassandha.
Bagaimana pasukan istimewa terbentuk? Secara resmi disebutkan bahwa ide membentuk sebuah pasukan hebat justru didapat oleh Letkol Slamet Riyadi ketika memimpin pasukan melawan RMS di wilayah Maluku. Tetapi yang menjadi pelaksana pembentukannya justru adalah A.E. Kawilarang. ”..untuk melawan gerakan-gerakan gerombolan yang mobil itu, saya perhitungkan, perlu dibentuk suatu kesatuan yang terlatih bertempur secara kesatuan kecil sampai dengan dua orang saja, dan all round. Dan itu harus diciptakan, diadakan…” demikian tulis dalam biografinya Untuk Sang Merah-Putih (Pustaka Sinar Harapan, 1988).
Sebagai Panglima Tentara dan Teritorium (T&T) III atau Panglima Siliwangi di Jawa Barat yang paling banyak menghadapi gangguan keamanan, tentu saja Kawilarang adalah yang paling concern mengenai kualitas pasukan. Dan secara kebetulan ia mengenal seorang mantan perwira Belanda yang bernama Visser (kemudian namanya jadi M. Ijon Janbi) dan kemudian dijadikan sebagai komandan dan sekalipun pelatih pasukan istimewa itu.
Ketika pasukan tersebut sudah terbentuk dan efektif dalam menghadapi gangguan keamanan; maka kesatuan itu diambilalih oleh markas besar TNI dan namanya berubah menjadi Kesatuan Komando AD (KKAD) dan kini jadi Kopassus.
Tenggelam
Meskipun nama AE Kawilarang dianggap identik dengan Korps Baret Merah dan juga Siliwangi, tetapi namanya kemudian tenggelam setelah pada tahun 1958, selaku Atase Militer RI di Washington DC, ia meminta berhenti dari jabatannya dan pergi ke Sulawesi Utara. Dalam istilah pada waktu itu, Kawilarang yang begitu berjasa bagi RI kemudian ”bergabung” dengan pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara. Banyak teman atau anak buahnya tidak setuju dengan perkataan ”bergabung dengan pemberontakan” tersebut, tetapi suasana politik tidak mendukung, dan PKI yang mulai memperkuat kedudukan terus mengipas-ngipasi masalah itu.
Pada tahun 1961, ketika keamanan mulai pulih kembali; di Sulawesi Utara diaturlah suatu upacara militer resmi untuk ”menerima kembali” bekas Kol. Kawilarang dan sejumlah besar pengikutnya yang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Yang menerima kembali adalah seorang perwira senior Letjen Hidayat Wakasad yang adalah teman lamanya. Tidak dipakai istilah ”menyerahkan diri” karena memang dianggap tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang.
Meskipun ia diterima kembali di Jakarta, kariernya selesai begitu dan banyak pihak yang menghindar bertemu dengannya. Katanya dalam bukunya, ”…baru sesudah peristiwa Oktober 1965 saya dan teman-teman saya dapat bernapas lebih lega dan mulai kelihatan terang untuk tahun-tahun kemudian. Di tahun 1966 ada seorang yang bertanya, ”apakah sudah direhabilitasi?” Saya jawab, siapakah yang harus merehabilitasi siapa?” Ia konon malah tidak tahu apakah ia berkedudukan sebagai ”bekas” Kolonel atau Kolonel Purnawirawan, suatu kedudukan yang diberikan bila pensiun secara normal.
Jadi dalam status yang tidak jelas, AE Kawilarang hidup dengan tenang dan seolah pasrah dengan apa yang dipunyainya, meskipun ia pernah tidak diundang pada HUT Siliwangi (sesuatu yang pernah dialami pula oleh AH Nasution di masa Orba). Para bekas anak buah serta teman-temannya yang masih mempunyai jalur dan kekuasaan kemudian dengan susah payah mengusahakan agar Bintang Gerilya bisa diberikan kepadanya. Dan penghargaan tersebut disematkan ketika ia terbaring di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta beberapa tahun lalu. Tetapi sejarah tidak melupakannya, Baret Merah dan anggota kehormatan Kopassus walaupun amat terlambat, merupakan pengakuan jasanya yang amat besar bagi kelahiran Kopassus.
12925017041809867801
BREVET KOMANDO – Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Syahrir menyematkan Brevet Komando Kehormatan, Pisau Komando dan Baret Merah kepada Kolonel A.E. Kawilarang yang dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Kopassus, di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (15/4/99) siang.

BIOGRAFI ISMAIL MARZUKI

Biografi Ismail Marzuki "Mendendangkan Api Perjuangan" Tokoh Pahlawan Nasional
Nama Lengkap : Ismail Marzuki
Tempat Lahir :
 Batavia, Indonesia
Tanggal Lahir :
 Senin, 11 Mei 1914
Meninggal :
 Jakarta, 5 Januari 1958 (umur 44)
Makam : TPU Karet Bivak, Jakarta
Istri :
 Eulis Zuraidah
Agama :
 Islam
Zodiac :
 Taurus
Warga Negara :
 Indonesia



    Biografi Ismail Marzuki    
Ismail Marzuki atau Bang Maing sapaan akrapnya adalah putra Betawi, lahir pada 11 Mei 1914 di Kwitang, Senen, Batavia atau Jakarta Sekarang ini. Beliau merupakan komponis besar yang telah menciptakan lebih dari 200 lagu. Lagu-lagunya yang melegenda diantaranya sepasang mata bola, Rayuan pulau kelapa yang merupakan lagu penutup siaran TVRI pada jaman Orde Baru, Indonesia Pusaka, dan masih banyak lagi. Pada biografi Ismail Marzuki disebutkan, bahwa ibunya meninggal saat usianya masih tiga bulan sehingga sosok ibu digantikan oleh Anie Haminah, kakak kandungnya yang berumur sebelas tahun diatasnya.

Masa pendidikan Ismail Marzuki dimulai dengan belajar di HIS Idenburg, Menteng sampai kelas 7, berlanjut ke MULO di jalan Menjangan, Jakarta. Selepas mendapat ijazah MULO dan kemampuan berbahasa Inggris dan Belanda, ia bekerja di Socony servie Station untuk beberapa saat hingga kemudian pindah ke perusahaan dagang KK Nies. Ia senang bekerja pada perusahaan yang merekam piringan hitam dan menjual alat-alat music, karena disinilah bakatnya dibidang music bisa tersalurkan. Dalam biografi Ismail Marzuki disebutkan, hobinya dengan music terpupuk dengan baik saat usia sekolah ayahnya membelikan alat music seperto harmonica, mandolin dan lainnya. Dengan alat music tersebut ia aktif mengasah kemampuannya bermain music dan mampu menciptakan lagu pada usia 17 tahun dengan judul O Sarinah.

Karir bermusik Ismail Marzuki dimulai sejak ia bergabung dengan perkumpulan orkes Lief Java dibawah pimpinan Hugo Dumas pada tahun 1936. Di grup inilah kemampuannya terus terasah dan meningkat dengan pesat. Kreatifitasnya dalam mengaransemen lagu dengan genre yang beragam, lagu Barat, Irama Keroncong dan Langgam Melayu sangat diapresiasi. Ia orang pertama yang mengganti harmonium pompa dalam langgam melayu dengan instrument akordean. Mengikuti karirnya dalam biografi Ismail Marzuki sungguh menarik. Pada tahun 1937 beberapa lagu Bang maing seperti O Sarinah, Ali Baba Rumba, dan Olhe Lheu Dari Kotaradja direkam dalam piringan hitam dan mendapat sambutan yang sangat antusias dari para penggemar music. Pada tahun 1938, Ia membawakan lagu bertajuk Duduk Termenung untuk mengisi suara dalam film Terang Bulan, karena Rd. Muchtar selaku pemerannya tidak dapat menyanyikannya. Sukses di dunia film, Ia diundang dalam serangkaian pementasan di Singapura dan Malaysia. Pada tahun 1939, Ia menciptakan lagu berjudul Als De Orchideen Bloeien yang mampu memukau hati penggemar diseluruh tanah air hingga melintas ke negeri Belanda.

Menelaah lebih dalam biografi Ismail Marzuki, kita jadi mengetahui kalau Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan melalui syair lagu. Lagu-lagu yang Ia ciptakan mampu membakar semangat perlawanan rakyat pribumi terhadap para penjajah. Ia menggubah lagu Indonesia Pusaka dan Bisikan Tanah air yang berujung pada pemanggilan dirinya oleh Kenpetai, karena lagunya yang disiarkan secara luas melalui radio dianggap memprovokasi rakyat untuk melawan penjajah Jepang. Ia menciptakan mars Gagah Perwira untuk memberi semangat perjuangan kepada para pasukan Peta (Pembela Tanah Air). Sedangkan lagu Rayuan Pulau Kelapa, Ia ciptakan pada tahun 1944.

Pada biografi Ismail Marzuki, sisi kehidupan pribadinya terungkap, kalau Ia menikah dengan Eulis Zuraidah. Ia memiliki anak angkat bernama Rachmi Aziah, sedangkan sampai akhir hayatnya Ia tidak dikaruniai anak kandung yang terlahir dari Rahim istrinya. Tahun 1956, Ia menulis lagu berjudul Inikah Bahagia saat sedang sakit. Menjalani masa sakit selama dua tahun hingga akhirnya pada tanggal 25 Mei 1958 Ia meninggal dunia dalam usia 44 tahun. Namanya terkenang sepanjang masa dan terabadikan lewat Pusat Kebudayaan dan Sastra di Salemba Jakarta Pusat dengan nama Taman Ismail Marzuki. Ia dianugerahi sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden No 089/TK/ tahun 2004.

    Penghargaan Ismail Marzuki    
§     Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden No 089/TK/ tahun 2004
§     Namanya diabadikan sebagai pusat seni dan kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM), 1968
Ismail Marzuki
Nama Lengkap : Ismail Marzuki
Alias : Ismail
Profesi : Musisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Senin, 11 Mei 1914
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis yang aktif dan produktif. Dia lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Karya-karyanya seolah tak akan pernah padam hingga kini. Kesyahduan, lirik yang penuh jiwa nasionalis-romantis, syair yang kuat, melodi yang indah, serta memiliki nilai keabadian yang tinggi adalah ciri khas hasil karya komposer pelopor senior, Ismail Marzuki.

Ada lebih dari 250 karyanya yang beberapa di antaranya masih sering dilantun-dengarkan hingga kini, di antaranya adalah Indonesia Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya itu, lagunya yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 pun beberapa waktu lalu sempat diputar setiap harinya oleh TVRI.

Memulai karir sebagai komponis, lagu pertama yang dihasilkan pria yang akrab disapa Ismail ini adalah lagu "O Sarinah" sebuah lagu yang bercerita mengenai kondisi kehidupan bangsa yang tertindas pada tahun 1931. Dalam bermusik, anak kampung Kwitang ini dikenal mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Selain itu, ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang mewarnai sejarah dan dinamika musik Indonesia.

Beragam sisi nasionalisme dan romantisme berhasil digabungkan oleh pria yang namanya diabadikan sebagai pusat taman seni budaya yang ada di Jakarta pada tahun 1968 ini melahirkan sebuah lagu dengan syair yang kuat dan bermakna sangat dalam jika dilihat dari sisi melodia. Jenis karyanya memang terkenal sangat beragam, bahkan ia juga menciptakan lagu keroncong yang ia beri judul Bandung Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.

Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang di usia 44 tahun. Meski Ismail telah tiada, namun karyanya abadi hingga kini Seperti karyanya yang memberikan kesan keabadian. Berkat karya-karyanya yang fenomenal, Ismail mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004 setelah sebelumnya namanya diabadikan sebagai nama pusat seni yang ada di Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Meski begitu, ada karyanya yang hingga kini masih diperdebatkan oleh masyarakat yaitu lagu "Halo-halo Bandung".
Riset dan Analisa oleh Atiqoh Hasan
KARIR
·         Komponis
PENGHARGAAN
·         Pahlawan Nasional, 2004
·         Namanya diabadikan sebagai pusat seni dan kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM), 1968


Tidak ada komentar:

Posting Komentar