Nama : Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
Tanggal Lahir : 19 Juni 1922
Tempat Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal : 1 Oktober 1965 (umur 43), Jakarta
Tanggal Lahir : 19 Juni 1922
Tempat Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal : 1 Oktober 1965 (umur 43), Jakarta
Makam : Taman Makam Pahlawan di Kalibata
Zodiak : Libra
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
Anak : 8
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
Anak : 8
Agama : Islam
Biografi Ahmad Yani
Ahmad Yani
dilahirkan pada 19 Juni 1922 di Purworejo Jawa Tengah di keluarga Wongsoredjo.
Ahmad yani ikut pindah keluarganya ke Batavia pada tahun 1927. Ahmad Yani menjalani
pendidikan dasar di HIS (Setingkat Sekolah Dasar)Bogor selesai pada tahun 1935.
Berlanjut dengan menempuh pendidikannya ke MULO (setingkat SMP), berada pada
kelas B Afd dikota yang sama yaitu Bogor. Di biografi Jenderal Ahmad Yani disebutkan,
selepas selesai dari MULO pada tahun 1938, Ia pindah ke Jakarta untuk
melanjutakan pendidikan ke AMS (setingkat SMU) masuk pada bagian B dan hanya
bertahan sampai kelas dua karena kena wajib militer.
Pada tahun
1940, pemerintah Hindia Belanda melakukan kebijakan wajib militer. Dari
sisnilah pendidikan Militer Ahmad Yani dimulai. Ahmad Yani mempelajari tentang
topografi militer di Malang jawa Timur, namun belum sempat selesai terganggu
oleh kedatangan pasukan Jepang pada tahun 1942. Ia dan keluarganya kembali ke
daerah Jawa Tengah. Dalam biografi Jenderal Ahmad Yani disebutkan,
pada tahun 1943 Ia bergabung dengan pasukan Peta (Pembela Tanah Air) dan
menjalani pelatihan di Magelang. Tahap selanjutnya, Ia menjalani pendidikan
komandan peleton Peta di Bogor jawa Barat. Selesai dari Bogor, kembali lagi ke
Magelang dan menjadi instruktur. Pada tahun tersebut, dia mengawali karier
militer dengan pangkat Sersan
Pada masa
awal kemerdekaan, ahmad yani bergabung dengan tentara Republik Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang masih terus merongrong. Ahmad Yani
membentuk battalion dan dirinya yang menjadi komandan serta menorehkan
kemenangan pertama di Magelang, saat belanda mencoba mengambil alih Magelang
dan digagalkan oleh dirinya beserta pasukan. Maka Ahmad Yani mendapat Julukan
``Juruselamat Magelang``. Pada biografi Jenderal ahmad yani disebutkan,
setelah terbentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia ditugaskan menjadi komandan
TKR di Purwokerto. Saat terjadi Agreis Militer Belanda Pertama, ahmad yani dan
pasukannya yang berada didaerah Pingit berhasil menghalau serangan Belanda
melalui perang gerilya. Agresi Militer Belanda yang kedua dilancarkan kembali,
Dia diberikan kepercayaan sebagai komandan Wehrkreise II untuk wilayah
pertahanan Kedu. Setelah Indonesia berdaulat, muncul gerakan pemberontakan yang
dilakukan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) diwilayah Jawa
Tengah. Ahmad Yani ditugaskan untuk menumpas pemberontakan tersebut. Dalam
rangka tugas tersebut ahmad Yani membentuk pasukan khusus yang diberi nama
``The Banteng Raiders``. Pasukan DI/TII berhasil dikalahkan. Ia bertugas di
staf Angkatan Darat.
Pada
lintasan biografi Jenderal Ahmad Yani dijelaskan, pada
Desember 1955 Ia mendapat tugas belajar selama 9 bulan di Komando dan Staf Umum
College, Fort Leavenwort, Texas kembali pada 1956. Kemudian mengikuti
pendidikan dua bulan pada special Warfare Course di Inggris. Setelahnya, Ahmad
Yani dipindah ke Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta menjadi anggota staf
umum untuk Abdul Haris Nasution. Selanjutnya menjabat Asisten Logistik Kepala
Staf angkatan darat. Karirnya naik menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat
untuk organisasi dan kepegawaian. Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan PRRI
(Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera Barat. Saat itu ia
berpangkat kolonel dan mendapat mandate sebagai komandan komando Operasi 17
Agustus dan berhasil menumpas pemberontak. Keberhasilannya menjadikan Ia
mendapat promosi jabatan pada 1 September 1962 menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan
Darat ke-2. Setahun kemudian, tepatnya 13 November 1963 menjadi Panglima
Angkatan Darat yang otomatis menjadi Menteri di Kabinet Presiden Soekarno.
Pada era
akhir kepemimpinan, Presiden Soekarno lebih condong kepada haluan Komunis dan
memaksakan ideologi Nasakom. Pada tanggal 31 Mei 1965, Ahmad yani dan nasution
juga bersebrangan pendapat dengan PKI tentang rencana pembentukan tentara
angkatan kelima, yaitu buruh dan tani yang dipersenjatai. Pada saat PKI
melancarkan Gerakan 30 September, Ahmad yani menjadi menjadi salah satu target
operasi tersebut. Pada tanggal tersebut, rumah Ahmad yani di Jalan Latuhahary
No.6 di Menteng Jakarta Pusat, dikepung oleh sekitar 200 orang. Para penculik
masuk kerumah Ahmad Yani, masuk ke rumah dan memaksa Ahmad Yani untuk ikut
mereka dan mengatakan akan dihadapkan pada Presiden. Ahmad yani meminta untuk
mandi dan berganti pakaian, namun ditolak oleh para penculik dan terjadi
insiden hingga penembakan yang menewaskan Ahmad Yani pada 1 Oktober dini hari
di depan kamar tidurnya. Penculik membawa jenazah Ahmad Yani ke Lubang Buaya di
Jakarta Timur dan dimasukkan ke dalam sumur bekas bersama para Jenderal yang
dibunuh lainnya. Dalam rekam sejarah biografi Jenderal Ahmad Yani
disebutkan, Jenazah para korban G-30 S PKI diangkat dari sumur pada tanggal 4
Oktober 1965 dan di makamkan di TMP Kalibata tanggal 5 setelah melalui upacara
kenegaraan. Ahmad Yani dan rekan-rekannya yang terbunuh, dinyatakan sebagai
Pahlawan Revolusi melalui Keppres Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan
secara anumerta menjadi Jenderal Anumerta. Kini bekas rumah Ahmad yani
dijadikan sebagai museum public yang suasananya dibuat sama dengan kondisi semula
tahun 1965. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Namanya kini terkenang
sebagai nama jalan hampir di tiap kota seluruh Indonesia.
Pendidikan
·
HIS (setingkat SD) Bogor, tamat tahun 1935
·
MULO (setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun 1938
·
AMS (setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun 1940
·
Pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang
·
Pendidikan Heiho di Magelang
·
PETA (Tentara Pembela Tanah Air) di Bogor
·
Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, Amerika
Serikat, tahun 1955Special Warfare Course di Inggris, tahun 1956
Bintang Kehormatan
·
Bintang RI Kelas II
·
Bintang Sakti
·
Bintang Gerilya
·
Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
·
Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
·
Satyalancana G: O.M. I dan VI
·
Satyalancana Sapta Marga (PRRI)
·
Satyalancana Irian Barat (Trikora)
·
Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958) dan lain-lain
Penghargaan
http://www.biografipahlawan.com/2014/11/biografi-jenderal-ahmad-yani.html diunduh pada 07
September 2016, pukul 10.57
RIWAYAT HIDUP :
·
HIS
(setingkat SD) Bogor, tamat tahun 1935
·
MULO
(setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun 1938
·
AMS
(setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun 1940
PENDIDIKAN MILITER :
·
Pendidikan
militer pada Dinas Topografi Militer di Malang
·
Pendidikan
Heiho di Magelang
·
Tentara
Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
·
Command and
General Staf College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA, tahun 1955
·
Spesial
Warfare Course di Inggris, tahun 1956
RIWAYAT KARIR
Jabatan terakhir : Menteri Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) sejak tahun 1962
Bintang Kehormatan :
Jabatan terakhir : Menteri Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) sejak tahun 1962
Bintang Kehormatan :
·
Bintang RI
Kelas II
·
Bintang
Sakti
·
Bintang
Gerilya
·
Bintang
Sewindu Kemerdekaan I dan II
·
Satyalancana
Kesetyaan VII, XVI
·
Satyalancana
G:O.M. I dan VI
·
Satyalancana
Sapta Marga (PRRI)
·
Satyalancana
Irian Barat (Trikora)
·
Ordenon
Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958)
·
Tanda
Penghormatan : Pahlawan Revolusi
http://www.biografiku.com/2010/02/biografi-jendral-ahmad-yani.html diunduh pada 07
September 2016, pukul 10.57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar